Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Menilik Betapa Krusialnya Peran Mahasiswa sebagai Pilar Kemajuan Bangsa
8 Agustus 2024 6:55 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Afif Hauzaan Abid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memasuki tahun ajaran baru, ratusan kampus telah melalui prosesi penerimaan mahasiswa baru. Peralihan status dari siswa menjadi mahasiswa merupakan titik dimana seorang pemuda akan melalui studi akademik yang akan membentuk karakter serta menjadi awal langkah mereka untuk dapat menjadi generasi penerus bangsa yang dapat berdiri diatas kakinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Menjadi mahasiswa tidak luput dari peran yang secara moralitas melekat pada label mahasiswa itu sendiri. Selain menjalani studi yang berorientasi pada kegiatan akademis, tidak dapat dipungkiri bahwa ada peran krusial lainnya yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa. Sering terdengar bahwa mahasiswa merupakan agent of change, iron stock, hingga sebagai sebuah entitas yang menjadi social control. Ketika peran-peran yang telah disebutkan tadi dapat terimplementasikan dengan baik, teraktualisasikan dengan benar, maka akan sejalan dengan kualitas yang tercipta dari dalam diri tiap sarjana.
Penulis akan mengelaborasikan 3 peran mahasiswa diatas sebagai berikut:
Agent of Change
Salah satu peran yang melekat dalam diri mahasiswa adalah sebagai agent of change. Hal ini dapat diartikan bahwasannya mahasiswa haruslah menjadi katalisator penggerak masyarakat untuk dapat melakukan perubahan kearah yang lebih progresif dengan landasan intelektual, gagasan, serta pengetahuan yang dimiliki. Mahasiswa harus dapat menjadi garda terdepan yang reaktif terhadap isu-isu yang mencoreng nilai kesejahteraan bagi masyarakat. Tidak hanya terbatas dalam lingkup sosial dan politik, namun juga hal-hal terkait ekonomi dan budaya yang dinilai memperlukan pembaharuan, maka 'pundak' mahasiswalah yang harus pertama kali memikul beban untuk terciptanya solusi yang progresif.
ADVERTISEMENT
Iron Stock
Mahasiswa sebagai pondasi atau pilar kemajuan bangsa tercermin dalam peran iron stock yang dimiliki oleh mahasiswa. Harus kita pahami bahwasannya seluruh elemen yang menjalani roda kehidupan bernegara akan terus mengalami regenerasi. Hal ini bersifat mengalir, siklus pergantian kekuasaan dari golongan tua menjadi golongan yang diisi kaum muda akan selalu terus terjadi. Maknanya mahasiswa dapat dikontekstualisasikan menjadi sebuah aset yang menjadi harapan buat keberlangsungan bangsa dimasa yang akan datang.
Ketika sedari bangku perkuliahan sudah tertanam pada mahasiswa pola pikir yang berdasarkan akal sehat, kemampuan serta keterampilan yang mumpuni, hingga etika yang berbudi pekerti, maka ketika waktu regenerasi terjadi akan menciptakan pelaku-pelaku yang berkapasitas dan berkapabilitas dalam bidangnya masing-masing.
Social Control
Salah satu peran terakhir yang akan dibahas adalah bagaimana para mahasiswa merupakan aktor utama dalam melakukan kontrol sosial yang dapat bermanfaat bagi khalayak ramai. Tatkala suatu problematika hadir di tengah masyarakat, mahasiswa bukan hanya dituntut dapat menjadi pressure group, namun juga hadir sebagai pemberi kritik serta solusi dalam permasalahan tersebut. Mahasiswa dapat menjadi penyambung lidah rakyat dengan cara menyampaikan aspirasi yang dituangkan terhadap kebijakan tidak pro terhadap rakyat yang dikeluarkan oleh para birokrat.
ADVERTISEMENT
Penutup
Mahasiswa dalam satu sisi harus menjalani kewajibannya dalam melakukan studi yang berbuntut pada gelar sarjana yang diperlukan dalam dunia kerja. Selain itu, perlu diingat bahwa ada peran-peran yang melekat dalam moralitas seorang mahasiswa. Berbagai peran yang penulis tuangkan sebelumnya merupakan pengimplementasian poin pengabdian dalam konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa idealnya menjadi harapan masyarakat Indonesia untuk dapat menjaga keseimbangan dalam masyarakat. Pengabdian pada masyarakat ketika menjadi seorang mahasiswa harus terus ditanamkan hingga mereka sudah menjadi pelaku utama dalam penerus keberlangsungan bangsa. Akhirul kalam, penulis berharap nilai-nilai seperti ini akan dapat terus berjalan dan relevan mengikuti perkembangan zaman.
Hidup mahasiswa!
Hidup rakyat Indonesia!