Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten Media Partner
Lomba Sumpit Meriahkan Pekan Gawai Dayak ke-34 di Pontianak
21 Mei 2019 16:10 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB

ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sebanyak 22 peserta wanita dan 52 peserta pria memeriahkan perlombaan sumpit dalam Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-34 di Rumah Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (21/5), pukul 09.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Salah satu senjata tradisional tiup khas suku Dayak ini menjadi salah satu ajang perlombaan wajib yang dilaksanakan dalam setiap PGD di Kalimantan Barat.
Dalam perlombaan ini, setiap peserta diberikan waktu selama tiga menit untuk menembak sasaran menggunakan 10 buah damak atau peluru, dengan menyumpitkan lima damak dalam posisi berdiri dan lima damak dalam posisi berjongkok.
Sumpit-sumpit yang sebagian besar terbuat dari kayu ulin itu memiliki panjang mencapai tiga meter. Cara pakainya memerlukan teknik yang cukup menguras konsentrasi.
Salah satu atlit Sanggar Patamuan Banuaka Kapuas Hulu, Paskalius Rono, mengatakan banyak teknik yang harus dipelajari dalam menyumpit, di antaranya pernapasan, posisi berdiri atau berjongkok saat memegang sumpit. “Itu semua harus ada tekniknya,” ujar Paskalius.
ADVERTISEMENT
Setidaknya memerlukan waktu dua hingga tiga bulan bagi seorang pemula untuk menguasai secara fasih teknik menyumpit. Salah satu yang menjadi musuh utama dari menyumpit yaitu kemampuan membaca arah dan kekuatan angin.
Kemampuan seorang penyumpit akan sangat bergantung pada kemampuan dan kepekaan mengukur laju dan arah angin. “Angin sangat berpengaruh, di situlah letak kemampuan dan skill dari seorang atlet sumpit,” tambahnya.
Jika angin berhembus kencang, seorang atlet harus mampu memperkirakan letak ujung sumpit dengan target dan arah jatuhnya damak.
Sebelum menjadi ajang perlombaan olahraga, dahulu kala sumpit merupakan senjata berburu dan berperang suku Dayak, biasanya dilengkapi dengan racun damak yang dapat melumpuhkan sasaran. (hp9)