Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menerima Luka Seraya Menyambut Cahaya
21 Juli 2022 16:53 WIB
Tulisan dari Muhammad Ibnu Shina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap manusia dewasa sudah pasti pernah merasakan luka. Baik luka itu tercipta pada salah satu anggota tubuh maupun tercipta di dalam hati. Luka di tubuh terlihat dan cara mengobatinya tentu dengan sesuatu yang terlihat pula, mudah dilakukan. Sedangkan, luka di dalam hati tidak terlihat dan cara menyembuhkannya pun bisa dibilang rumit.
ADVERTISEMENT
Luka di hati tidak dapat disembuhkan dengan cepat dan mudah. Karena hati manusia berkaitan dengan perasaan. Perasaan pun berkaitan dengan logika, dan dengan perasaan dan logika itu manusia hidup. Sebab kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang membedakan manusia dengan hewan dan tumbuhan. Jadi, saat hati terluka kemungkinan besar akan sangat mempengaruhi hidup manusia sebab perasaan dan logikanya akan terganggu.
Pengaruh luka di dalam hati biasanya akan membuat manusia merasa jatuh dan terpuruk. Rasa sakit di dalam hati dapat menghantarkan manusia masuk ke jurang yang dalam. Manusia yang merasakan luka di dalam hati akan kehilangan selera atau gairah. Luka menyebabkan rasa sakit dan setiap manusia enggan untuk merasakan itu. Saat merasakan sakit itu manusia akan kehilangan kenyamanan dalam menjalani hidup.
ADVERTISEMENT
Biasanya luka tercipta karena tubuh terkena benturan yang keras atau terkena benda yang tajam. Sementara, luka di hati bisa kita katakan dapat tercipta karena mengalami atau melihat kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan. Ada banyak faktor yang menyebabkan luka di dalam hati manusia itu tecipta. Kegagalan, kehilangan, ucapan buruk dari orang lain, harapan yang tak sampai, putus cinta, dan lain sebagainya adalah beberapa faktor tersebut.
Suatu waktu saya pernah mengalami luka di hati. Luka yang disebabkan oleh kejadian yang cukup menyakitkan. Saya pun berdiam diri di kamar yang gelap gulita seraya merenung. Secara tidak sengaja, pandangan saya menatap ke arah celah-celah ventilasi udara yang terdapat di atas pintu kamar saya.
Celah-celah ventilasi tersebut ternyata menyebabkan cahaya dari luar kamar saya masuk ke dalam ruang kamar yang saat itu gelap gulita. Sehingga, di tengah kegelapan kamar itu saya masih mampu untuk melihat, sebab adanya cahaya yang masuk lewat ventilasi udara tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari pengamatan tersebut, saya mendapati sebuah pelajaran yang amat berharga. Sebuah celah ventilasi adalah jalan bagi cahaya untuk masuk ke dalam ruangan yang gelap. Artinya, luka di dalam hati pada hakikatnya tercipta sebagai celah untuk masuknya cahaya-cahaya yang akan menerangi hati yang gelap gulita. Salah satunya adalah cahaya kesadaran.
Tanpa merasakan luka di hati, manusia tidak akan pernah sadar bahwasanya dirinya adalah makhluk yang lemah dan butuh selalu berpegang dan bersandar kepada Dia yang maha kuat. Dengan adanya luka di dalam hati, manusia akan dapat mengambil pelajaran betapa pentingnya menjaga perasaan manusia lain. Manusia akan belajar juga betapa pentingnya menjaga sikap juga ucapan. Sebab, ia sudah tahu rasanya terluka.
Sebagaimana seorang anak yang terlahir dari seorang ibu yang melahirkannya dengan luka dan darah, orang-orang besar pun banyak yang terlahir dengan melewati luka terlebih dahulu. Oleh sebab luka itu, cahaya pengetahuan juga cahaya kebenaran dapat masuk ke relung hati orang-orang besar tersebut, sehingga menyebabkan mereka mampu memiliki motivasi besar dan kemampuan seraya menghasilkan hal-hal besar dalam bidangnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang mengalami luka di hati biasanya akan memiliki semacam ‘dendam’ (dalam arti positif) untuk dapat menunjukkan bahwasanya dirinya mampu untuk melampaui sesuatu yang menyakitinya tersebut, tentunya dengan cara melakukan hal-hal besar seraya menjadi orang yang hebat. Banyak penyair-penyair besar yang menciptakan karya hebat nan masyhur dengan diawali hatinya yang terluka.
Mengalami luka di dalam hati memang terkadang membuat akal kita seakan mati dan tak mampu berpikir jernih. Luka di hati menyebabkan manusia seakan hilang gairah hidup seraya terus menyesali diri. Padahal, bila ingin cahaya-cahaya itu masuk dan menerangi hati lewat celah luka itu kita membutuhkan satu hal yang amat penting namun sering terlupakan, yakni ketenangan.
Manusia terkadang lupa bahwasanya ketenangan lebih penting dibandingkan hal-hal yang melukai hati tersebut. Bahkan, ketenangan itu lebih utama dibandingkan kesenangan. Hanya dengan ketenangan, murid di kelas dapat mendengar dan memahami ilmu yang disampaikan oleh gurunya.
ADVERTISEMENT
Sama juga dengan murid tadi, manusia yang terluka hanya ketika ia memiliki ketenangan maka suara-suara cahaya yang telah masuk ke hati lewat celah luka itu dapat terdengar oleh jiwanya. Tulisan ini sendiri pun didasari oleh adanya luka di dalam hati. Luka yang menyebabkan sebuah cahaya masuk seraya membisikan kata-kata yang sedang anda baca sekarang ini.
Tak perlu menyesali ketika datangnya luka, cobalah untuk menenangkan diri seraya merenungkan betapa berharganya anda sebagai manusia yang memiliki akal serta perasaan. Rasakan cahaya yang masuk ke dalam hati lewat luka itu dan manifestasikan menjadi hal-hal positif serta bermanfaat.
Jadi mari kita perluas lagi cara pandang kita terhadap luka yang hinggap di dalam hati. Mari kita sama-sama belajar menerima seraya mengambil hikmah dari luka dan rasa sakit itu. Kemudian, sambutlah cahaya-cahaya yang masuk lewat sobekan luka itu dengan senyum penuh rasa syukur.
ADVERTISEMENT
Sudah semestinya kita sebagai manusia yang memiliki akal dan perasaan serta terus tumbuh setiap harinya, dapat menjadikan rasa sakit yang disebabkan luka di dalam hati itu menjadi motivasi untuk menjadi manusia yang lebih sadar serta semakin baik lagi setiap harinya. Sampai akhirnya nanti kita akan menemukan makna dari kebahagiaan dan ketenangan hidup yang sejati.