Mengulas Program Unggulan Mendikbudristek Nadiem Makarim

Ida Farida
Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Cakrawala Institute
Konten dari Pengguna
8 Juli 2022 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ida Farida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika Nadiem Makarim dilantik menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada periode kedua masa pemerintahan Presiden Jokowi, banyak publik yang ragu akan kemampuan mantan bos Gojek tersebut.
ADVERTISEMENT
Publik ragu karena mayoritas dari mereka melihat dari sisi pengalaman dan latar belakangnya. Baik itu latar belakang pendidikan maupun profesinya yang banyak berkaitan dengan bisnis, terutama terkait bisnis start up digital alih-alih dunia pendidikan dan kebudayaan.
Namun, tentu bukan Presiden Jokowi namanya jika ia tidak melakukan keputusan out of the box. Maka keputusan menunjuk teknokrat muda Nadiem Makarim menjadi Mendikbudritek saat itu dapat dipahami, karena Jokowi ingin melihat ada gebrakan baru. Bahkan arah baru pendidikan Indonesia di tengah tantangan era disrupsi seperti saat ini.
Program Unggulan di masa Pandemi Covid-19
Belum genap satu tahun setelah dilantik menjadi Mendikbudristek oleh Presiden Jokowi, Nadiem Makarim mendapat ujian pertama bahkan ujian besar yaitu adanya pandemi Covid-19. Mengapa ujian besar? Karena pandemi Covid-19, proses belajar mengajar tidak bisa dilaksanakan seperti biasa, karena harus menjaga jarak dan menghindari kerumunan untuk mencegah penularan.
ADVERTISEMENT
Beberapa kebijakan responsif dan taktis dikeluarkan oleh Kemendikbudristek untuk menangani pandemi Covid-19 agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Program-program tersebut di antaranya yaitu kebijakan bantuan kuota data internet ketika siswa harus belajar di rumah, kebijakan UKT atau subsidi uang kuliah, bantuan subsidi upah, penerjunan relawan mahasiswa, dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ketika Covid-19 melandai dan proses vaksinasi untuk siswa dan tenaga pendidik telah tuntas.
Dan menurut hasil survey nasional yang dilakukan oleh Indikator, program-program Kemendikbudristek terkait pandemi COVID-19 di atas tampak dievaluasi positif oleh publik. Sebagai contoh, mayoritas menilai program Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sangat bermanfaat, terutama dikelompok yang mengetahui program tersebut yaitu sebanyak 54,6 %. Di setiap kelompok demografi mayoritas menilai program PTM ini bermanfaat, terutama di kelompok warga dengan pendidikan menengah dan tinggi, kalangan pegawai, guru,dosen,profesional, berpendapatan lebih dari 4 juta, dan tinggal di perkotaan.
ADVERTISEMENT
Demikian pula program Bantuan Kuota Data, yang dinilai bermanfaat oleh publik dari berbagai kategori sosio-demografi, yaitu rata-rata di atas 70 %. Dan mayoritas responden juga menilai positif program bantuan uang kuliah tunggal, subsidi upah tenaga pendidik dan non-kependidikan, dan 15 ribu relawan mahasiswa.
Para siswa sedang mengikuti sosialiasi hidup bersih dan sehat sebelum PTM dimulai Sumber Foto : Doklumentasi Pribadi/Penulis
Program Unggulan Merdeka Belajar
Selain beberapa program unggulan di masa pandemi Covid-19, Kemendikbudristek di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim juga memiliki program-program inovatif dan bisa dikatakan program out of the box seperti harapan Presiden Jokowi, yaitu dalam program Merdeka Belajar yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Menurut hasil survey Indikator, ada beberapa program yang dirasa cukup bermanfaat di antaranya yaitu, Asesmen Nasional (AN), PPDB dengan membuka hingga maksimal 30% dinilai, BOS yang langsung ditransfer ke rekening sekolah dan semakin fleksibel penggunaannya, hak belajar tiga semester di luar kampus, KIP Kuliah Merdeka, Kurikulum Merdeka, dan Platform Merdeka Mengajar untuk digunakan para guru.
ADVERTISEMENT
Dengan program-program unggulan tersebut, maka tak heran hasil survey Indikator menyebut bahwa lebih dari 75% publik puas atas kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Hasil survey tersebut berdasarkan hasil wawancara terhadap 1.520 responden di seluruh Indonesia pada 7 hingga 12 April 2022.
Dalam temuan tersebut juga disampaikan bahwa program-program yang manfaatnya dirasa sangat besar karena menyentuh hajat hidup warga seperti PTM, KIP Kuliah Merdeka, Bantuan kuota internet, BOS langsung sekolah, dan Permen PPKS adalah program utama yang menjadi andalan Kemendikbudriset. Demikian pula program-program Kurikulum Merdeka dan Merdeka Mengajar, serta program terkait pandemi Covid-19.
Meski demikian, menurut temuan survey tersebut, terdapat program-program yang manfaatnya dirasa besar tetapi perlu sosialisasi lebih banyak untuk meningkatkan pengetahuan warga. Di antaranya program Organisasi Penggerak, Guru Penggerak, Bantuan dana transformasi untuk PTN dan PTS berdasar capaian IKU, Sekolah Penggerak, SMK Pusat Keunggulan, Perluasan Beasiswa LPDP, Permen PPKS, Kurikulum Merdeka, Platform Merdeka Mengajar, Pengiriman dana BOP, Revitalisasi Bahasa Daerah, Dana Abadi Kebudayaan, Program ASN PPPK, Gamelan sebagai warisan budaya takbenda dunia, UKT atau subsidi uang kuliah, Bantuan subsidi upah, Penerimaan relawan mahasiswa, dan Bantuan untuk pelaku budaya
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, salah satu rekomendasi temuan survey tersebut yaitu kampanye program-program Kemendikbudristek masih sangat perlu ditingkatkan, dengan intensitas atau penekanan lebih banyak kepada program-program yang paling besar sentuhannya dengan masyarakat umum. Ini terutama untuk meningkatkan partisipasi warga pada berbagai program tersebut. Partisipasi warga akan sangat menentukan kesuksesan program-program Kemendikbudristek (Indikator, 2022).
Dengan berbagai temuan positif di atas, maka keraguan publik sebetulnya sedikit demi sedikit mulai terjawab. Hingga hari ini, Mendikbudristek Nadiem Makarim dapat dianggap mumpuni untuk menjalankan amanah besar mencerdaskan kehidupan bangsa di tengah kekurangan dan kelebihannya. Semoga program-program unggulan Mas Menteri dapat mewujudkan arah baru pendidikan Indonesia ke arah lebih baik dan lebih maju.