Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Menutup Mulut dengan Plester saat Tidur, Bermanfaat atau Berbahaya?
12 Juli 2019 15:13 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari HonestDocs tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pelantun lagu 'Indahnya Dunia', Andien Aisyah, baru-baru ini membagikan kebiasaan uniknya, yakni tidur menggunakan plester di mulut. Kebiasaan yang dikenal sebagai metode Buteyko Breathing ini lalu viral, mendapat perhatian warganet hingga praktisi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, apa itu Buteyko Breathing?
Buteyko Breathing atau Buteyko Method adalah sebuah teknik pernapasan yang dilakukan sebagai terapi untuk mengoptimalkan oksigen bagi orang-orang yang memiliki kesulitan tidur dan juga untuk meringankan asma.
Teknik ini diperkenalkan oleh Dr. Konstantin Buteyko yang berasal dari Rusia pada 1950-an. Pada dasarnya, teknik Buteyko Breathing ini digunakan untuk mengajarkan cara bernapas yang normal saat tidur, yaitu melalui hidung, bukan mulut.
Pada kondisi normal, bernapas saat tidur baiknya di kisaran 8-12 kali per menit. Namun nyatanya, banyak juga orang yang bernapas lebih cepat pada saat tidur, bisa sampai 25 kali per menit, dan seringnya lewat mulut.
Kondisi ini biasanya dialami oleh orang-orang yang memiliki tingkat kecemasan dan stres yang tinggi. Alhasil, bukannya memberikan manfaat, bernapas saat tidur justru memberikan efek yang kurang baik karena penyerapan oksigen tidak maksimal.
ADVERTISEMENT
Jika ini terjadi, maka hal ini dapat memicu terjadinya hiperventilasi, di mana tubuh kamu mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida ketimbang menghirupnya. Jika tubuh kamu kekurangan karbon dioksida, ini justru akan memicu juga penyempitan pembuluh darah yang memasok peredaran darah ke otak.
Tidak hanya bisa memberikan rasa pusing dan kesemutan, tetapi penderita hiperventilasi yang parah dapat kehilangan kesadaran atau pingsan.
Konsep Buteyko Breathing dengan mulut diplester inilah yang bertujuan mengembalikan bernapas melalui hidung, sehingga oksigen akan disaring terlebih dahulu oleh bulu-bulu hidung dan jaringan tubuh, khususnya otak, mendapatkan manfaat oksigen yang maksimal.
Apa manfaat tidur dengan plester mulut?
Dr. Konstantin Buteyko menyebutkan bahwa salah satu manfaat teknik Buteyko Breathing adalah memberikan tidur yang jauh lebih nyenyak dan menghilangkan kebiasaan mendengkur bagi penderitanya.
ADVERTISEMENT
Agar pernapasan menjadi efektif, beberapa orang menempelkan selembar plester micropore pada mulut mereka, sehingga tubuh akan lebih fokus menggunakan hidung untuk bernapas saat sedang tidur.
Berbagai manfaat tidur dengan plester mulut adalah sebagai berikut:
Adakah bahaya tidur dengan plester mulut?
Walaupun akhir-akhir ini banyak yang memiliki pendapat kontra mengenai Buteyko Breathing, tetapi sampai saat ini, belum ditemukan bahaya maupun efek samping tidur dengan plester mulut.
Dari beberapa orang yang sudah mencobanya, teknik ini dirasa baik-baik saja dan bahkan lebih bertenaga saat bangun tidur. Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketika tubuh merasa kekurangan oksigen.
ADVERTISEMENT
Ketika tubuh mendeteksi kurangnya oksigen karena efek engap atau susah bernapas, maka kamu akan bangun dan bisa segera melepaskan plesternya.
Meski demikian, metode ini bukanlah satu-satunya cara mengobati sleep apnea. Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang diakibatkan penderitanya berhenti bernapas saat tidur. Itulah yang membuat sleep apnea tidak mungkin bisa diatasi hanya dengan Buteyko Breathing atau tidur dengan plester di mulut.
Begitu pula jika kamu mempunyai permasalahan pada organ hidung, maka teknik ini tidak dianjurkan untuk dilakukan. Salah satunya pada permasalahan septum deviasi, yakni keadaan disaat dinding pembatas lubang hidung lebih condong ke kanan ataupun kiri (tidak di tengah). Perihal inilah yang membuat pengidapnya tidak bebas menghirup udara melalui hidung.
ADVERTISEMENT
Apabila dipaksakan tidur dengan plester mulut, maka jumlah oksigen yang masuk tidak akan optimal. Bukannya mendapatkan tidur nyenyak, kamu malah akan mengalami sesak napas saat sedang tidur. Jadi, wajar saja apabila nantinya tubuh kamu akan reflek tidur menganga supaya dapat bernapas lega.
Tidur dengan plester mulut barangkali bisa menjadi lebih efektif diterapkan pada orang- orang yang memiliki kerutinan tidur berdengkur. Dengan mulut tertutup, suara dengkuran akan menurun sehingga tidur jadi lebih aman.
Tetapi apabila kamu menderita gangguan tidur lain, hendaknya segera konsultasikan ke dokter. Terlebih untuk sleep apnea, dokter bisa memberikan perlengkapan CPAP guna menjauhi napas yang berhenti ataupun kandungan oksigen menurun disaat tidur.
Sumber artikel: HonestDocs