Berobat ke Rumah Sakit, Pilih Cashless atau Reimbursement?

Husni Fatahillah Siregar
Corporate Communication
Konten dari Pengguna
14 September 2023 11:49 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Husni Fatahillah Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa waktu lalu seorang sahabat curhat tentang pengalaman yang menurutnya tidak menyenangkan saat berobat ke rumah sakit (RS). Sahabat saya yang katanya mendapat perlindungan asuransi dari perusahaan tempatnya bekerja mengeluhkan bahwa ia harus membayar tagihan RS dengan uang pribadi terlebih dahulu, karena kerjasama antara RS dan asuransi yang digunakan perusahannya sudah berakhir. Sehingga yang sebelumnya tinggal menunjukkan kartu asuransi (cashless), jadi harus mengajukan proses klaim (reimbursement).
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang apa yang dialami sahabat saya diamini sebagai sesuatu yang ribet, tidak efisien dan tiak efektif. Nah, sebelum kita menyimpulkan reimbursement ribet, tidak efisien dan tidak efektif dibanding cashless, kita bahas dulu yuk apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode pembayaran.
Saat membeli produk asuransi kesehatan, metode klaim yang ditawarkan kepada nasabah untuk rawat jalan atau rawat inap umumnya ada 2: reimbursement dan cashless. Secara singkat, kedua metode klaim ini dibedakan dengan keharusan mengeluarkan uang pribadi terlebih dahulu dan tidak perlu mengeluarkan uang pribadi sepeser pun. Namun, keduanya tetap memiliki kesamaan yaitu adanya batasan plafon sesuai manfaat yang dipilih. Jadi mau cashless atau reimbursement jika kita sudah mencapai batas plafon yang disepakati, maka tidak bisa melebihi batas plafon tersebut. Oke, sekarang mari kita lihat kelebihan dan kekurangan masing-masing.
ADVERTISEMENT
Reimbursement
Ketika Anda menggunakan metode reimbursement artinya harus menyiapkan uang pribadi terlebih dahulu untuk selanjutnya mengajukan proses klaim guna mendapatkan manfaat sesuai dengan plan yang dipilih. Nah, karena kita harus mengeluarkan uang pribadi terlebih dahulu jadi terkesan ribet. Dapat dimengerti bahwa terkadang tidak semua orang memiliki dana yang cukup saat harus membayar tagihan RS di awal. Tapi, sejatinya ketika Anda sudah berkomitmen untuk membeli produk asuransi – di luar asuransi BPJS Kesehatan – artinya Anda sudah harus siap dengan apapun pilihan metode yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi, termasuk ketika pilihan itu hanya ada reimbursement.
Yang juga sering dikeluhkan ribet adalah proses pengajuan klaim yang acapkali dirasakan lama. Belum lagi keluhan klaim yang ditolak. Pertanyaannya, apakah dokumen yang diminta sudah lengkap dan sesuai persyaratan? Proses klaim lama bisa jadi karena dokumen yang diperlukan belum lengkap. Klaim ditolak bisa jadi karena tidak masuk dalam manfaat yang dipilih. Pengalaman saya ketika istri harus dirawat di rumah sakit dan saat itu menggunakan metode reimbursement, proses pengajuan klaimnya tidak lama. Karena sebelum saya mengirimkan dokumen klaimnya, saya pastikan dokumen yang diminta sudah lengkap dan klaim yang diajukan sesuai plan yang saya pilih, sehingga klaim cepat disetujui.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari beberapa kondisi yang disebutkan di atas, metode reimbursement sebenarnya lebih memberikan akses pengobatan yang lebih luas karena Anda bisa berobat ke RS manapun tanpa harus ada kerja sama antara RS dengan perusahaan asuransi yang Anda miliki. Hal ini tentunya akan sangat membantu ketika Anda tinggal di kawasan yang mungkin jumlah RS terbatas, sehingga dimanapun Anda bisa berobat.
Nah, yang tidak kalah pentingnya dan juga mungkin kurang disadari banyak orang, dengan metode reimburesement Anda bisa mengetahui rincian biaya pengobatan secara detail. Pernah tidak Anda melihat tagihan biaya RS dan melihat kalau biaya pengobatan itu sekarang naik? Tahukah Anda bahwa inflasi itu tidak hanya terjadi dalam konteks ekonomi saja, tapi inflasi medis juga terjadi yang dampaknya adalah peningkatan biaya pengobatan.
