Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bencana Alam dan Peran Manusia dalam Mengurangi Dampaknya
30 Oktober 2024 17:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Willy Petrus Arjuna Simaremare tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bencana alam merupakan fenomena yang tak dapat dihindari, namundampaknya terhadap manusia bisa diminimalisasi dengan tindakan preventif. secara umum, Aktivitas manusia seringkali memperburuk dampak negatif bencana alam, seperti penggundulan hutan, eksploitasi minyak, dan kesalahan pengelolaan limbah. Namun jika dikelola dengan baik, manusia berperan penting dalam mengurangi dampak bencana alam.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007).
ADVERTISEMENT
Pertama, meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat tentang tanggap darurat sangatlah penting. Dengan edukasi tentang bahaya bencana dan cara yang tepat untuk menghadapinya, masyarakat akan lebih siap menghadapi bencana. Misalnya, masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir perlu memahami cara agar dapat diandalkan saat menghadapi banjir, seperti memperbaiki jalur evakuasi atau menjaga kebersihan saluran air. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu melindungi diri sendiri, tetapi juga mengurangi risiko kegagalan.
Kedua, kebijakan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan memainkan peran besar. Dalam hal ini, regulasi yang ketat terkait tata guna lahan dapat mencegah alih fungsi lahan yang sembarangan, yang berpotensi memperburuk kerentanan terhadap bencana seperti longsor atau banjir. Negara-negara seperti Jepang, yang kerap dilanda gempa, telah menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan yang memperhitungkan mitigasi bencana dapat menurunkan tingkat korban jiwa secara signifikan (Prihantoro & Fitriani, 2022).
ADVERTISEMENT
Selain itu, pembangunan infrastruktur yang tangguh terhadap bencana juga menjadi prioritas. Bangunan di daerah rawan gempa, misalnya, harus dirancang untuk memenuhi standar yang mampu menahan guncangan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa konstruksi yang dirancang khusus untuk kondisi bencana tertentu mampu mengurangi kerusakan bangunan hingga 60% (BMKG, 2022). Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyababkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri (ISDR, 2004)
Terakhir, penggunaan teknologi seperti sistem peringatan dini menjadi komponen kunci dalam mengurangi dampak bencana. Dengan adanya teknologi deteksi dini, masyarakat dapat memperoleh informasi lebih cepat tentang kemungkinan bencana yang akan datang, sehingga dapat mengambil langkah antisipasi lebih awal. Inovasi ini banyak digunakan di negara-negara yang sering mengalami gempa atau tsunami, seperti Indonesia, guna mempercepat respons masyarakat dan pihak berwenang dalam menghadapi bencana (Hidayat, 2021).
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, meskipun bencana alam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, manusia dapat berperan aktif dalam mengurangi dampaknya. Melalui pendidikan, kebijakan lingkungan, dan penggunaan teknologi, risiko kerugian dapat diminimalkan langsung secara bersama. Hal ini menegaskan bahwa sikap proaktif dan bertanggung jawab terhadap alam merupakan langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih tangguh dalam menghadapi bencana alam.