Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dari Tugas Kuliah, Mahasiswa IK UMY Tembus Festival Internasional di Malaysia
18 September 2024 9:36 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 7 Oktober 2024 13:48 WIB
Tulisan dari Ilmu Komunikasi UMY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film Rela merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah Pengantar dan Produksi Film Dokumenter di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dua mata kuliah yang ditempuh di semester lima dan enam ini menghasilkan luaran berupa film dokumenter. Bukan hanya diputar secara internal, mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini juga didorong untuk mengikutsertakan film yang dibuatnya dalam berbagai festival film.
ADVERTISEMENT
Bagaskara Dwitya Bima Asmara, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY mengirimkan film dokumenter berjudul Rela ke festival film di Malaysia. Kota Kinabalu International Film Festival menjadi arena debut pertama film dokumenter mereka.
“Kami sangat senang sekali bisa menembus festival film internasional di Malaysia. Ini menjadi pengalaman berharga kami berdua. Tentu dukungan kampus dan para dosen yang selalu menyemangati menjadi motivasi kami,” ujar Bagas, pada Sabtu (14/9). Bagas menambahkan bahwa pengalaman berharga yang didapatkannya adalah diberi kesempatan untuk bertemu sineas dari berbagai negara dan mendapatkan kesempatan presentasi di forum internasional.
Film Rela berisi kisah nyata keluarga Bagas. “Ide film ini adalah ingin mengarsipkan kisah keluarga saya. Kebetulan nenek adalah seorang non muslim, yang anaknya beliau (ibu saya) masuk ke Islam. Juga nenek kemudian ditinggal oleh kakek yang meninggal. Kerelaan nenek saya menjadi ide film Rela,” ujar Bagas.
ADVERTISEMENT
Bagas juga menyebut peran dosen pengampu mata kuliah yang selalu mendukung mahasiswa. “Di mata kuliah yang berkaitan film dokumenter, kami diampu mas Budi Dwi Arifianto atau yang akrab dipanggil mas Tobon. Ada proses kreatif melalui perkuliahan yang berbasis kasus dan proyek melalui agenda parade dokumenter. Yang membuat kami bisa eksplorasi ide dan riset sampai produksi film dokumenter,” jelas Bagas.
Sementara itu, kaprodi Ilmu Komunikasi UMY, Fajar Junaedi memberikan apresiasi pada mahasiswa. “Kami selalu berusaha memfasilitasi mahasiswa mengikuti berbagai kompetisi, festival, konferensi akademik dan sebagianya untuk membangun atmosfer akademik. Hal yang terpenting adalah berproses. Kuliah di Ilmu Komunikasi UMY adalah proses bagi mahasiswa untuk memiliki kompetensi, dan mengembangkan berbagai karya. Ini ditunjang dengan berbagai laboratorium dan peralatan yang mumpuni,” ujar Fajar.
ADVERTISEMENT