Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Alasan Jogja sebagai Tempat Pulang Terbaik
10 Maret 2024 14:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hizwa Naufal Muhammad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak meninggalkannya beberapa bulan yang lalu, Jogja tetap memanggil saya pulang. Sebagai alumni Ilmu Komunikasi UMY angkatan 2019 dan telah lulus pada bulan Juni 2023.
ADVERTISEMENT
Saat ini, saya bekerja di salah satu Startup Edutech yang berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan. Meskipun hidup di ibukota membawa kesibukan dan dinamika yang tak terelakkan, Jogja tetap memiliki daya tarik yang tak tertandingi bagi saya.
Sehingga, meskipun ada opsi trayek kereta api yang langsung ke Bojonegoro, saya selalu memilih untuk menyempatkan diri pulang ke Yogyakarta terlebih dahulu. Mengapa demikian?
1. Jogja Sangat-sangat santai, Lur!
Keindahan Yogyakarta tidak hanya terletak pada kekayaan budayanya, tetapi juga pada suasana hidupnya yang begitu tenang dan lambat. Budaya "slow living" yang kental terasa di setiap sudut kota membuat saya merasa lebih rileks dan damai setiap kali berada di sana.
2. Jogja Itu Ngangenin, Beneran!
ADVERTISEMENT
Tak dapat dipungkiri, Jogja memiliki magnet yang kuat untuk memikat hati setiap orang yang pernah merasakan hangatnya pelukan kota ini. Suasana nostalgis yang tercipta dari kenangan indah masa lalu selalu berhasil membuat saya merindukan Jogja, baik saat sedang jauh maupun saat berada di sana.
3. Masih Banyak Teman yang Ada di Jogja
Saat menjalani studi di UMY, saya telah membentuk ikatan yang kuat dengan teman-teman seperjuangan. Meskipun telah menjalani kehidupan masing-masing di berbagai belahan negeri, Jogja selalu menjadi titik pertemuan yang menyenangkan bagi kami.
4. Perpustakaan dan Kantin BEM adalah tempat saya bernaung
Perpustakaan dan kantin belakang BEM Fisipol UMY telah menjadi tempat yang nyaman bagi saya untuk menghabiskan waktu. Di sini, saya bisa merenung, belajar, atau sekadar berbincang santai dengan teman-teman.
ADVERTISEMENT
5. Rindu pusing, mikir, dan mengeluh di Sekre BEM Fisipol UMY
Sekre BEM Fisipol UMY bukan hanya sekadar ruang administrasi, tetapi juga menjadi saksi bisu dari berbagai cerita dan perjuangan mahasiswa. Rindu akan suasana yang hangat dan penuh semangat di dalamnya selalu membawa saya kembali ke Jogja.
6. Ruang Multimedia yang Menyimpan Berjuta Kenangan
Ruang multimedia di kampus adalah saksi bisu dari perjalanan panjang dan berbagai kisah sukses mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY. Merindukan suasana kreatif dan inspiratif di ruang tersebut selalu menjadi alasan kuat bagi saya untuk kembali ke Jogja.
7. Ramahnya Pak Jono di Ruangannya
Tak bisa dipungkiri, sosok Pak Jono, staf tata usaha yang ramah, telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam perjalanan akademis saya. Keramahan dan kesederhanaannya selalu menginspirasi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
8. Jogja Telah Menjadi Bagian dari Jiwa Saya
Jogja bukan sekadar kota bagi saya, tetapi telah menjadi bagian dari jiwa dan identitas saya. Setiap kali kembali ke sana, saya selalu merasa seperti pulang ke rumah, di mana hati dan pikiran saya benar-benar merasa tenang dan damai.
Oleh karena itu, saya selalu merindukan untuk kembali ke Jogja, khususnya UMY, karena kota itu telah menjadi bagian integral dari identitas dan pengalaman hidup saya. Jogja, dengan segala keindahannya, telah menciptakan jejak yang dalam di dalam jiwa saya, sehingga saya merasa seperti bagian dari kota itu.
Sebagai alumni UMY, saya merasa terikat secara emosional dan spiritual dengan kampus dan komunitasnya. Jogja dan UMY bukan hanya sekedar tempat berada, tetapi juga menjadi bagian dari esensi dan roh saya, mungkin bahkan bisa dikatakan seperempat dari identitas dan keberadaan saya. Itulah mengapa setiap kesempatan untuk kembali selalu saya nantikan dengan penuh kerinduan dan antusiasme.
ADVERTISEMENT