5 Alasan Mangut Kepala Manyung Bu Fat Wajib Dijajal saat ke Semarang

Indah Salimin
Senior Copywriter at Digital Skola
Konten dari Pengguna
22 Juni 2019 15:28 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Salimin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kuliner istimewa di Semarang. (Foto: Indah Salimin)
zoom-in-whitePerbesar
Kuliner istimewa di Semarang. (Foto: Indah Salimin)
ADVERTISEMENT
Jika kamu bertanya atau mencari tahu soal rekomendasi kuliner khas Semarang, kepala mangut Bu Fatpasti tak akan terlewatkan. Soalnya, Kepala Mangut Bu Fat adalah salah satu kuliner legendaris yang punya fans garis keras khususnya bagi penggemar kuliner pedas.
ADVERTISEMENT
Saya sendiri sudah lama penasaran, tapi karena di internet harga makanan ini cukup mahal (lebih dari Rp 100.000), saya jadi berpikir ulang, kira-kira worth it atau enggak ya rasa dengan harga segitu?
Akhirnya, beberapa waktu lalu, tepatnya Sabtu (15/6), saya mendedikasikan akhir pekan untuk mencoba kuliner terkenal ini. Ada dua cabang warung Kepala Manyung Bu Fat di Semarang yakni di Jalan Ariloka dan di Jalan Sukun Raya, Banyumanik. Selain itu, bulan Maret 2019, mereka membuka satu cabangnya di Cempaka Putih, Jakarta.
Untuk 'investigasi' kali ini, saya memilih mengunjungi cabang Ariloka karena lebih dekat dengan pusat kota.
Warung kepala manyung Bu Fat Cabang Ariloka. (Foto: Indah Salimin)
Menerjang hawa Semarang yang mulai terik, gas motor saya tarik. Meluncurlah saya ke warung Kepala Mangut Bu Fat di Jalan Ariloka, Krobokan, Semarang Barat, Kota Semarang.
ADVERTISEMENT
Saya sengaja datang agak pagi, sekitar pukul 09.30 WIB untuk menghindari kondisi warung yang penuh dan keharusan mengantre. Saya ingin menikmati makanan ini dengan khidmat agar terasa lebih nikmat.
Sesuai perkiraan, saat saya tiba, warung dalam kondisi lengang. Selain karena hari libur, keputusan datang pagi juga tepat karena menurut pengelola warung, warung paling ramai di jam makan siang sekitar pukul 12.00 WIB-14.00 WIB.
Di hari kerja penuh dengan mobil yang parkir. (Foto: Indah Salimin)
Karena berawal dari rasa ingin tahu yang cukup tinggi, saya sudah memiliki satu pertanyaan yang jawabannya sekaligus saya cari: 'Apa alasan Kepala Manyung Bu Fat sangat digandrungi?'.
Setelah mencobanya sendiri, saya menemukan setidaknya ada lima alasan kenapa kamu harus mencoba Kepala Manyung Bu Fat saat berkunjung ke Semarang. Ini dia alasannya:
ADVERTISEMENT
Mudah ditemukan. (Foto: Indah Salimin)
Lokasi dan kondisi warung yang 'ramah'? Maksudnya banyak senyum dan sapa, gitu? Pegawai-pegawainya tentu saja ramah, tapi bukan itu maksud saya, hehe.
Saya sebut 'ramah' karena lokasi dan kondisi warung Bu Fat ini sangat ideal untuk dikunjungi. Cabang di Ariloka ini terletak tidak terlalu jauh dari pusat kota. Pun mudah ditemukan dengan bantuan aplikasi peta. Kamu yang tidak membawa kendaraan sendiri pun bisa menggunakan angkutan ojek atau taksi online ke sini.
Selain itu, kondisi warung pun ideal. Ruangnya cukup luas dengan kapasitas mencapai 100 orang. Lahan parkirnya juga lapang. Sehingga kamu yang datang menggunakan mobil tidak akan puyeng mencari tempat parkir.
Kapasitas sekitar 100 orang pengunjung. (Foto: Indah Salimin)
Warung Kepala Manyung Bu Fat buka setiap hari dari jam 08.00 WIB-20.00 WIB. Warung ini lebih ramai di hari kerja, terutama di jam-jam makan siang karena rata-rata pengunjung warung ini adalah para karyawan. Di hari libur, pengunjung warung kebanyakan adalah rombongan keluarga dan tidak seramai hari kerja.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, jika kamu ingin lebih santai saat mencoba kuliner ini, ikuti cara saya. yakni datang di luar jam makan siang dan di akhir pekan.
Dua di antara piagam-piagam Bu Fat. (Foto: Indah Salimin)
Selama menjalankan warungnya sejak tahun 1969 lalu, Bu Fat tak luput dari terpaan pasang surut. Hal ini dikisahkan putra keenamnya, Pak Teguh yang kini mengelola warung. Pak Teguh ingat sang ibu bahkan sempat bebeberapa kali berhenti berjualan mangut sewaktu ia masih kecil dan memilih bekerja.
Namun, kecintaan ibunya pada olahan mangut membuatnya ingin terus kembali. Ibunya pun membuka warung mangut tersebut yang awalnya hanya punya satu meja.
Kesabaran Bu Fat akhirnya berbuah manis. Pada tahun 2009 lalu, olahan kepala mangutnya berhasil menjadi juara pertama pada gelaran Lomba Kuliner Khas Semarang yang disponsori oleh salah satu merek rokok. Sejak saat itu, banyak media yang meliput sehingga kepopuleran olahan ini pun meningkat drastis. Kemudian, penghargaan demi penghargaan dan kemenangan berbagai lomba berhasil disabet oleh warung Kepala Manyung Bu Fat yang kemudian mengantarkannya menjadi sepopuler sekarang.
