Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Permasalahan Remaja dalam Film AADC
27 September 2023 7:23 WIB
Tulisan dari Imanuel Arya Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada kajian ini, saya akan membahas bagaimana cara sang sutradara menampilkan kehidupan remaja dalam film AADC. Ada adegan dimana tokoh Alya melakukan percobaan bunuh diri karena masalah keluarga. Alya menghubungi Cinta, tetapi Cinta tidak menerima permintaan Alya untuk datang ke rumahnya karena ia sedang berhalangan.
ADVERTISEMENT
Fakta sosial yang harus kita pahami adalah, bahwa anak sebagai individu yang lemah selalu diposisikan terbawah dalam masyarakat. Sehingga semua yang dia lakukan harus sesuai dengan apa yang diperintahkan dan diajarkan oleh orang dewasa/orangtua dalam keluarga. Ketika orangtua tersebut gagal dalam mendidik anak, maka masyarakat menganggap bahwa keluarga tersebut merupakan keluarga yang gagal.
Dari hal inilah maka orangtua melakukan segala upaya untuk mendidik anak mereka dengan baik karena seolah-olah ada tuntutan dari masyarakat untuk melakukan hal tersebut. Dalam pandangan masyarakat, menceritakan masalah rumah tangga dengan orang lain adalah hal yang sensitif, atau haram. Hal ini semakin membuat permasalahan keluarga Alya semakin tertutup, tidak banyak yang tahu.
Fakta sosial ini menyebabkan Alya semakin tertekan, dan semakin bingung dalam bertindak. Ditambah dengan Cinta yang memprioritaskan pasangannya daripada membantu Alya yang sedang mengalami kesusahan. Seakan-akan bahwa Alya harus menyelesaikan masalah ini sendiri.
ADVERTISEMENT
Pandangan masyarakat akan idealitas keluarga yang sempurna dan bahagia menjadi paksaan sosial Alya. Sedangkan, realitas yang terjadi adalah ia harus mengalami berbagai kekerasan untuk menyesuaikan diri dengan idealitas yang sudah berkembang di masyarakat tersebut.
Semakin lama hal ini terjadi, ia akan mencari suatu jalan untuk keluar dari paksaan tersebut. Alya menganggap bunuh diri adalah jalan keluar dari paksaan sosial yang ada. Ia tidak mendapatkan dukungan sosial yang cukup sehingga menyebabkan kecenderungan untuk bunuh diri. Merasa bahwa kepentingan sendiri lebih besar daripada kesatuan sosial, hal ini disebut sebagai bunuh diri tipe egoistik. Apa yang dirasakan dan dipikirkan Alya terhadap situasi yang dihadapinya menjadi alasan mengapa ia melakukan percobaan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Sang sutradara dengan sangat jelas menggambarkan ketidakstabilan emosi remaja dari kejadian tersebut, ketidakmampuan remaja untuk membuat suatu keputusan, dan menggambarkan kondisi anak yang kurang mendapatkan perhatian dalam sebuah keluarga yang tidak harmonis. Hal tersebut sangat menjelaskan bahwa peran sang anak dalam keluarga tersebut sangat lemah. Film ini sangat menggambarkan kehidupan remaja SMA dengan sederhana, namun berkualitas.