news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak: Peran Vital PAUD dalam Cegah Stunting

Unisa Yogyakarta
Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi berdiri sejak 6 Juni 1991. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun UNISA Yogyakarta bertransformasi menjadi sebuah universitas berwawasan kesehatan.
10 Maret 2025 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Unisa Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anak usia dini (0-6 tahun) bak kanvas kosong, penuh warna-warni spontanitas, rasa ingin tahu yang meledak-ledak, dan imajinasi tanpa batas. Namun, di balik kelincahan dan keceriaan itu, tersimpan pula kerentanan: mudah frustrasi, rentang perhatian pendek, dan egosentrisme yang wajar. Di sinilah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hadir, sebagai kawah candradimuka yang menempa generasi emas Indonesia.
Guru PAUD siap lawan Stunting
zoom-in-whitePerbesar
Guru PAUD siap lawan Stunting
PAUD bukan sekedar tempat bermain. Lebih dari itu, PAUD adalah panggung stimulasi holistik, merangsang potensi motorik, emosional, dan intelektual anak. Tujuannya jelas: mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya dengan fondasi yang kokoh.
ADVERTISEMENT
Namun, beban PAUD tak hanya itu. Pemerintah menaruh harapan besar pada PAUD dalam upaya pencegahan stunting. Dua indikator krusial menjadi tolok ukur: meliputi orang tua yang mengikuti kelas parenting dan mencakup anak usia 2-6 tahun yang terdaftar sebagai peserta didik PAUD.
Guru PAUD di garis depan, dituntut mampu memberikan stimulasi, deteksi, dan intervensi tumbuh kembang anak, di bawah pengawasan ketat puskesmas dan dinas kesehatan. Layanan ini bahkan menjadi salah satu indikator penilaian dalam akreditasi PAUD.
Sayangnya, realita berkata lain. Tidak semua guru PAUD memiliki kapasitas yang memadai, terutama dalam memantau tumbuh kembang anak. Data mencengangkan: 94% guru belum memahami deteksi dini tumbuh kembang anak.
Kondisi ini menggugah kepedulian Sri Ratnaningsih dan Rosmita Nuzuliana, tim pengabdian masyarakat dari Prodi Sarjana Kebidanan Fakultas Kesehatan (FIKes) Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Mereka menginisiasi program pelatihan deteksi tumbuh kembang anak didik, menyasar guru-guru PAUD IGABA Turi.
ADVERTISEMENT
“Langkah pertama adalah identifikasi masalah secara mendalam, dilanjutkan dengan penyampaian materi Deteksi Dini Tumbuh Kembang berdasarkan Kemenkes 2022. Metode pelatihan pun interaktif dibuat: diskusi, roleplay dengan studi kasus, dan presentasi kasus,” ucap Sri Ratnaningsih, Sabtu (8/3/2025).
Pelatihan yang diikuti 34 guru PAUD IGABA ini membuahkan hasil yang positif. Pengetahuan dan keterampilan guru dalam mendeteksi tumbuh kembang anak meningkat secara signifikan. Sebagai bekal, tim pengabdi memberikan buku deteksi tumbuh kembang dan alat permainan edukatif.
Sebagai tindak lanjut, guru-guru berkomitmen melakukan deteksi tumbuh kembang minimal setahun sekali, sesuai usia perkembangan anak didik. Upaya ini diharapkan mampu mendeteksi dini potensi masalah tumbuh, sehingga intervensi dapat dilakukan sedini mungkin.
“Dengan demikian, PAUD bukan hanya tempat bermain, tetapi juga benteng pertahanan melawan stunting, memastikan setiap anak Indonesia tumbuh optimal, menjadi generasi emas yang berkualitas,” tambah Rosmita Nuzuliana.
ADVERTISEMENT