Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menikmati Seni Kuliner Lokal di Warung Tenda 'Pakne Heksa', Semarang
7 Desember 2019 13:56 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Indah Salimin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Entah berapa luas Semarang dalam dimensi peta kuliner enak. Karena setiap sudutnya, saya temui makanan-makanan yang sangat layak dicoba. Dan yang menarik dari kuliner lokal adalah bahwa rasa yang 'mewah' tidak selalu hadir di tempat yang megah. Tidak jarang makanan dengan rasa yang legendaris justru ada di antara gang-gang jalanan. Tersembunyi, tapi tetap ditemukan oleh orang-orang yang memang mencarinya atau dipertemukan tanpa sengaja.
Salah satu kuliner lokal kawakan yang banyak jadi obrolan di Semarang adalah warung tenda 'Pakne Heksa', warung super sederhana yang menempel di tembok toko di ujung Gang Sidorejo di tepian Jalan MT Haryono, Semarang. Warung tenda ini hanya berjarak beberapa langkah kaki saja dari lapak sederhana serabi Tante Gwat . Jadi, sembari kamu mencari makan sore, kamu bisa sekaligus ngemil serabi yang rasanya juara ini.
Sudah sekitar 22 tahun sejak warung ini pertama kali menyalakan api di kompor pertamanya. Bukne Heksa yang sempat saya ajak ngobrol mengisahkan ia memulai usaha ini sekitar tahun 1997. Soal penamaan warung ini cukup unik juga bagi Saya. Dalam tradisi masyarakat di sekitar Jawa Tengah, orang tua biasa dipanggil dengan nama anak pertamanya. Jadi, Pakne Heksa berarti 'Bapaknya Heksa', sedangkan ibunya, lebih senang disebut 'Bukne Heksa'.
ADVERTISEMENT
Bukne Heksa menjelaskan bahwa Pakne Heksa punya satu cabang lagi di kawasan Ventura, Jalan Ki Mangunsarkoro, Semarang, yang dikelola oleh anaknya. Tempatnya lebih baru dan nyaman serta buka di siang hari sehingga jika kamu ingin makan dengan tempat yang lebih bersih untuk makan siang, kamu bisa memilih cabang Pakne Heksa di Ventura, Semarang.
Warung tenda ini tidak bisa dibilang luas. Hanya berisi dua meja besar yang kapasitas maksimalnya mungkin tidak sampai 20 orang. Setiap hari, warung ini buka sejak pukul 17.00 sampai 23.00 WIB. Karena baru buka menjelang malam, warung paling ramai di jam makan malam. Karenanya, di waktu-waktu tersebut, kamu mungkin harus bersabar untuk mendapatkan tempat duduk. Pada waktu saya ke sini, waktu memasuki saat maghrib. Belum waktunya makan malam sehingga pengunjung pun belum ramai berdatangan.
Menurut Bukne Heksa, ada tiga hidangan utama yang paling banyak dicari di warungnya yakni ayam, bebek, dan udang. Jadilah saya memutuskan mencoba ketiganya. Kamu juga bisa memesan sambalnya mau pedas atau tidak pedas. Setelah memesan, kamu sebaiknya langsung menunggu di kursi dan menunggu pesanan tiba. Sebagai tambahan, saya memesan terong dan petai goreng untuk membuat meja lebih semarak.
Kira-kira 15 menit, semua hidangan yang saya pesan sudah selesai dimasak dan diantarkan ke meja saya. Bebek dan ayamnya tampak berwarna cokelat tua, nyaris hitam. Udangnya sangat menggoda karena berukuran cukup memuaskan dan digoreng dengan sangat baik sehingga melihatnya saja membuat kita jadi merasa lapar.
Saya mencoba bebeknya terlebih dahulu. Bebek Pakne Heksa ini punya ciri khas rasa yang manis. Bumbunya boleh jadi hanya bawang, gula pasir dan garam, tapi rasanya sedap, walau agak sedikit kemanisan menurut selera saya. Waktu ngungkep-nya yang sampai dua jam, membuat bumbu merasuk sampai ke tulang dan menjadikan dagingnya pun sangat empuk. Kamu tidak akan menemukan kesulitan berarti menandaskan bebek dari Pakne Heksa.
Sementara itu, ayamnya punya cita rasa yang sama yakni cenderung manis. Hanya saja karena waktu ngungkep-nya hanya satu jam, bumbu manisnya tidak terlalu meresap sehingga warnanya pun tidak segelap bebeknya. Tapi, karena saya tidak terlalu suka manis, jadi rasa ayam dari Pakne Heksa terasa lebih pas untuk lidah saya. Disantap dengan sambal yang tersaji di cobek kecil, menjadikan hidangan ini terbilang nikmat saat disantap bersama nasi.
ADVERTISEMENT
Hidangan terakhir yang saya coba adalah udang. Saya sejujurnya bukan penggemar udang, tapi melihat ukuran udang di sini, saya tergiur untuk mencoba. Pakne Heksa memesan udang untuk warungnya langsung dari tambak sehingga selalu terjaga kesegarannya. Dalam sehari, Pakne Heksa bisa menghabiskan lebih dari 10 kilogram udang.
Saya kira, udang ini digoreng dengan bumbu air garam saja. Tapi dagingnya tebal dan rasanya pun nikmat dicocol dengan sambal yang mendampinginya. Hanya saja, udang di sini belum dikupas sehingga kamu harus mau repot mengupasnya untuk menikmati sajian tersebut. Bagi teman-teman yang suka makan udang, rasa-rasanya akan terpuaskan dengan udang goreng yang disajikan di Pakne Heksa ini.
Terakhir, ada kabar baik bagi kamu yang punya ruang tak terbatas di lambung. Sebab, di warung ini nasi tidak dihitung per porsi, melainkan per orang. Jadi kamu bebas tambah nasi sekenyangnya tanpa harus menambah biaya lagi. Demikian pula dengan sambal, disajikan sebagai penyerta lauk utama, sehingga kita juga tidak perlu membayarnya secara terpisah. Secara keseluruhan, pengalaman makan di Pakne Heksa tergolong memuaskan. Saya tidak akan keberatan diajak kembali ke sini atau mengajak teman makan di sini kembali.
ADVERTISEMENT
Kamu sudah pernah makan di warung Pakne Heksa? Bagi pendapatmu di kolom komentar, ya.
***
🍴Warung Tenda Pakne Heksa
📍 Jalan Sidorejo, Semarang Timur, Semarang.
💰 Bebek goreng Rp 30.000/ porsi, Ayam goreng Rp 18.000/ porsi, Udang goreng Rp 38.000/porsi.
⏱ Setiap hari Pukul 17.00 WIB-23.00 WIB