Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
“The Black War” di Australia dalam Perspektif Geopolitik
6 Mei 2024 18:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ibnu Khaikal Rajab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pasti kalian tidak asing dengan sebutan negara kanguru yaitu negara Australia. Negara Australia sendiri. Kali ini kita akan membahas mengenai salah satu sejarah dari negara Australia yaitu “The Black War” atau perang hitam yang terjadi pada tahun 1824 hingga 1832 dan mengkaitkannya dengan perspektif Geopolitik. Di zaman dahulu masih banyak diskriminasi yang dialami oleh semua kalangan berkulit hitam yang pada kali ini menjadi salah satu faktor terjadinya perang antara masyarakat Aborigin di Tasmaia dengan kolonial inggris yang pada masanya sangat berjaya menguasai hamper seluruh daratan maupun lautan di dunia.
ADVERTISEMENT
Latar Belakang Konflik
Peristiwa “The Black War” atau perang hitam terjadi di Australia atau lebih tepatnya di Tasmania dimulai dengan konflik antara pendatang/kolonial Inggris dengan warga penduduk asli Aborigin di Tasmania. Hal ini disebabkan kolonial Inggris yang ingin menguasai wilayah dari tempat tinggal masyarakat Aborigin dan sumber daya yang terdapat di Tasmania, seperti yang kita ketahui bahwa letak geografis di Tasmania sendiri sangat diperlukan oleh kolonial Inggris pada waktu itu untuk memperluas dari wilayah jajahan Inggris. Selain itu, alasan Inggris ingin menguasai Australia adalah untuk mempertahankan keamanan dan kestabilan di wilayah tersebut, serta untuk mengawasi dan mengendalikan aktivitas pelaut yang melewati wilayah Australia.
Perang Hitam Sebagai Simbol
Perang Hitam sendiri merupakan suatu simbol dari suku Aborigin, karena masyarakat Aborigin yang menggunakan warna hitam untuk melindungi diri dari sinar matahari dan untuk berkamuflase dalam berburu dan melawan musuh pada masa itu. Selain hal tersebut, masyarakat Aborigin menggunakan bendera hitam sebagai bentuk dari simbol perang atau simbol perlawanan terhadap penjajahan yang dilakukan oleh kolonial Inggris pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Dampak dari Perang Hitam
Dampak yang disebabkan dari perang hitam yang terjadi di Tasmania sangat banyak, mulai dari kedua pihak yang menjadi korban dari peperangan yang terjadi, identitas dari suku Aborigin yang menghilang, hingga kebudayaan yang terdapat di Tasmania yang hancur disebabkan dari perang hitam. Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat Aborigin di Australia masih memperjuangkan haknya sebagai penduduk asli di Australia, hal tersebut tidak lepas dari konflik yang terjadi pada perang hitam yang menyebabkan identitas dari Aborigin di Australia mulai menghilang. Selain itu, trauma dan stigma yang dialami oleh korban dari perang hitam masih dapat kita rasakan hingga sekarang. Salah satu contohnya yaitu perjuangan suku Aborigin yang tidak diakui secara resmi di Australia karena menyangkut dengan sejarah Australia, namun berbeda dengan perjuangan kolonial Inggris yang diakui secara resmi di Australia hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Perspektif Mahan : Sea Power Theory
Kaitan dari “The Black War” atau perang hitam dengan perspektif geografi politik adalah melalui “Sea Power Theory” atau kekuatan lautan. Menurut Alfred T. Mahan, kekuatan laut pada dasarnya identik dengan Maritim Power yang mana apabila kekuatan tersebut diberdayakan maka akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan keamanan suatu negara. Seperti yang sudah kita ketahui di awal bahwa alasan kolonial Inggris ingin menguasai wilayah Australia karena letaknya yang strategis, mempertahankan keamanan dan kestabilan di wilayah Australia, serta untuk mengawasi dan mengendalikan aktivitas pelaut yang melewati wilayah Australia. Hal tersebut sangat berkaitan erat dengan teori “Sea Power Theory” oleh Alfred T. Mahan yang telah dibuktikan dengan negara Australia di zaman sekarang.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Awal mula konflik tersebut terjadi karena kolonial Inggris yang ingin menguasai wilayah Tasmania yang menjadi tempat tinggal dari penduduk asli Aborigin dan ingin mengambil sumber daya yang terdapat di wilayah tersebut. Selain itu, alasan Inggris ingin menguasai Australia adalah untuk mempertahankan keamanan dan kestabilan di wilayah tersebut, serta untuk mengawasi dan mengendalikan aktivitas pelaut yang melewati wilayah Australia. Perang hitam sendiri merupakan simbol dari penduduk Aborigin sebagai perlawanan terhadap kolonial Inggris, seperti menggunakan bendera berwarna hitam. Dampak dari perang tersebut sangat banyak seperti korban yang berjatuhan, kehilangan identitas sebagai penduduk asli, hingga trauma dan stigma. Keterkaitannya perang hitam dalam perspektif geografi politik adalah melalui “Sea Power Theory” atau kekuatan lautan dari pemikiran Alfred T. Mahan. Menurutnya, apabila kita memiliki kekuatan maritim maka kita dapat meningkatkan kesejahteraan dan keamanan suatu negara. Hal tersebut dapat kita lihat dengan berkembangnya negara Australia di zaman sekarang.
ADVERTISEMENT
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 12:00 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini