Perayaan Mooncake Festival, Kue Bulan Dibagikan untuk Warga Pontianak

Konten Media Partner
13 September 2019 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang warga sedang melihat-lihat kue bulan yang ada di Pontianak, Kalbar. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Seorang warga sedang melihat-lihat kue bulan yang ada di Pontianak, Kalbar. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Ada berbagai macam kebudayaan masyarakat Tionghoa. Salah satunya, yaitu perayaan Festival Kue Bulan atau biasa disebut Festival Pertengahan Musim Gugur.
ADVERTISEMENT
Festival tersebut dirayakan pada hari ke-15, bulan 8 dalam kalender Tionghoa. Biasanya, perayaan tersebut jatuh pada minggu kedua September hingga minggu kedua Oktober.
Festival ini memiliki legenda tersendiri. Dikutip dari buku Aneka Budaya Tionghoa Kalimantan Barat, XF Asali, Chung Chiu Ciek atau festival pertengahan musim gugur telah dirayakan sejak 2000 tahun lalu, tepatnya pada zaman Warring States.
Perayaan Cung Chiu Ciek kala itu hanyalah di seputar lingkungan istana dan birokrasi saja. Ini sehubungan dengan kepercayaan yang tersirat dalam tulisan kuno di istana, yakni Thian Tshi Chun Cau Je, Chiu Sie Yek yang artinya musim semi kaisar sembahyang matahari, musim gugur sembahyang bulan.
Festival Kue Bulan dirayakan pada hari ke-15 bulan, 8 dalam kalender Tionghoa atau jatuh pada minggu kedua September hingga minggu kedua Oktober. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Namun mulai dinasti Tang (618-907), tradisi kue bulan menyebar luas di kalangan elite atau golongan atas. Ini setelah Thang Ming Huang bermimpi pergi ke bulan. Menurut legenda, pada suatu tahun pada bulan 8 tahun imlek tanggal 15 malam, Kaisar Thang Ming Huang berjalan-jalan di taman istana.
ADVERTISEMENT
Ditemani seorang biksu bernama Lo Kung Yuen, dia memandang ke langit, tak sengaja mulutnya berucap, alangkah indahnya, bila dapat berjalan-jalan ke bulan. Sembari mengarahkan tongkat saktinya ke bulan, ia berkata bahwa hal tersebut amat lah gampang.
Seketika itu juga, dari bulan memancarkan cahaya berbentuk "jembatan langit" mengarah ke taman istana dimana mereka berdiri, maka naiklah mereka berdua ke bulan dengan menggunakan jembatan langit.
Keindahan alam di bulan, tidak ada bandingnya dengan semua tempat di muka bumi (kala itu). Terlihat dewi-dewi cantik menari diiringi alunan musik dengan syair yang indah dan merdu. Belum lama mengagumi keindahan tersebut, tiba-tiba saja tertiup angin yang sangat kencang disertai kilat yang menyambar.
Festival Kue bulan akan dirayakan di Kota Pontianak, pukul 18.00 WIB, pada Jumat (13/9). Foto: Teri/Hi!Pontianak
Menghindari hujan, sang kaisar berlari mencari tempat berteduh, saat berlari itulah dia terpeleset dan jatuh. Ternyata, yang dialami kaisar hanyalah mimpi, namun seperti tampak nyata. Agar tak lupa akan kejadian itu, kaisar segera mencatat syair yang didengarnya dalam mimpi dan dinyanyikan oleh dewi-dewi di bulan.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, pada setiap perayaan Festival Kue Bulan dapat dijumpai pedagang kue bulan di sepanjang Jalan Gajahmada dengan kotak kue bergambar seorang puteri dengan baju tradisional. Biasanya sambil menggendong kelinci putih.
Perayaan Mooncake Festival atau Festival Kue bulan akan dirayakan di Kota Pontianak, pukul 18.00 WIB, pada Jumat (13/9). Perayaan tersebut dilakukan dengan membagikan kue, di persimpangan Jalan Gajahmada, Pontianak.
"Kita akan membagikan kue di persimpangan lampu merah Jalan Gajahmada, masuk ke Jalan Setia Budi dan Siam, lalu membagi-bagikan kue di waterfront juga," kata Angelia Kholesta, Panitia Perayaan Mooncake Festival Pontianak. (hp8)