ADVERTISEMENT
Bagi pengguna metode cashless – dan juga berdasarkan pengalaman pribadi – mungkin tidak akan terlalu aware. Sama halnya ketika dokter akan melakukan suatu tindakan, Anda mungkin bisa lebih cepat untuk mengiyakan karena tidak perlu memikirkan harus mengeluarkan uang pribadi terlebih dahulu.
Tapi ketika Anda harus menyiapkan uang pribadi terlebih dahulu, pasti akan memperhatikan dengan detail rincian biaya yang keluar, termasuk ketika dokter akan melakukan suatu tindakan pasti Anda akan bertanya sedetail mungkin ‘kan? Artinya dengan reimbursement secara langsung akan membuat Anda “punya perhatian” atas rincian biaya RS.
Cashless
Dengan metode cashless Anda tidak perlu menyiapkan uang pribadi, cukup dengan menunjukkan kartu asuransi Anda sudah bisa memanfaatkan plafon pengobatan yang sudah dipilih. Inilah mungkin yang akhirnya menjadi pilihan banyak orang, karena lebih praktis.
ADVERTISEMENT
Tapi dibalik kemudahan dan kenyamanan tersebut, metode cashless ini hanya bisa dilakukan di RS yang sudah bekerja sama dengan perusahaan asuransi yang Anda gunakan. Artinya jangkauan RS lebih terbatas dibandingkan reimbursement. Pengalaman saya ketika melakukan perjalanan mudik dan sempat ada insiden hingga harus ke RS, tetap saja harus bayar dengan uang pribadi terlebih dahulu karena RS di kampung halaman tidak ada kerja sama dengan perusahaan asuransi.
Selain itu, pengalaman lain yang juga saya rasakan dan ternyata tidak terlalu membuat nyaman adalah lamanya waktu tunggu ketika di RS. Ketika anak saya mengalami cidera karena terjatuh dan sempat tidak bisa bangun untuk duduk atau bangkit berdiri, saat itu langsung saya bawa ke IGD. Saat di IGD langsung saya tunjukkan kartu asuransi yang digunakan untuk pembayaran.
ADVERTISEMENT
Proses pengobatan berjalan lancar, namun ketika semua proses telah selesai saya harus menunggu dua jam lebih sampai bisa dinyatakan boleh pulang. Kok lama sekali? Karena pihak RS harus mengkonfirmasi terlebih dahulu ke asuransi terkait beberapa tindakan yang dilakukan, apakah masuk dalam penjaminan atau tidak. Malahan cerita seorang kerabat tidak kalah lamanya harus menunggu saat menjalani rawat inap. Sudah diperbolehkan pulang sejak siang hari, tapi baru bisa keluar RS malam hari karena RS harus konfirmasi ke asuransi.
Bukan tentang metode pembayaran, tapi tentang arti sebuah perlindungan
Setiap hal pasti akan selalu ada dua mata sisi. Ibarat hidup ada siang dan malam. Atau analogi paling sederhana ketika Anda makan bubur ayam, Anda termasuk tim bubur diaduk atau tidak diaduk. Semuanya kembali pada pilihan masing-masing. Sama halnya dengan ketika kita bicara metode klaim. Tidak ada yang paling efektif, tidak ada yang paling nyaman, tidak ada yang paling mudah, karena baik cashless dan reimbursement menawarkan manfaat masing-masing.
ADVERTISEMENT
Yang harus menjadi perhatian kita sebenarnya bukan tentang metode pembayaran biaya pengobatan, tapi sejauh mana kepedulian kita akan arti sebuah perlindungan bagi diri sendiri dan keluarga. Hidup itu misteri Ilahi, sehingga kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Bukankah lebih baik kita selalu sedia payung sebelum hujan datang. Bukankah lebih baik kita memproteksi diri sendiri dan keluarga sebelum risiko datang. Dengan proteksi yang kita miliki termasuk biaya kesehatan maka akan meringankan beban kita secara finansial.
Jadi, Anda tim bubur diaduk atau tidak diaduk? 😊
Semoga bermanfaat!