Konten Media Partner

Bangkitkan Pesona Danau Sentarum Usai Pandemi Lewat Promosi di Media Sosial

25 Desember 2022 14:26 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rombongan wartawan dan Kepala BI Kalbar mengelilingi Danau Sentarum menggunakan kapal bandong. Foto: Yok Kita Tour
zoom-in-whitePerbesar
Rombongan wartawan dan Kepala BI Kalbar mengelilingi Danau Sentarum menggunakan kapal bandong. Foto: Yok Kita Tour
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Bicara soal pariwisata, Kalimantan Barat tak kalah dalam menyuguhkan pemandangan atau destinasi wisata di setiap daerahnya. Salah satunya adalah Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) di Kabupaten Kapuas Hulu.
ADVERTISEMENT
Taman Nasional Danau Sentarum ini menampung air melimpah, karena memiliki luas 127.393 hektare. Akan terlihat seperti labirin, ketika wisatawan baru datang ke danau tersebut, karena areanya yang sangat luas.
Untuk pergi kesana, jika berangkat dari Kota Pontianak, anda dapat menggunakan transportasi udara (pesawat), kurang lebih selama satu jam menuju Putussibau. Dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Dermaga Lanjak, selama kurang lebih 2 jam.
Dermaga ini berada di Desa Sepandan, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu. Sesampai di sana, anda akan disambut warga lokal, yang menawarkan jasa berkeliling, melihat landscape Danau Sentarum.
Wisatawan sedang renang sambil menikmati sunset di Pulau Sepandan. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Dari data yang dihimpun, di tahun 2022 pasca pandemi COVID-19 terhitung sebanyak 6.105 pengunjung yang datang ke Danau Sentarum. Ada berbagai tempat wisata yang dapat dikunjungi di danau ini, mulai dari wisata Pulau Sepandan, Wisata Bukit Tekenang, Wisata Bukit Vega, Wisata Bukit Semujan, Wisata Rumah Betang Meliau, dan Wisata Susur Danau dengan Kapal Bandong, yang merupakan salah satu moda transportasi andalan masyarakat di kawasan timur Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT

Suplai 65 Persen Kebutuhan Ikan di Pontianak

Danau Sentarum dekat dengan perbatasan darat Malaysia. Tak ayal, banyak wisatawan mancanegara yang datang, untuk mengelilingi Danau Sentarum, terlebih ketika danau ini surut. Jika air sedang surut, banyak wisatawan yang mengelilingi Danau Sentarum dengan berjalan kaki.
Danau Sentarum memang memiliki keunikan tersendiri. Ia dapat dikunjungi saat air di danau sedang pasang, ataupun ketika air di danau surut. Tentu dengan pemandangan yang berbeda.
Perwakilan dari Taman Nasional Danau Sentarum, Gunawan, menceritakan, Danau Sentarum adalah satu-satunya habitat asli dari Arwana Super Red.
Tak hanya ikan super mahal. Ternyata, banyak satwa dilindungi yang tinggal di Danau Sentarum, seperti bekantan, orangutan, burung enggang, beruang madu, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Ada sebanyak 296 jenis ikan yang hidup di danau Sentarum, 147 jenis mamalia, dan 310 jenis burung. Dan yang paling menarik adalah, di area tersebut juga terdapat 154 jenis bunga anggrek. Tentu ini menjadi surga bagi wisatawan yang menyukai anggrek.
“Danau Sentarum itu nadinya air di Sungai Kapuas. Makanya Kalimantan Barat tidak pernah ada banjir bandang. Jantung Kalbar ada di Danau Sentarum. Kawasan ini penting untuk dunia. Inilah uniknya Sentarum,” kata Gunawan, Minggu, 25 Desember 2022.
Selain dikelilingi oleh berbagai jenis tanaman, Danau ini juga dikelilingi oleh pulau dan permukiman warga yang menetap di sana. Warga di sana hidup berdampingan dengan satwa endemik. Walaupun hidup berdampingan, warga sekitar juga tetap menjaga kelestarian danau Sentarum.
Permukiman rumah warga di Pulau Majang dari Danau Sentarum. Foto: Teri/Hi!Pontianak
“Lebih dari 90 persen Danau Sentarum adalah zona pemanfaatan. Ada zona aktivitas warga sekitar. Mereka memanfaatkan sumber daya alam sebagai mata pencaharian,” kata Gunawan.
ADVERTISEMENT
Danau Sentarum menyuplai ikan lebih dari 65 persen ke Kota Pontianak. Ada juga madu hutan yang diolah oleh warga sekitar. Gunawan mengatakan, kawasan ini setiap tahun menghasilkan sebanyak 10 hingga 30 ton madu dari alam, dengan nilai mencapai Rp 1,5 miliar hingga Rp 4,5 miliar pertahun.

