Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Sudahkah Seimbang Identitas Nasional di Indonesia dalam Transisi?
29 Maret 2025 17:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ika Sea Puspita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebelum membahas lebih dalam mengenai identitas nasional dalam transisi serta bagaimana menyeimbangkan tradisi dengan serba kemajuan yang telah ada di era modern ini. Perlu diketahui terlebih dahulu 2 istilah kata dasar yang menjadi garis besar pada judul penulisan kali ini, diantaranya identitas dan nasional. Masyarakat di Indonesia tentunya sudah tidak asing dengan kata identitas dalam kehidupan sehari-sehari. Dimana bahwasannya kata dasar identitas ini berasal dari bahasa inggris yaitu identity sehingga dapat diartikan secara harfiah yakni ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu, yang dimana hal tersebut dapat atau mampu membedakannya dengan yang lain.
ADVERTISEMENT
Lalu apa keterkaitannya? Keterkaitannya dengan nasional atau national ialah menjadi sifat khas suatu kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan. Misalnya saja secara fisik seperti budaya, agama, dan bahasa sedangkan secara non-fisik seperti suatu keinginan, cita-cita, dan tujuan. Sehingga kedua istilah kata dasar tersebut dapat disatukan dalam satu kalimat sempurna yakni identitas nasional yang memiliki arti secara luas dapat dikatakan bahwa merupakan identitas suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan suatu tindakan secara kolektif yang kemudian diberi sebutan nasional. Sedangkan dapat diartikan secara sempit identitas nasional merupakan suatu ciri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain. Dimana identitas nasional ini merupakan hasil sebuah kesepakatan masyarakat bangsa, sehingga dalam pembentukannya membutuhkan masa waktu yang panjang.
ADVERTISEMENT
Apa saja indikator dalam terbentuknya Identitas Nasional?
Pertama, pola perilaku yang nampak dalam kegiatan bermasyarakat, kebiasaan serta adat istiadat. Dalam hal ini pola perilaku masyarakat mencerminkan cara individu atau perseorangan berinteraksi dalam kehidupan sosial, termasuk nilai, norma, serta tradisi yang dipercaya.
Kedua, lambang-lambang yang menjadi ciri suatu bangsa dan negara. Dalam hal ini mencakup bendera, lagu kebangsaan, bahasa serta symbol-simbol budaya yang diakui secara luas.
Ketiga, alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini setiap bangsa memiliki alat serta sarana untuk mencapai pada tujuan nasionalnya Dimana dapat berupa suatu sistem pemerintahan, konstitusi, hukum, lembaga negara, serta infrastruktur yang mendukung kesejahteraan rakyat.
Keempat, tujuan yang dicapai suatu bangsa. Dalam hal ini identitas nasional terbentuk dari cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu bangsa, yang dimana tujuan ini tertuang dalam konstitusi. Tujuan ini menjadi acuan dalam pembangunan nasional serta segala kebijakan yang diambil oleh pemerintah serta masyarakat dalam berbangsa.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana identitas nasional di era transisi sekarang?
Berbicara mengenai identitas nasional di Indonesia, hal ini bukanlah sesuatu entitas yang bersifat statis melainkan sesuatu entitas yang bersifat dinamis dalam artian identitas nasional akan terus berkembang serta beradaptasi dengan tuntutan dan perubahan zaman. Namun, di era globalisasi serta perkembangan teknologi yang semakin pesat, identitas nasional mengalami tantangan yang cukup besar agar untuk tetap relevan tanpa kehilangan akar budayanya. Akan tetapi, disisi lain kemajuan tidak dapat serta merta kita hindari dan justru hal tersebut harus kita terima sebagai bagian dari proses evolusi masyarakat. Di tengah gempuran modernisasi, tidak jarang tradisi, adat istiadat itu telah dianggap usang bahkan tidak lagi relevan dengan kebutuhan zaman saat ini. Dengan adanya pandangan semacam ini berisiko mengikis jati diri bangsa, yang nantinya membuat masyarakat akan kehilangan pegangan terhadap akar budayanya sendiri. Oleh karena itu, dalam kondisi ini sangat krusial untuk tidak hanya mempertahankan tradisi yang telah ada secara kaku, tetapi juga menyesuaikannya agar tetap memiliki relevansi dalam kehidupan modern. Keseimbangan antara tradisi dan kemajuan menjadi kunci dalam menjaga identitas nasional agar tidak tergerus oleh arus modernisasi yang dapat menggeser nilai-nilai lokal.
ADVERTISEMENT
Kemudian bagaimana menyeimbangkan tradisi dengan kemajuan zaman?
Menyeimbangkan tradisi dengan kemajuan yang begitu pesat perlu adanya strategi yang cermat serta diperlukan adanya pendekatan yang bijak dalam menyelaraskan, karena ketidakseimbangan di antara keduanya dapat menimbulkan konflik sosial, baik dalam bentuk resistensi terhadap perubahan maupun kehilangan suatu jati diri. Salah satu caranya yakni dengan mengadaptasi unsur-unsur budaya tradisional ke dalam kehidupan modern tanpa menghilangkan esensi utamanya. Misalnya, dalam dunia pendidikan, pengajaran mengenai sejarah dan budaya nasional harus tetap diperkuat, namun dapat dikemas dengan metode yang lebih inovatif dan menarik dalam penyampainnya. Seperti melalui teknologi digital dan banyaknya media sosial. Tidak hanya itu, begitu pula dalam bidang ekonomi, produk-produk dengan basis budaya lokal dapat dikembangkan serta dipasarkan dengan pendekatan modern agar tetap relevan dipasar global.
ADVERTISEMENT
Sehingga pada akhirnya, identitas nasional yang kuat merupakan identitas yang dapat serta mampu bertransformasi tanpa kehilangan akar budayanya. Kemajuan tidak boleh dianggap sebagai suatu ancaman bagi suatu tradisi, melainkan justru sebagai wadah ataupun peluang untuk memperkaya serta memperkuat jati diri bangsa dalam berbangsa. Sebab sejatinya, identitas nasional bukan hanya berbicara persoalan melestarikan warisan yang ada, melainkan juga berbicara mengenai persoalan bagaimana warisan tersebut dapat hidup serta berkembang dalam dinamika zaman yang terus berubah.