Perempuan Berdaya: Melawan KDRT di Hari Ibu

Iin Febriyanti
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
25 Desember 2023 9:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Iin Febriyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: https://www.istockphoto.com/id
zoom-in-whitePerbesar
sumber: https://www.istockphoto.com/id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari ibu adalah momen yang tepat untuk kita semua menghargai setiap perempuan yang ada di sekitar kita, termasuk ibu kita sendiri. Hari yang seharusnya diperuntukkan untuk mengharagai, menghormati, dan mengakui pentingnya pengaruh dari peran seorang ibu dalam keluarga dan masyarakat. Namun nyatanya masih diwarnai oleh kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di lingkungan sekitar. Seharusnya hal ini menjadi sebuah peringatan yang diikuti oleh tindakan nyata untuk melindungi setiap perempuan dari kasus kekerasan dalam rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Kekerasan dalam rumah tangga, yang juga dikenal sebagai KDRT di Indonesia, adalah masalah yang sangat umum terjadi dan menimpa banyak pasangan di seluruh dunia. Sifatnya yang menyebar luas menunjukkan betapa seriusnya hal ini, tidak hanya bagi para korban yang terlibat langsung, namun juga bagi orang-orang di sekitar mereka, khususnya mereka yang mempunyai anak. Akibatnya, anak-anak yang tidak bersalah ini sering kali secara tidak sengaja dihadapkan pada adegan kekerasan yang mengerikan atau dalam kasus yang sangat disayangkan, menjadi sasaran akibat kekerasan yang kejam.
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada tahun 2023, Indonesia mengalami lonjakan kasus kekerasan yang mencapai 18.466 kasus yang dilaporkan. Mayoritas korbannya adalah perempuan, dengan jumlah yang mengejutkan sebanyak 16.351 orang terkena berbagai bentuk kekerasan. Di antara angka-angka tersebut, kekerasan dalam rumah tangga muncul sebagai isu yang paling banyak terjadi, yaitu sebanyak 11.324 kasus. Yang lebih memprihatinkan lagi, jumlah korban kekerasan dalam rumah tangga mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 12.158 orang yang merupakan jumlah korban terbanyak dibandingkan dengan kategori kekerasan lainnya. Data yang memprihatinkan ini menyoroti kebutuhan mendesak akan tindakan dan inisiatif komprehensif untuk mengatasi kekerasan yang merajalela di masyarakat Indonesia. Sebuah kebenaran yang tidak dapat disangkal bahwa rumah yang seharusnya sebagai tempat perlindungan bagi semua individu dalam sebuah keluarga, sayangnya telah berubah menjadi lingkungan yang menyedihkan dimana sering terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang bahkan bisa dengan tega mengakibatkan hilangnya nyawa secara tragis.
ADVERTISEMENT
Ada banyak faktor yang bisa menjadi pemicu dari tindakan kekerasan ini, yaitu ketidakseimbangan kekuasaan, kecemburuan, dan ketidakpuasan dalam hubungan. Budaya patriaki yang masih kental dalam masyarakat kita, kerap membuat perempuan seringkali dianggap sebagai objek yang harus tunduk dan patuh kepada laki-laki, akibatnya hal ini menjadi pemicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Perempuan dianggap tidak memiliki hak untuk memilih dan menentukan nasibnya sendiri, sehingga seringkali mereka mengalami kekerasan dan penindasan dari pasangan mereka.
Kasus kekerasan dalam rumah tangga adalah masalah yang sangat serius dan mengkhawatirkan, tidak boleh dilewatkan begitu saja. Sebab hal ini mempengaruhi banyak perempuan. Sangat penting bagi kita semua untuk memberikan penekanan yang lebih besar dalam mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah seperti ini. Sebagai masyarakat, kita mempunyai kekuatan untuk secara proaktif memitigasi dan mencegah terjadinya keadaan yang sangat tidak diinginkan. Dengan secara aktif memprioritaskan penyediaan sistem perlindungan dan dukungan bagi mereka yang menjadi korban dari kekerasan ini, kita dapat secara efektif meringankan penderitaan mereka dan membantu proses pemulihan mereka. Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2004 dalam pasal 12, pemerintah wajib merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, kemudian menyelenggarakan komunikasi, informasi, dan edukasi serta sosialisasi dan advokasi tentang KDRT.
sumber: https://www.istockphoto.com/id
Hal utama yang perlu kita ingat ialah pentingnya pencegahan kasus kekerasan dalam rumah tangga. Pendidikan dan kesadaran adalah kunci yang dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap KDRT. Pendidikan ini harus diberikan kepada semua orang, terlebih lagi mereka yang ingin membangun sebuah keluarga, agar mereka mengerti konsekuensi yang serius dari tindakan kekerasan ini dan cara menghormati perempuan. Karena setiap perempuan berhak untuk memiliki hidup bebas dari rasa takut, kekerasan, dan tekanan yang dapat merusak kehidupan mereka.