Promosi Wisata Lewat Instagram

Di sana warga hidup berdampingan, tak ada aliran listrik, dan jaringan internet yang kurang memadai. Jika kamu melintasi permukiman warga dengan kapal bandong, kamu dapat melihat beberapa rumah warga yang menggunakan panel surya, sebagai sumber pembangkit listrik.
Keterbatasan tersebut tentu tak mematahkan semangat warga sekitar. Mereka hidup bahagia dengan mengolah hasil alam, menjaga destinasi wisata yang indah, dan memamerkannya ke kota-kota besar.
Wisatawan sedang menikmati keindahan alam, renang dari dermaga Pulau Sepandan. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Walaupun jaringan internet kurang memadai, warga tetap semangat memasarkan potensi alamnya melalui platform digital, mulai dari WhatsApp, hingga promosi di Instagram dan Facebook.
ADVERTISEMENT
Salah satu tempat wisata yang kerap muncul di Instagram adalah Resort Pulau Sepandan. Pada 14 Desember 2022 lalu, belasan wartawan dari Kalbar, bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Agus Chusiani, mengunjungi Danau Sentarum, untuk menikmati keindahan alamnya.
Rombongan ini sempat menginap di Pulau Sepandan. Di sana ada resort yang dapat disewa oleh wisatawan. Resort ini menyuguhkan pemandangan langsung dengan Danau Sentarum. Jika ke sini, kalian dapat membawa rombongan atau kelompok, dengan harga penyewaan kamar Rp 150 ribu permalamnya.
Track menuju puncak bukit Tekenang dengan pemandangan Danau Sentarum. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Ada juga penyewaan kano, jetsky, renang, memancing, berkemah, menikmati sunset, hingga tracking ke atas bukit. Jika beruntung, kamu dapat melihat bekantan, hingga burung enggang sedang berkeliaran di hutan tersebut.
Pulau Sepandan memamerkan tempat wisatanya melalui akun instagramnya @resortsepandantnds. Tarif masuk untuk wisatawan mancanegara Rp 150 ribu, sedangkan untuk wisatawan lokal hanya Rp 5.000.
ADVERTISEMENT
Setelah bermalam di Pulau Sepandan, kalian dapat beranjak menuju Pulau Majang. Pulau yang seluas 18.696 hektare ini ditinggali 960 warga, dan tercatat sebanyak 302 Kartu Keluarga (KK).
Sesampainya di Pulau Majang, kita akan disambut hangat oleh Pengendali Resort Hutan atau Kepala Resort Pulau Majang, Irawan Hadi Wijaya, beserta warga di desa Pulau Majang.
Sarang madu yang dinikmati oleh wisatawan dari Danau Sentarum. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Sebagai kepala resort, Irawan menceritakan berbagai macam potensi alam yang dimanfaatkan oleh warga pulau Majang. “Potensi yang ada di sini dari segi ekonomi itu potensi ikan. Dari catatan kami, kurang lebih ada 30 jenis ikan, dan yang paling terkenal juga adalah madunya. Madu yang diproduksi oleh kawan-kawan Pulau Majang cukup terkenal,” ucap Irawan, kepada wartawan, sambil duduk santai di Rumah Produksi Pulau Majang.
ADVERTISEMENT
Madu Pulau Majang dapat diproduksi sampai 20 ton tiap tahun. Sedangkan untuk ikan, rata-rata produk olahannya mencapai 10 hingga 20 ton.
Irawan juga menceritakan tentang potensi ikan hias. Ikan hias di Pulau Majang terkenal dengan ikan siluk merah atau Arwana Super Red.
Siluk merah menjadi ikon di sana. Bayangkan saja, anak siluk merah yang baru lahir, bisa dijual mencapai Rp 1,2 juta per ekor.
