Konten Media Partner

Jorong-jorong, Kue Polos dengan Rasa yang Berwarna

13 Mei 2019 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jorong-jorong, kue tradisional yang digemar masyarakat Pontianak untuk berbuka puasa. Foto: Teri
zoom-in-whitePerbesar
Jorong-jorong, kue tradisional yang digemar masyarakat Pontianak untuk berbuka puasa. Foto: Teri
Hi!Pontianak - Kue jorong-jorong adalah salah satu kue tradisional yang ada di Pontianak, Kalimantan Barat. Dibalut dengan daun pandan, memiliki tekstur yang lembut, beraroma harum daun pandan, kue ini juga diburu oleh masyarakat Pontianak untuk berbuka puasa.
ADVERTISEMENT
Pada hari biasa di luar Ramadan, jorong-jorong memang agak sulit ditemukan. Tak banyak pengrajin kue yang membuat jorong-jorong, karena memang prosesnya agak panjang. Mulai dari mengumpulkan daun pandan yang berukuran besar, kemudian mengaduk santan dengan gula dan tepung. Kemudian mengukusnya hingga matang.
Jorong-jorong yang polos, bisa kamu variasikan dengan berbagai toping sesuai selera kamu. Foto: Teri
Aroma khas daun pandan melekat pada kue ini. Aroma tersebut terpancar, karena kue jorong-jorong ini dicetak dengan menggunakan daun pandan yang berukuran besar, dilipat atau dianyam, sehingga berbentuk wadah persegi panjang.
Citarasa dari kue tradisional ini adalah perpaduan gurih dan manis. Tetapi tidak terlalu manis. Sangat nikmat untuk menjadi takjil saat kamu berbuka puasa. Kue ini selalu disajikan oleh pedagang takjil di kota Pontianak, karena peminatnya di bulan Ramadan yang cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Jorong-jorong merupakan olahan dari bahan dasar santan dan tepung beras. Foto: Teri
Kalau kamu suka bereksperimen, kue jorong-jorong dapat dinikmati dengan berbagai macam toping di atasnya, sesuai dengan selera kamu. Bisa kamu bubuhkan toping selai buahan, butiran cokelat chips, krimer kental manis cokelat, dan masih banyak lagi.
Harganya bervariasi, mulai dari Rp 1.500 hingga Rp 2.000. Meski terkesan sederhana dengan warna putih polos, namun cita rasa jorong-jorong tak bisa dianggap remeh. Membuat kamu selalu ingin lagi dan lagi menyantapnya. Dan kenangan itu, selalu muncul saat Ramadan tiba atau saat kamu berkunjung ke pasar juadah. (hp8)