Kisah Inspiratif Krisna, Tuna Daksa yang Bergelut di Dunia Fashion Designer

Konten Media Partner
15 Maret 2021 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
I Ngurah Krisna Adi bersama model yang mengenakan karyanya. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
I Ngurah Krisna Adi bersama model yang mengenakan karyanya. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Menjadi penyandang disabilitas tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk berkarya. Seperti yang dialami oleh pria asal Denpasar ini, I Ngurah Krisna Adi.
ADVERTISEMENT
Ia mampu membuktikan kepada masyarakat bahwa kaum difabel juga bisa untuk membuat sebuah karya yang dibutuhkan oleh banyak orang. Meskipun tentu ada kesulitan, Krisna tetap menekuni bidang yang ia suka.
Krisna mengalami keterbatasan fisik dan penyandang tuna daksa, sedari kecil kondisi tangan dan kakinya berbeda. "Saya dari kecil sudah disabilitas tangan dan kaki yang berbeda dari biasanya," kata Krisna saat dihubungi Hi!Pontianak, Senin, 15 Maret 2021.
Meski mengalami keterbatasan fisik, sedari kecil Krisna sudah terbiasa memegang alat-alat tulis, seperti pensil, pulpen, bahkan kuas untuk menggambar. Hal yang mengawali Krisna menekuni bidang fashion designer adalah saat ia tidak puas melihat baju boneka barbie dan membuatkan baju barbie dengan idenya sendiri.
I Ngurah Krisna Adi, desainer fashion yang juga penyadang disabilitas. Foto: Dok. Istimewa
"Saya suka mendesain baju dari kecil, semenjak SD diawali karena saya melihat boneka barbie. Saya tidak puas dengan bajunya, akhirnya saya buatkan dengan ide saya sendiri dan ternyata hal itu sangat menyenangkan," ungkap Krisna.
ADVERTISEMENT
Dibalik semangatnya dalam mengembangkan bakatnya, ia memiliki sosok inspiratif yang dikaguminya, yaitu Ivan Gunawan. Sejak saat itu ia memulai bakatnya dengan belajar autodidak serta berlatih mendesain dan menjahit hingga ia lulus SMA. Saat itu lah ia memutuskan untuk melanjutkan studi nya di Institut Seni Indonesia Denpasar, jurusan Fashion Designer.
Di tengah-tengah kesibukannya berkuliah, Krisna juga membuka sebuah usaha bisnis fashion yang ia kerjakan sendiri, mulai dari ide mendesain, mencari bahan, menjahit, dan melakukan finishing. Bisnis yang ia kerjakan dengan menyewakan gaun, baju kasual, dan kebaya untuk perayaan agama di Bali dilakukan dengan sistem made to order.
"Sambil kuliah saya bisnis fashion dengan sistem made to order dengan menyewakan gown yang saya buat sendiri. Saya mulai perlahan-lahan dari SMA, awalnya hanya suka buat baju iseng-iseng ternyata banyak yg tertarik jadi saya mulai buka jasa. Saya kelola sendiri dari diskusi desain, pencarian bahan, pola, hingga menjahit dan finishing. Ada gaun, baju kasual, dan yang paling sering kebaya karena di Bali sering ada upacara agama. Selain itu juga biasanya saya sewakan untuk gaun-gaun evening," jelas Krisna.
Karya yang dibuat I Ngurah Krisna Adi. Foto: Dok. Istimewa
Krisna juga dipercaya untuk menampilkan karya-karya desainnya dalam sebuah event di Bali pada Juni 2019. "Jadi waktu itu saya dipercaya oleh salah satu asisten desainer dari Bali, Tjok Abi, yaitu Putu Adi Kertapramana untuk menampilkan karya saya di festival tersebut. Beliau melihat bakat saya dan menawarkan untuk ikut tampil," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Meski selama ini Krisna pernah mendapatkan perkataan yang tidak mengenakan dari orang lain mengenai fisiknya, namun ia bisa membuktikan kepada masyrakat bahwa difabel juga bisa membuat karya yang dibutuhkan oleh banyak orang.
"Dalam hidup pasti pernah aja dikatain. Tapi saya berusaha untuk tidak masukkan ke hati saya. Jika itu dimasukkan ke hati malah merugikan saya sendiri. Saya hanya tunjukkan melalui apa yg saya bisa, bakat saya. Karena walaupun saya disabilitas tapi saya memiliki kualitas diri yg sama," ucap Krisna.
Ia membagikan kisahnya dalam akun TikTok-nya mulai dari mendesain, menjahit, hingga bercerita mengenai keterbatasan fisiknya.