Di Rumah Produksi Pulau Majang, ada Forest Investment Program 1 atau Pendampinng Desa, Siti Rofiah. Pulau Majang memiliki program kerja sama dengan Pemerintah Indonesia, yakni KLHK dan Asian Development Bank. Program ini tentunya sebagai peningkatan taraf hidup warga Pulau Majang, terutama pada bidang perekonomian.
Landscape Pulau Majang yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Foto: Teri/Hi!Pontianak
“Desa Pulau Majang ini mendapatkan program air bersih, ada jalan gertak yang menghubungkan permukiman dengan rumah produksi, gudang dengan alat di dalamnya, bantuan alat-alat produksi UMKM, dan hidroponik,” kata Rofiah, usai memperkenalkan diri.
ADVERTISEMENT
Program ini berjalan sejak 2018. Selain bantuan, mereka juga mendapatkan pelatihan sebanyak 23 kali, untuk memproduksi sumber daya alam yang ada di Pulau Majang.
Saat rombongan para wartawan datang, warga sekitar memajang berbagai produk UMKM di etalase Rumah Produksi, di antaranya ada ikan asin, kerupuk ikan, madu, sosis, bakso, dan olahan ikan segar lainnya.
Pelatihan tersebut dilakukan mulai dari proses pengolahan, tes produk, kemasan produk, hingga pemasaran yang dilakukan hingga ke wilayah lain di Kalimantan Barat. Rofiah menyebutkan, ia bersama warga sekitar biasanya mendapatkan pesanan melalui WhatsApp, ataupun media sosial lainnya.
Warga pulau Majang bersyukur dengan adanya program ini. Dengan pelatihan itu, mereka bisa menjual produk kekayaan alam di desanya dengan harga yang lebih tinggi. Contohnya ketika produk madu dijual ke Pontianak, tentu harganya akan lebih meningkat.
ADVERTISEMENT
“Dengan adanya kegiatan ini, ada nilai tambah peningkatan penghasilan, walaupun nilainya belum terlalu signifikan, karena pada prinsipnya pemberdayaan masyarakat,” lanjut Rofiah.
Berbagai macam jenis tumbuhan yang hidup di Danau Sentarum. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Di Rumah Produksi ini, para wartawan juga bertemu dengan petani madu. Namanya Wan Sudirman. Ia menceritakan dalam dua tahun terakhir, desanya dilanda banjir, sehingga mereka tak dapat memanen madu. Biasanya, kata Sudirman, warga pulau Majang dapat memanen madu hingga ratusan kilogram dari puluhan sarang.
Nama produknya adalah Madu Pulau Majang. Di sana juga dibentuk kempok Madu Periau Pulau Majang (MPPM), fungsinya adalah untuk mempromosikan produk atau menjualkan produk madu ini ke luar Kapuas Hulu.
Saking melimpahnya, Kepala BI Kalbar, Agus Chusaini memiliki ide, agar Pemprov Kalbar dapat membuat event panen madu, dengan tajuk Festival Panen Madu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengedukasi wisatawan, bagaimana cara memproduksi madu alami dari hutan.
Momen makan bersama wartawan dan Kepala BI Kalbar dari atas kapal Bandong. Foto: Teri/Hi!Pontianak
“Itu rasanya kalau dibuat event, sangat menarik. Kalau di Youtube memang banyak (konten) cara ngambil madu. Tapi kalau mau lihat dengan mata kepala sendiri, pasti akan lebih menarik. Saya rasa kalau ada event mengambil madu, bisa menjadi event besar itu, seperti Festival Panen Madu, kalau memungkinkan dilakukan, termasuk wisatawan bisa hadir,” kata Agus.
ADVERTISEMENT

