news-card-video
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

8 Cara Mengatasi Drone Tidak Stabil yang Aman

10 Maret 2025 16:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari How To Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi drone tidak stabil saat terbang di ketinggian. Foto: DJI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi drone tidak stabil saat terbang di ketinggian. Foto: DJI
ADVERTISEMENT
Drone yang tidak stabil saat terbang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Masalah tersebut bisa terjadi karena faktor internal maupun eksternal, seperti cuaca yang tidak mendukung.
ADVERTISEMENT
Sebelum digunakan untuk merekam atau mengambil gambar dari ketinggan, pastikan juga drone bekerja optimal. Untuk mengetahui cara mengatasi drone tidak stabil, simak pembahasan selengkapnya berikut ini.

Cara Mengatasi Drone Tidak Stabil

Ilustrasi drone tidak stabil saat terbang di ketinggian. Foto: Pixabay
Drone kerap mengalami masalah stabilisasi. Karena itulah, pengguna harus memperhatikan hal-hal krusial sebelum menerbangkannya.
Dikutip dari buku Drone Pengukuran Tanah untuk Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) oleh S. Ficriyanta, dkk (2024), untuk meminimalisasi masalah yang terjadi, operator atau pengguna bisa menggunakan peralatan yang tepat, mempertimbangkan kondisi lingkungan, dan melakukan verifikasi akurasi secara berkala.
Berikut cara mengatasi drone tidak stabil, berdasarkan informasi dari laman skykam:

1. Perbaiki Masalah Kalibrasi

Kalibrasi yang tidak tepat bisa membuat drone sulit dikendalikan dan cenderung melayang ke arah yang tidak diinginkan. Tiga sensor utama yang harus diperhatikan adalah kompas, IMU (Inertial Measurement Unit), dan GPS.
ADVERTISEMENT
Kompas membantu drone menentukan orientasi. IMU mengukur percepatan dan rotasi. Sementara itu, GPS memberikan data lokasi.
Pastikan untuk mengkalibrasi sensor-sensor ini sebelum setiap penerbangan dengan mengikuti panduan dari produsen drone. Proses kalibrasi yang benar akan memastikan pesawat nirawak dapat terbang dengan lurus dan stabil.

2. Hindari Distribusi Berat yang Tidak Merata

Ketidakseimbangan berat dapat menyebabkan drone melenceng dari jalur penerbangan yang seharusnya. Hal ini biasanya terjadi jika drone telah dimodifikasi atau ditambahkan aksesori seperti kamera atau baterai tambahan.
Pastikan berat tersebar secara merata di seluruh rangka drone untuk mengatasi masalah tidak stabil. Jika memasang aksesori, gunakan gimbal yang dapat membantu menyeimbangkan beban.
Selain itu, pastikan aksesori dipasang sedekat mungkin dengan pusat gravitasi drone. Tujuannya, agar tidak mengganggu keseimbangan.
ADVERTISEMENT

3. Pastikan Baling-baling Bekerja Optimal

Baling-baling yang rusak atau terpasang tidak benar dapat menyebabkan drone tidak stabil. Periksa setiap baling-baling secara berkala untuk memastikan tidak ada retakan, serpihan, atau bengkok yang dapat mengganggu kinerjanya.
Pastikan semua baling-baling terpasang dengan kencang dan sesuai dengan posisinya. Beberapa drone memerlukan jenis baling-baling tertentu untuk tiap motor. Karena itu, cek selalu panduan manual drone untuk memastikan pemasangan yang benar.

4. Periksa Gangguan pada Motor

Motor yang rusak atau berputar tidak merata bisa menyebabkan drone terbang tidak stabil. Jika salah satu motor tidak berfungsi dengan baik, pesawat nirawak bisa miring atau sulit dikendalikan.
Lakukan pemeriksaan menyeluruh pada motor. Fungsinya, untuk mendeteksi adanya kerusakan fisik atau komponen yang kendur.
Selain itu, pengguna disarankan untuk mersihkan motor dari debu atau kotoran yang mungkin menghambat perputarannya. Jika ditemukan kerusakan serius, pertimbangkan untuk mengganti motor agar drone kembali berfungsi dengan optimal.
ADVERTISEMENT

5. Hindari Gangguan Angin

Ilustrasi drone tidak stabil saat terbang di ketinggian. Foto: Unsplash
Angin kencang dapat memengaruhi stabilitas drone, terutama pada model yang lebih ringan. Saat terbang dalam kondisi berangin, pesawat nirawak bisa sulit dikendalikan dan lebih rentan terhadap pergeseran arah yang tidak diinginkan.
Untuk mengatasi hal ini, pilih waktu penerbangan di kondisi cuaca yang lebih tenang, seperti pagi atau sore hari. Jika harus terbang dalam kondisi berangin, coba lakukan koreksi arah dengan mengarahkan drone sedikit melawan arah angin.
Saat ini, beberapa drone telah memiliki fitur stabilisasi angin built-in. Fitur ini dapat membantu mempertahankan kestabilan dalam kondisi berangin.

6. Pastikan Kontroler Akurat

Terkadang, masalah stabilisasi bukan berasal dari drone itu sendiri, tetapi dari kontroler yang digunakan. Jika kalibrasi kontroler tidak tepat, perintah yang diberikan bisa tidak akurat dan membuat drone sulit dikendalikan.
ADVERTISEMENT
Pastikan stik kontrol kembali ke posisi tengah saat tidak digunakan. Jika ada perbedaan respons, lakukan kalibrasi ulang. Ini bisa dilakukan melalui aplikasi atau menu pengaturan kontroler sesuai instruksi dari produsen drone.

7. Periksa Firmware dan Perangkat Lunak

Firmware dan perangkat lunak yang tidak diperbarui dapat menyebabkan gangguan dalam penerbangan. Karenanya, pastikan untuk selalu memperbarui firmware drone dan kontroler agar mendapatkan kinerja terbaik.
Jika setelah pembaruan masalah masih terjadi, coba kembalikan pengaturan ke default atau lakukan reset pabrik. Pastikan juga tidak ada konflik perangkat lunak yang dapat mengganggu stabilitas drone.

8. Perbaiki Kerusakan Fisik

Kerusakan fisik pada drone, seperti retakan pada rangka atau bagian yang kendur dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam penerbangan. Lakukan pemeriksaan rutin pada seluruh bagian drone, termasuk baling-baling, motor, dan sensor eksternal.
ADVERTISEMENT
Jika ditemukan kerusakan, segera lakukan perbaikan atau penggantian komponen yang diperlukan. Menggunakan drone dengan kerusakan struktural dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan memperparah masalah kestabilan.
(SLT)