ADVERTISEMENT
Memastikan pemberdayaan perempuan memainkan peran penting dalam mengatasi masalah kekerasan dalam rumah tangga. Dalam skenario di mana perempuan diberi kesempatan yang sama dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan kemampuan untuk hidup mandiri, mereka akan memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk menahan kekerasan dan melawan pengaruh eksternal yang mungkin menimbulkan risiko bagi kehidupan mereka. Kewajiban kita masing-masing adalah untuk secara aktif berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang adil dan memungkinkan perempuan untuk bisa berkembang dan memenuhi potensi mereka yang sebenarnya.
Hari Ibu lebih dari sekedar kesempatan untuk mengirimkan pesan ucapan selamat atau memberikan hadiah. Namun memberikan peluang untuk refleksi diri yang mendalam dan langkah-langkah proaktif untuk mengatasi masalah kekerasan dalam rumah tangga yang mengkhawatirkan. Hari Ibu harus menjadi pengingat yang kuat akan nilai tak terukur yang dibawa para ibu kepada keluarga mereka dan masyarakat yang lebih luas. Hal ini harus mengobarkan semangat dalam diri kita, mendorong kita untuk mengambil tindakan tegas dan memberantas ancaman kekerasan dalam rumah tangga, sehingga menjamin kesejahteraan dan keamanan perempuan.
ADVERTISEMENT
Peran seorang ibu dalam sebuah keluarga sangatlah penting karena ia merupakan sosok yang paling berpengaruh. Tidak diragukan lagi, seorang ibu memainkan peran penting dalam mengasuh anak-anaknya, memberikan mereka pengetahuan dan nilai-nilai, serta menghujani mereka dengan cinta tanpa syarat. Dia berperan sebagai pilar kekuatan yang tak tergoyahkan, memberikan dukungan dan stabilitas bagi keluarganya. Namun, sangat miris untuk mengetahui bahwa kenyataanya kasus kekerasan dalam rumah tangga masih terus terjadi, sehingga membuat rasa tidak aman yang diberikan kepada setiap perempuan.
Perjuangan yang berkelanjutan bagi perempuan untuk melepaskan diri dari segala bentuk kekerasan adalah upaya untuk mencapai kesetaraan dan keadilan yang mencakup setiap aspek kehidupan. Ketekunan dalam memperjuangkan persatuan di kalangan perempuan Indonesia diperingati setiap tahun pada tanggal 22 Desember, hari yang didedikasikan untuk merayakan kekuatan dan ketangguhan para ibu. Untuk mengungkapkan penghargaan dan dukungan kita yang sebesar-besarnya kepada para ibu dan perempuan luar biasa di sekitar kita, kita harus menunjukkan komitmen teguh kita terhadap upaya mereka mencapai kehidupan yang penuh dengan kebebasan tanpa batas dan kebahagiaan yang tiada henti.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang istimewa ini, hari ibu adalah saat yang tepat bagi kita semua untuk bergandengan tangan dan memberikan penghormatan atas cinta tak terukur dan dedikasi teguh yang ditunjukkan oleh para ibu di seluruh dunia. Dalam memperingati hari ini, kita juga harus memperkuat tekad kita untuk memberantas segala bentuk kekerasan dan kesenjangan yang masih ada di masyarakat. Hanya melalui upaya bersama dan kesatuan yang teguh, kita dapat membuka jalan menuju dunia yang lebih aman dan adil, tidak hanya bagi para ibu tetapi juga bagi semua perempuan. Mari kita ubah Hari Ibu menjadi awal dari sebuah gerakan kuat yang berupaya membangun masyarakat yang aman dan adil bagi perempuan, memungkinkan kita untuk dengan tulus menghormati dan menyayangi ibu kita setiap hari, bukan hanya pada tanggal 22 Desember.
ADVERTISEMENT