Juara nasional, lho. (Foto: Indah Salimin)
Keabsahan penghargaan dan perlombaan yang berhasil 'dibabat' oleh warung Kepala Manyung Bu Fat, bisa kamu buktikan sendiri.
ADVERTISEMENT
Saat mengunjungi warung ini, kamu bisa menemukan beberapa pigura penghargaan yang dipajang di dinding. Salah satu penghargaan paling bergengsi, yakni gelar sebagai Juara Nasional Festival Penerus Warisan Kuliner yang diadakan oleh salah satu merek kecap yang terkenal di Indonesia.
Wall of fame ala Bu Fat. (Foto: Indah Salimin)
Bukan hanya berhasil menarik wisatawan Semarang dan masyarakat setempat, kelezatan kepala manyung Bu Fat juga berhasil memikat para selebriti dan pejabat.
Terbukti dari jajaran puluhan foto yang terpampang di dinding warung ini. Mulai dari pejabat pemerintahan dalam dan luar Semarang, penyanyi, dan artis nasional bergantian mengunjungi warung kepala manyung Bu Fat.
Lord of Broken Heart pun mampir. (Foto: Indah Salimin)
Dalam foto-foto tersebut, kamu bisa menemukan sosok-sosok yang kondang seperti Sujiwo Tejo, Yuni Shara, Almarhum Ikon Kuliner Bondan Winarno, hingga Lord of Broken Heart, Didi Kempot. Sosok-sosok terkenal ini tentu tidak akan mau repot-repot datang ke warung ini jika bukan demi mencoba kelezatan rasanya, kan?
ADVERTISEMENT
Betapa nikmatnya. (Foto: Indah Salimin)
Berdasarkan pengalaman pribadi, kadang ada makanan yang viral atau terkenal banget padahal rasanya biasa aja. Tapi, hal ini enggak berlaku untuk Bu Fat.
Kepala manyung yang resepnya ditemukan sendiri oleh Almarhumah Bu Fat ini, rasanya emang juara banget. Hal ini menurut saya adalah paduan kualitas ikan asap dan racikan bumbu yang resepnya kini sudah dikuasai oleh anak beliau.
Warung Kepala Manyung Bu Fat, memasok kepala manyungnya langsung dari sentra pengasapan ikan di Demak sehingga kualitas ikannya tidak perlu diragukan lagi.
Teksturnya padat dan tidak lagi basah sehingga terasa lebih sedap dan mantap saat dikunyah.
Pasokannya pun dilakukan harian sehingga kondisi ikan selalu segar. Ditambah dengan racikan bumbu kuah santan yang pedasnya luar biasa, kamu bisa keringatan karena kenikmatan kuah kepala manyung Bu Fat yang sungguh hakiki ini.
Lihatlah serpihan cabai itu. (Foto: Indah Salimin)
Sebagaimana wajarnya hidangan bagian kepala, banyak daging yang tersembunyi di balik tulang-tulang sehingga lebih afdol jika kamu makan langsung dengan tangan tanpa bantuan alat makan.
ADVERTISEMENT
Makan langsung dengan tangan dijamin akan melipatgandakan kenikmatan dalam menyantap hidangan ini. Jangan lupa, pesan minum setidaknya dua gelas demi mengusir pedas yang terasa cukup 'ganas'.
Porsinya jumbo. (Foto: Indah Salimin)
Satu porsi kepala manyung dihargai relatif mahal, yakni Rp 100.000. Bagi sebagian orang mungkin harga tersebut tampak mahal. Padahal kamu tidak harus menghabiskan satu porsi sendirian.
Seporsi Kepala Manyung Bu Fat disajikan dalam piring besar karena porsinya pun jumbo. Bobot kepala manyung dalam setiap porsi yang dihidangkan di warung Bu Fat rata-rata mencapai 1 kilogram. Sangat banyak untuk satu orang sehingga sebaiknya kamu memakannya bersama 1-2 orang lainnya.
Bisa untuk bertiga. (Foto: Indah Salimin)
Jika demikian, maka kamu bisa sharing bill dengan partner kulineranmu. Satu porsi kepala manyung cukup untuk tiga orang sehingga setiap orang hanya perlu menanggung sepertiga harga, yakni sekitar Rp 34.000. Ditambah nasi (Rp 5.000) dan es teh (Rp 3.000), dana yang harus kamu keluarkan dari dompet masih di bawah Rp 50.000. Setimpal untuk kelezatan kuliner legendaris Semarang ini.
ADVERTISEMENT
Alternatif lainnya, kamu bisa membeli mangut kepala ikan sembilang (sejenis lele yang hidup di laut) yang seporsinya lebih murah dibanding mangut manyung, yakni Rp 50.000-Rp 60.000. Selain itu, kamu juga bisa membeli mangut daging manyung yang juga lebih murah yakni Rp 30.000 per porsi.
Ikan kepala sembilang. (Foto: Indah Salimin)
Gimana? Masih ragu buat nyobain Mangut Kepala Manyung Bu Fat? Kalau kamu ke sini, jangan lupa ajak partner kulineranmu ya, biar kamu enggak kekenyangan menghabiskan satu porsi Mangut Kepala Manyung Bu Fat.
🍴 : Warung Makan Kepala Manyung Bu Fat
📍 : Jalan Ariloka, Krobokan, Semarang Barat, Kota Semarang.
💰 : Kepala Manyung Rp 100.000/porsi, Nasi Putih Rp 5.000/porsi.
⏰ : Setiap hari jam 08.00-20.00 WIB
ADVERTISEMENT