Konten Media Partner

Sekolah di Pontianak Mulai Terapkan Kurikulum Merdeka

27 Juli 2022 14:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Pontianak usai melantik dan mengambil sumpah 109 kepala SD dan 27 Kepala SMP di lingkungan Pemkot Pontianak. Foto: Dok. Prokopim Pemkot Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Pontianak usai melantik dan mengambil sumpah 109 kepala SD dan 27 Kepala SMP di lingkungan Pemkot Pontianak. Foto: Dok. Prokopim Pemkot Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sekolah-sekolah di Kota Pontianak mulai menerapkan kurikulum merdeka, sebuah kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan langsung oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, usai melantik dan mengambil sumpah sebanyak 109 Kepala Sekolah Dasar (SD) dan 27 Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) di lingkungan Pemkot Pontianak, di Halaman Kantor Wali Kota, Rabu, 27 Juli 2022.
“Jadi nantinya yang saya tahu di SMA tidak ada lagi penjurusan seperti IPA, IPS, Bahasa dan lainnya. Semuanya berorientasi pada minat dan bakat dari para murid. Ini merupakan program Kemendikbud Ristek,” kata Edi.
Pendidikan yang berkualitas dinilai Edi, tak hanya sekadar menjelaskan pengajaran maupun pengetahuan tertulis. Dia menyebut, pendidikan yang baik semestinya membangkitkan kreativitas serta kecerdasan peserta didik, khususnya dalam menyelesaikan masalah. Dengan kurikulum merdeka, dirinya berharap para kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik.
ADVERTISEMENT
“Kurikulum Merdeka ini memberikan keleluasaan kepada daerah-daerah untuk mengembangkan kualitas pendidikan masing-masing, disesuaikan dengan potensi daerah tersebut,” jelasnya.
Edi mengajak tenaga pendidik untuk mahir memanfaatkan teknologi di setiap proses belajar mengajar. Terlebih di era modern seperti sekarang ini para guru dituntut untuk bisa menyesuaikan perubahan budaya belajar. Khususnya ketika mengajar murid yang kini dikenal dengan sebutan generasi Z dan generasi Alpha.
“Apalagi sekarang sudah era metaverse. Beda dengan zaman kita dahulu. Situasi kemajuan era digital harus dimanfaatkan,” pungkasnya.