Konten dari Pengguna

Analisis Kasus Covid-19 dalam Kerangka Teori Struktural Fungsional

Iksan Maulana
Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
4 Desember 2022 19:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Iksan Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 (Source: Foto oleh Tahir Osman: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-melatih-kendaraan-umum-urban-11602138/)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 (Source: Foto oleh Tahir Osman: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-melatih-kendaraan-umum-urban-11602138/)

Pendekatan Fungsinalisme Struktural

ADVERTISEMENT
Pendekatan fungsionalisme struktural mendasarkan diri pada pemikiran bahwa setiap masyarakat mempunyai struktur yang selalu bergerak ke arah equilibrium. Pendekatan fungsionalisme struktural sering juga disebut sebagai integration approach, order approach atau equilibrium approach. Pendekatan struktural fungsionalisme sebenarnya berasal dari pendekatan yang lebih awal yaitu pendekatan organis. Pendekatan organis mendasarkan diri pada pemikiran bahwa masyarakat pada dasarnya dapat disamakan dengan tubuh manusia atau benda-benda alam lain. Sehingga untuk memahaminya kita bisa melihat keadaan yang mewakilinya.
ADVERTISEMENT
Pendekatan organis ini terus dikembangkan oleh Sosiolog ternama lainnya seperti Herbert Spencer, Emile Durkheim, Bronislaw Malinowski, Radcliffe Brown dan menjadi pendekatan fungsionalisme struktural setelah disempurnakan oleh Talcott Parson, seorang ahli Sosiologi dari Amerika Serikat.
Dari definisi diatas maka dapat ditarik asumsi bahwa masyarakat terbagi dalam beberapa bagian yang saling berhubungan satu sama lain, kemudian hubungan nya bersifat timbal balik, hubungan ini menuju equilibrium (meskipun tidak pernah sempurna tetapi mendekati equilibrium), penyimpangan diatasi oleh proses institusionalisasi. Sehingga dalam pendekatan ini perubahan yang dalam sistem terjadi secara gradual.
Jika kita masuk pada kasus Covid-19, pada dasarnya setiap bidang keilmuan punya peranannya masing-masing dalam menghadapi pandemi Covid-19, baik itu Natural Science maupun Social Science. Natural Science berperan besar dalam wilayah teknis pengobatan individu secara biologis, sementara itu Social Science berperan besar pada ranah rekayasa sosial penguatan integritas sistem sosial masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana biologi yang mempelajari anatomi tubuh manusia, teori struktural fungsionalisme dalam sosiologi pun mempelajari anatomi masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dianalogikan seperti struktur tubuh manusia yang di dalamnya terdapat bermacam-macam bagian yang saling berhubungan satu sama lain, masing-masing dari bagian tubuh tersebut memiliki fungsi yang khas apabila satu bagian tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik maka akan mempengaruhi bagian yang lainnya, begitu pula dengan masyarakat apabila suatu subsistem tidak dapat berfungsi dengan baik maka akan memengaruhi sistem sosial secara keseluruhan.
Oleh karena itu dalam hal ini apa yang disampaikan oleh Talcott Parson sebenarnya merupakan sebuah alternatif agar suatu masyarakat bisa bertahan dalam berbagai situasi termasuk dalam situasi pandemi Covid-19 ini.
ADVERTISEMENT
Kakek yang sedang menahan pintu Kereta Api untuk anak Kecil (Source:Foto oleh Shahadat Hossain : https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-melatih-kendaraan-umum-kedudukan-7355189/)

