Melihat Lomba Menumbuk dan Menampik Padi di Pekan Gawai Dayak

Konten Media Partner
21 Mei 2022 15:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menumbuk padi. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Menumbuk padi. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sejumlah perempuan Dayak dari berbagai daerah di wilayah Kalbar begitu antusisas mengikuti lomba menumbuk dan menampik padi yang digelar dalam rangkaian acara Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-36 di Rumah Radakng, Pontianak, Sabtu, 21 Mei 2022.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 8 kelompok yang terdiri diri 4 orang tampak beradu kekompakan dan ketalenan dalam menumbuk dan menampik padi. Dalam lomba tersebut, masing-masing peserta juga diberi waktu kurang lebih selama 5 menit untuk menumbuk dan menampi padi.
Adapun kreteria yang harus diiperhatikan oleh peserta adalah teknik menumbuk padi, kerapian hasil tumbukan, kekompakan serta kerja sama.
Ketua Dewan Juri, Fransiska Soeryamassoka mengatakan, lomba menumbuk dan menampik padi merupakan salah satu agenda tahunan dalam PGD yang bertujuan untuk melestarikan budaya serta tradisi turun-temurun masyarakat Dayak.
"Budaya menumbuk padi adalah rentetan dari budaya menanam padi khas suku Dayak. Kalau misalnya budaya menumbuk padi tidak kita perlihara maka budaya ini akan punah. Karena kalau kita pergi ke Kampung, mereka itu sudah tidak lagi menumbuk menggunakan mesin padi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Perlombaan menumbuk padi di Pekan Gawai Dayak. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
"Kenapa pekan gawai Dayak selalu memunculkan ini? Supaya kita memberi motivasi kepada masyarakat Dayak khususnya perempuan bahwa masih ada budaya yang harus kita pelihara, yaitu menumbuk padi," sambungnya.
Tradisi menumbuk dan menampik padi biasanya dilakukan sebagai ritual atau persembahan dalam kegiatan masyarakat adat Dayak seperti dimulainya musim panen padi atau naik dango.
Ritual menumbuk padi dilakukan sebanyak empat orang yang dimana mereka menumbuk padi dalam sebuah lesung panjang atau wadah dengan menggunakan kayu panjang atau dikenal dengan sebutan alu sebagai alat tumbuk. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh kaum perempuan Dayak dan mereka menggunakan pakaian khas tradisional etnis Dayak.
"Kalau di kampung mereka menumbuk sambil menyanyi, itu tidak ada ditampilkan hari ini jadi seni nya itu kurang. Lalu kemudian ketika mereka menampik padi kalau di kampung itu biasanya ada yang menampik ada yang menari," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam perlombaan ini, kelompok menumbuk dan menampik padi asal Sambas meraih juara pertama disusul oleh tim dari Kapuas Hulu dan juara tiga diraih oleh tim asal Pontianak Timur.