Konten dari Pengguna

Feminisme Sangat Penting untuk Dipelajari oleh Perempuan dan Laki-laki

Ika Raslina
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
19 Juni 2022 23:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ika Raslina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Feminisme (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Feminisme (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Perempuan seringkali dirugikan oleh budaya patriarki yang melekat di masyarakat. Seperti perempuan yang dilarang melakukan hal yang lazimnya dilakukan laki-laki, perempuan hanya boleh bekerja di lingkungan domestik, perempuan dianggap lebih lemah, dan seringkali perempuan mendapatkan penindasan oleh kaum laki-laki. Budaya tersebut sudah berlangsung sangat lama sehingga menjadi sebuah dogma yang sulit terelakkan. Padahal, budaya patriarki ini tidak baik dan tidak adil. Dan sebetulnya bukan hanya perempuan yang dirugikan atas masifnya budaya patriarki, tetapi laki-laki juga.
ADVERTISEMENT
Budaya patriarki selalu berpandangan bahwa laki-laki adalah makhluk yang identik dengan gender maskulin, sedangkan perempuan identik dengan gender feminin. Laki-laki dianggap harus selalu gagah, kuat, superior, dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang umumnya dilakukan perempuan. Oleh sebab itu, lahirlah toxic masculinuty yang akan merugikan laki-laki, terutama laki-laki yang memiliki sisi feminin. Jadi dalam toxic masculinity, laki-laki yang tidak memenuhi segala unsur maskulinitas akan dianggap bukanlah laki-laki yang sesungguhnya oleh budaya patriarki.
Contoh sederhananya, seperti laki-laki yang gemar memasak atau menjahit pakaian, oleh budaya patriarki mereka akan dikucilkan. Karena dianggap melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan seorang perempuan. Atau contoh lain yang lebih ironis, ketika seorang anak laki-laki manja kepada orang tuanya, maka ia akan dihina bahkan dikucilkan. Sedangkan, anak perempuan yang manja kepada orang tuanya dianggap hal yang wajar. Dari kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa budaya patriarki juga merugikan laki-laki juga.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, budaya patriarki yang merugikan baik bagi perempuan maupun laki-laki ini harus diretas. Dan senjata utama untuk meretas budaya tersebut adalah ideologi feminisme. Singkatnya, feminisme adalah ideologi yang menekankan terciptanya kesetaraan terhadap gender. Dan ideologi tersebut harus dipelajari oleh laki-laki ataupun perempuan. Karena jika hanya dipelajari oleh satu kaum saja akan percuma.
Jika feminisme hanya dipelajari dan dipahami oleh perempuan, maka tidak akan bisa mengubah konstruksi sosial yang sudah terbentuk sejak lama. Laki-laki selalu akan melakukan perlawanan karena merasa lebih superior. Sebaliknya, jika hanya laki-laki saja yang mempelajari dan memahami feminisme, tidak akan mampu meretas budaya patriarki. Karena pikiran perempuan akan selalu menganggap dirinya sebagai makhluk yang inferior. Sehingga perempuan merasa menjadi makhluk nomor dua itu adalah sebuah kodrat yang harus dijalani. Dan pada akhirnya, kesetaraan dan keadilan terhadap gender akan selalu menjadi hal yang utopis.
ADVERTISEMENT