Perempuan Cantik

Muhammad Ibnu Shina
Mahasiswa Sastra Indonesia - Universitas Pamulang Tukang tidur, ngopi dan berkhayal.
Konten dari Pengguna
18 Desember 2022 18:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ibnu Shina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Koleksi pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sedikit bercerita, banyak sekali aku temukan wajah-wajah cantik di muka bumi ini. Hampir setiap hari, di jalanan, di kampus, ataupun di media sosial aku melihat perempuan-perempuan yang parasnya begitu cantik. Wajah-wajah itu senantiasa memberikan aku semacam kepuasan batin yang sulit sekali dijelaskan. Aku senang sekali melihat mereka.
ADVERTISEMENT
Tapi, jangan berprasangka buruk dulu. Jangan berpikir aku melakukan pelecehan seksual kepada mereka. Aku melihat mereka sebatas mengaggumi saja. Wajah-wajah cantik yang aku temukan di berbagai tempat itu selalu memberikanku kesadaran bahwasanya bila aku mencari wanita sebatas hanya karena cantiknya, maka sampai ke ujung dunia pun aku tak akan menemukan yang disebut cinta sejati. Karena, saat kita melihat wajah cantik pada detik ini, maka detik selanjutnya kita akan menemukan wajah-wajah cantik lainnya.
Aku banyak menemukan perempuan berparas cantik, dan itu memang sedikit menarik perhatianku. Namun, ada yang aneh. Aku tak berkeinginan untuk berusaha mendapatkannya seraya menjadikannya kekasih. Aku sekadar senang melihat wajah-wajah itu saja. Hasratku untuk mendapatkan wajah cantik itu menjadi milikku benar-benar tidak ada. Mungkin kedengarannya munafik. Tapi, sampai saat tulisan ini selesai dibuat, aku benar-benar merasa seperti itu.
ADVERTISEMENT
Anehnya, terkadang juga aku melihat perempuan yang parasnya biasa saja, namun semacam ada daya tarik tersendiri dari perempuan itu. Tak peduli bentuk rupa dan profesinya. Daya tarik itu benar-benar tak bisa aku jelaskan. Setiap melihat perempuan semacam ini, hatiku sepertinya lebih merasa damai dan tentram, dibandingkan saat melihat perempuan-perempuan berwajah cantik. Mungkin itu yang dibilang selera, ya? Benar tidak sih?
Tetapi aku jadi belajar, ternyata kecantikan wajah tak selalu menjadi jaminan perempuan itu akan dicintai. Ada yang lebih berharga nampaknya, yaitu kecantikan hati. Kecantikan hati memang tak dapat dilihat oleh mata, melainkan hanya bisa dilihat oleh hati juga. Aku berpikir, mungkin saat aku melihat perempuan dengan paras biasa saja, namun di dalam hatiku merasa bergejolak, mungkin perempuan tersebut memiliki apa yang disebut kecantikan hati tadi. Ya, memang kesannya spekulatif. Namun, aku percaya bahwasanya rasa di dalam hati tak mungkin dapat berdusta.
ADVERTISEMENT
Seperti itulah harusnya cinta. Walaupun banyak orang bilang, cinta masuk lewat mata, lalu turun ke hati, tapi bagiku sebenarnya hati dulu yang melihat hati, baru setelah itu mata akan melihat kecantikan pada wajah yang dikasihi. Maka, jangan pernah menghakimi mereka yang sedang merasakan jatuh cinta. Cinta tak pernah bisa dijelaskan secara pasti. Benar, memang terkadang cinta tak ada logika.
Bila anda tanya mengapa aku menulis ini, sungguh aku hanya sedang iseng saja. Aku tak sedang jatuh cinta, sungguh. Aku hanya sedang merasa jenuh oleh sebab tugas-tugas kuliah yang begitu menumpuk. Tugas-tugas yang membuat jam tidur dan kamarku berantakan. Tugas-tugas yang membuat aku minum kopi lima gelas sehari. Tugas-tugas yang membuat aku merokok lebih banyak, Hehehe.
ADVERTISEMENT