Sampan Jadi Moda Transportasi

Warga Danau Sentarum memiliki cara unik dalam beraktivitas sehari-hari. Untuk kebutuhan transportasi, mereka mengandalkan sampan atau speedboat untuk berpergian.
Di pulau Majang, juga dibuat gertak atau jembatan dari kayu, yang saling sambung-menyambung antar rumah. Ada juga tempat ibadah yang berdiri di atas danau ini.
Lalu bagaimana soal pendidikan? Kepala Resort Pulau Majang menyebutkan, di pulau ini terdapat PAUD, Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Sedangkan untuk (melanjutkan ke tingkat) SMA, mereka (anak-anak) harus ke Badau atau ke Semitau, untuk bersekolah. Pulau Majang adalah pulau pertama yang memiliki aliran listrik di Danau Sentarum. Jadi (kami) tak perlu menggunakan genset,” kata Irawan, sambil menikmati suguhan kerupuk basah olahan warga setempat.
ADVERTISEMENT
Setelah puas berbincang dengan warga di Pulau Majang, kita bisa beranjak pulang untuk melanjutkan ke destinasi wisata selanjutnya. Namun sebelumnya, tak lupa kami membeli buah tangan dengan memesan ikan asin toman yang diolah langsung oleh warga desa Pulau Majang. Satu kilogramnya seharga Rp 55 ribu, jika dibeli di Pontianak, ikan asin ini seharga kurang lebih Rp 100 ribu per kilogramnya.
Wisatawan tracking menuju bukit Tekenang pada sore hari. Foto: Yok Kita Tour

Sinyal di Atas Bukit Tekenang

ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan meninggalkan Pulau Majang menuju Bukit Tekenang, agenda makan siang di Kapal Bandong sambil menikmati pemandangan Danau Sentarum tentu akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. dan menikmati pemandangan Danau Sentarum sangat mengagumkan bagi kami.
Bukit Tekenang adalah salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, dengan naik ke bukit, kita bisa menikmati landscape Danau Sentarum dari atas bukit setinggi 300 meter di atas permukaan laut.
ADVERTISEMENT
Di bawah Bukit Tekenang juga ada resort, yang disewakan kepada wisatawan. Tak ada aliran listrik, tak ada juga jaringan internet. Kalau beruntung, kamu bisa mendapatkan sinyal internet jika naik ke puncak Bukit Tekenang.
Untuk naik ke atas Bukit Tekenang, memakan waktu kurang lebih sekitar 15 hingga 20 menit. Di sana sudah disediakan anak tangga dan pegangan, untuk memudahkan kamu sampai naik ke atas bukit. Medannya tak begitu terjal. Namun anak tangga akan terasa sedikit licin jika diguyur hujan.
Pemandangan Danau Sentarum dari atas bukit Tekenang. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Setelah sampai ke puncak Bukit Tekenang, kita bisa naik ke menara pengawas, untuk dapat melihat lebih luas menikmati pemandangan Danau Sentarum. Terbayarkan puas dengan letihnya selama di perjalanan.
Ini adalah kali pertama Kepala BI Kalbar, Agus Chusaini, sampai ke Bukit Tekenang, dan menikmati indahnya Danau Sentarum. Menurutnya, wisata Taman Nasional ini sangat berpotensi untuk mengundang wisatawan mancanegara, terlebih daerah ini berbatasan langsung dengan negara Malaysia.
Belasan wartawan dan Kepala BI Kalbar berfoto dari atas bukit Tekenang. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Dari atas, kita dapat melihat tumbuhan-tumbuhan yang ada di Danau Sentarum. Tinggi air saat itu mencapai 4 meter, kata warga setempat, biasanya ketinggian air di Danau Sentarum di musim penghujan bisa mencapai 6 meter.
ADVERTISEMENT
Tak lupa rombongan para wartawan mengambil momen berfoto, dan mengambil cuplikan video dari atas bukit Tekenang. Agus juga mengatakan, jika wisata ini dapat dikemas dan dipromosikan dengan baik, menurutnya dapat memancing wisatawan untuk datang.
“Tadi kita naik ke atas pemandangannya bagus banget, kalau itu dikemas dengan lebih baik, kita ajak orang ke atas, itu pasti akan menarik. Jadi ini perlu penanganan yang lebih menarik, supaya orang bisa datang termasuk fasilitas-fasilitasnya,” sebutnya usai turun dari Bukit Tekenang.
Momen wartawan dan Kepala BI Kalbar, Agus Chusiani menuju puncak bukit Tekenang. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Pariwisata di Kalbar, kata Agus, saat ini sudah cukup berkembang. Apalagi, saat pandemi COVID-19 menyerang, Pemprov Kalbar sudah bersiap diri untuk membangkitkan pariwisatanya.
“Sejak pandemi COVID-19, kita bersiap-siap, agar setelah pandemi, pariwisata kita sudah siap. Apalagi sekarang border sudah dibuka. Semoga transportasi jalur udara juga segera dibuka, agar wisatawan dapat datang berwisata ke Kalbar,” tuturnya.
ADVERTISEMENT