1. Fungsi Adaptasi

Suatu masyarakat ibaratkan makhluk hidup agar dia tetap bertahan maka dia harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi eksternalnya. Dalam kasus pandemi Covid-19, masyarakat kita harus segera menyesuaikan diri dengan mengubah pola-pola sosial yang berisiko meningkatkan penyebaran virus tersebut, mengubah sikap-sikap tidak rasional yang justru akan menimbulkan disfungsi dan disorganisasi sosial.
Untuk mempercepat proses adaptasi ini maka intervensi atau rekayasa sosial harus dilakukan, stakeholder terkait harus memberikan edukasi yang tepat bagi masyarakat dan keterbukaan informasi serta komunikasi publik yang baik akan mengubah ketakutan massal menjadi kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif yang dimaksud adalah sikap moral bersama dalam menghadapi pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Ketakutan massal yang terjadi di tengah-tengah masyarakat sebenarnya bisa dimanfaatkan apabila ketakutan massal tersebut bisa diekstraksi menjadi sebuah energi sosial. Pada dasarnya perasaan takut merupakan mekanisme pertahanan hidup setiap individu dan rasa takut ini akan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan agar dia bisa terhindar dari bahaya.
Kita harus segera membangun nilai-nilai dan norma sosial yang cepat serta mencegah terjadinya disfungsi dan disorganisasi sosial. Seperti ketika mau mendukung pasien yang positif terkena virus Covid-19, jika ada seseorang yang terkena virus tersebut maka orang-orang yang berada di sekitarnya harus memberikan dukungan moral bukan malah sebaliknya seperti mengucilkan ataupun mendiskriminasi.
Penting untuk diketahui oleh masyarakat bahwa jarak fisik memang harus direnggangkan akan tetapi tingkatan sosial justru harus dirapatkan, kita tidak bisa mengatasi masalah ini sendirian sehingga kita harus mengatasinya bersama-sama. Inilah saatnya bagi kita untuk memperkuat solidaritas dan saling mendukung satu sama lain, langkah kita adalah untuk melawan penyakit bukan malah menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan.
ADVERTISEMENT

2. Fungsi Pencapaian Tujuan

Sebuah sistem harus mampu mendefinisikan tujuannya untuk bisa memfasilitasi dalam mencapai tujuannya. Semua elemen sosial di dalam masyarakat harus mampu disatukan pada tujuan yang sama sehingga meskipun peranannya berbeda namun setiap orang akan mengarahkan tindakan pada tujuan yang sama.
Jika Pemerintah bisa mengarahkan pikiran masyarakat pada tujuan yang sama yaitu untuk melawan pandemi virus Covid-19 ini dan mencegah penularannya maka kebijakan physical distancing akan lebih mudah ditaati oleh masyarakat. Selain itu sistem sosial yang tersedia harus mampu memfasilitasi masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, artinya regulasi physical distancing ini harus jelas.
Pemerintah tidak bisa begitu saja melarang masyarakat untuk berdiam diri dalam rumah, sedangkan bagi masyarakat yang berada di tingkat ekonomi kelas sosial menengah ke bawah mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari jika tidak bekerja. Oleh sebab itu, Pemerintah harus memberikan bantuan dan menanggung semua kebutuhan pokok mereka.
ADVERTISEMENT

3. Fungsi Integrasi

Pandemi virus Covid-19 ini harus kita lawan secara bersama-sama. Perbedaan status sosial serta kepentingan politik harus disingkirkan, jangan sampai egoisme politik kelompok malah memperkeruh suasana. Jika kita sudah memiliki visi serta tujuan yang sama maka integrasi sosial akan lebih mudah dilakukan dan fungsi integrasi ini adalah wujud dari imunitas sosial. Setiap orang mungkin punya peranan yang berbeda namun dengan perbedaan itulah kita harus bekerja sama menyatukan simpul-simpul sosial serta merekatkan ikatan kemanusiaan agar kita kuat dalam menghadapi pandemi Covid-19 tersebut.

4. Fungsi Latency atau Pemeliharaan Pola-Pola Sosial

Jika wabah ini sudah berakhir maka pelajaran yang dapat diambil adalah masyarakat harus mempertahankan kebiasaan baik yang telah dijalankan sebelumnya seperti kebiasaan mencuci tangan dan pola hidup sehat lainnya atau jika wabah serupa terjadi lagi pada masa yang akan datang, maka kita akan lebih siap untuk menghadapinya karena kita sudah memiliki pedoman yang tepat untuk menghadapinya. Sehingga risiko kematian dan disfungsi serta disorganisasi sosial dapat diminimalisir.
ADVERTISEMENT
Jadi pada kesimpulannya adalah menurut teori fungsionalisme struktural ini masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.
Perubahan yang terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain. Masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem di mana seluruh struktur sosialnya terintegrasi menjadi satu. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda tetapi saling berkaitan dan menciptakan konsensus serta keteraturan sosial terhadap keseluruhan elemen sehingga akan saling beradaptasi baik terhadap perubahan internal maupun eksternal dari masyarakat.
Begitupun dalam kasus pandemi Covid-19 ini. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, setiap individu membutuhkan orang lain. Hal ini sejalan dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan orang lain dalam kehidupannya, oleh sebab itu, manusia membentuk kelompok dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
ADVERTISEMENT
Penulis:
Iksan Maulana, Mahasiswa S1 Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakata.