Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
7 Kue Tradisional di Pasar Juadah Pontianak yang Diburu untuk Takjil
8 Mei 2019 15:13 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Salah satu yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Kalimantan Barat saat bulan Ramadan adalah Pasar Juadah yang berada di halaman Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Seolah sudah jadi kekhasan, pasar ini muncul di bulan Ramadan dan selalu dibanjiri pengunjung.
ADVERTISEMENT
Pasar Juadah adalah tempat menjual makanan dan minuman (takjil) berbuka puasa. Di sini beberapa pelapak menjual beragam jenis menu takjil dan minuman yang begitu menggoda selera. Mulai dari makan yang biasa atau sering kita lihat hingga makanan yang jarang ditemui. Berikut ini beberapa makanan jarang ditemui namun hadir di Pasar Juadah Pontianak.
Makanan yang terbuat dari bahan dasar ubi atau singkong ini selalu menjadi andalan di saat bulan puasa. Direndam dalam kuah santan yang gurih membuat cita rasa dari doko-doko sulit untuk diungkapka. Kue yang juga sering disebut roko-roko ini sudah jarang sekali untuk dijumpai di Pontianak. Nah, buat kamu yang ingin merasakan kembali makanan berwarna hijau ini bisa datang ke Pasar Juadah dan cukup merogoh kocek Rp 5.000.
ADVERTISEMENT
Kalau ini merupakan salah satu kue tradisional Pontianak yang sangat terkenal. Kue bingke memiliki cita rasa yang manis dan gurih serta tekstur lembut. Kue yang berbentuk bunga ini terbuat dari tepung terigu, telur, susu, dan santan, kemudian dimatangkan di dalam oven.
Kue bingke memiliki banyak variasi rasa. Seperti bingke original, bingke berendam yang paling banyak disukai, bingke durian, bingke keju, bingke umbi rambat, bingke coklat, bingke kentang ,dan bingke jagung. Di Pasar Juadah, Bingke dijual dengan harga yang berbeda-beda tergantung rasa, mulai dari Rp 18.000 hingga Rp 25.000
Serabi Solo adalah salah satu jajanan pasar yang paling digemari. Srabi Solo atau Serabi Solo adalah sebuah makanan ringan yang berasal dari Solo, Jawa Tengah. Makanan ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan santan dan digoreng di atas arang mirip pannekoek atau pannenkoek. Cukup merogoh kocek Rp 2.500, kamu sudah bisa merasakan kue tradisional ini.
ADVERTISEMENT
Kudapan yang juga dikenal di Singkawang dan sambas ini terbuat dari campuran tepung beras dan tepung sagu. Makanan ini memang selalu menjadi incaran masyarakat sebagai menu untuk berbuka puasa.
Kue yang di atasnya bertabur ebi alias udang kecil kering, memunculkan rasa yang unik, yaitu kenyal, gurih, dan asin. Kue ini disebut “talam” karena kerap disuguhkan di atas talam alias nampan. Dulu, bentuknya loyang segi empat, lalu dipotong kecil-kecil. Kini, kue tersebut lebih banyak hadir berbentuk seperti mangkuk mungil.
Meskipun namanya sama, tapi rasa talam ini begitu berbeda dengan talam ebi. Jika talam ebi bercita rasa asin dan gurih, talam ubi bercita rasa manis. Kue ini memiliki warna yang menarik yakni paduan hijau dan kuning. Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut membuat kue ini digemari masyarakat pecinta kuliner.
ADVERTISEMENT
Kue ini banyak kita temui di pasar-pasar tradisional. Warnanya yang unik, menjadikan kue ini mudah dikenali jika disandingkan dengan kue-kue tradisional lainnya
Kue berbahan dasar tepung beras dan pisang ini, memiliki cita rasa manis. Sayangnya makanan ini sangat jarang untuk ditemui. Namun, jangan bersedih di Pasar Juadah ini kamu akan melihat banyaknya pelapak yang menjual Nagasari dengan harga yang murah, yakni Rp 2.000. Menurut beberapa pelapak, kue Nagasari ini disukai oleh para orang tua karena mengingatkan mereka akan zaman dahulu.
Kalau kue yang satu ini akan sering kita jumpai selama Ramadan. Lemang adalah makan yang terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu yang sudah berisikan gulungan daun pisang dibakar sampai matang.
ADVERTISEMENT
Lemang lebih nikmat disantap hangat-hangat. Cara mengonsumsi lemang berbeda-beda dari daerah ke daerah. Ada yang senang menikmatinya dengan cara manis (ditambah selai, kinca, serikaya) atau dengan cara asin (rendang, telur, dan lauk-pauk lainnya). (hp6)