Konten dari Pengguna

Kontribusi Disiplin Sosiologi dalam Isu Perubahan Iklim

Indah Sari Rahmaini
Dosen Sosiologi Universitas Andalas
5 September 2024 16:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Sari Rahmaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber. pexel.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber. pexel.com
ADVERTISEMENT
Manusia, masyarakat, dan lembaga-lembaga dipengaruhi serta turut mempengaruhi perubahan iklim. Cara kita mengatur masyarakat, nilai-nilai budaya, kekuatan politik, dan distribusi manfaat ekonomi berperan dalam perubahan iklim yang diakibatkan oleh manusia serta dampaknya pada manusia. Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan ekologi dan sosial terbesar di abad ke-21. Sosiolog berperan penting dalam memahami faktor-faktor yang mendorong perubahan iklim, termasuk bagaimana struktur sosial dan ekonomi politik memengaruhi emisi gas rumah kaca, serta interaksi kekuasaan dan politik di sektor korporasi dan kebijakan. Mereka juga mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi tindakan individu, baik sebagai warga negara maupun konsumen.
ADVERTISEMENT
Sosiologi juga memiliki peran penting dalam studi keadilan iklim terkait stratifikasi sosial, seperti ras, kelas, gender, identitas adat, seksualitas, dan disabilitas. Selain itu, sosiologi membahas dampak perubahan iklim terhadap hubungan antara manusia dan makhluk non-manusia. Untuk berkontribusi secara maksimal terhadap diskusi masyarakat mengenai perubahan iklim, sosiologi perlu mengintegrasikan teori, berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain, dan fokus pada masalah ketidakadilan lingkungan dan iklim. Memahami perubahan iklim secara utuh membutuhkan imajinasi sosiologis, yang menurut C. Wright Mills adalah kemampuan melihat hubungan antara kehidupan individu dan pengaruh kekuatan sosial yang lebih besar. Sosiologi mengakui adanya pilihan individu atau "agensi," tetapi juga menyatakan bahwa konteks sosial membimbing tindakan kita dengan berbagai kekuatan, seperti hukum atau norma sosial. Kita semua lahir dalam struktur sosial tertentu yang memengaruhi pandangan kita.
ADVERTISEMENT
Pendekatan sosiologi mikro menyoroti interaksi individu dan keputusan sehari-hari yang memengaruhi emisi gas rumah kaca, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui rantai pasokan. Sebagai warga negara, kita berperan dalam mengekspresikan pandangan dan tindakan politik yang mempengaruhi kebijakan. Beberapa menjadi aktivis atau terlibat dalam sistem kebijakan, sementara masyarakat sering kali berkumpul untuk menolak atau mendukung pembangunan yang berdampak pada emisi. Selain itu, banyak dari kita mengelola lahan, baik kecil maupun besar, atau menghasilkan energi melalui sumber terbarukan seperti panel surya. Tindakan kita, meskipun dipengaruhi oleh agensi, juga bergantung pada interpretasi kita terhadap konteks sosial yang dibentuk oleh peran, institusi, dan jaringan sosial. Faktor seperti ras, etnis, gender, dan kelas sosial turut memengaruhi kemudahan atau kesulitan tindakan kita.
ADVERTISEMENT
Para ahli mencoba memahami kompleksitas ini secara holistik, meski literatur sosiologi saat ini terbagi antara yang berfokus pada perilaku konsumen dan keyakinan yang mendasari tindakan konsumen serta politik. Perubahan iklim adalah isu krusial yang melampaui batas negara dan struktur ekonomi politik global. Karena penyebabnya yang mendalam, peneliti dan pembuat kebijakan menghadapi tantangan besar dalam merancang kebijakan efektif untuk mengurangi dampaknya. Kondisi yang semakin memburuk dan pendekatan yang kurang efektif menjadikan masalah ini semakin mendesak. Dibutuhkan strategi yang lebih komprehensif untuk menghadapi seluruh spektrum permasalahan perubahan iklim. Menyusun dan mengoordinasikan agenda penelitian serta kebijakan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim merupakan dasar penting untuk mencapai kemajuan nyata. Meskipun berbagai disiplin ilmu telah memberikan kontribusi signifikan terhadap penelitian perubahan iklim, mereka cenderung melihat masalah ini dari sudut pandang masing-masing tanpa menghubungkan wawasan satu sama lain. Untuk mencapai pendekatan yang lebih terpadu, diperlukan integrasi pengetahuan dari berbagai bidang dan menghindari perspektif intradisipliner yang sempit. Penelitian sosiologis mengenai perubahan iklim global sebenarnya sudah cukup berkembang, namun masih terpecah-pecah, dan interaksi dengan ilmu sosial dan ilmu alam lainnya terbatas. Ironisnya, ilmu sosial sejauh ini hanya memainkan peran kecil dalam diskusi perubahan iklim karena dominasi ilmu alam. Meskipun ada kemajuan dalam mengembangkan imajinasi ekologis terkait isu perubahan iklim, diperlukan langkah lebih lanjut untuk membangun imajinasi sosiologis mengenai topik ini. Penerapan imajinasi sosiologis memungkinkan kita untuk membingkai ulang empat pertanyaan penting dalam percakapan interdisipliner tentang perubahan iklim: mengapa perubahan iklim terjadi, bagaimana kita terdampak, mengapa respons kita belum efektif, dan bagaimana kita dapat merespons dengan lebih baik. Pandangan naturalistik tunggal dianggap tidak cukup untuk menjelaskan perubahan iklim secara memadai. Tantangan ini membutuhkan pendekatan interdisipliner yang kompleks, terutama dengan memasukkan perspektif ilmu sosial, karena faktor utama perubahan iklim bersifat sosio-kultural dan struktural. Masalah-masalah ini terkait dengan institusi, kepercayaan budaya, nilai-nilai, dan praktik sosial, yang menunjukkan bahwa perubahan iklim merupakan masalah sosiologis. Dunlap dan Brulle berpendapat bahwa sosiologi menawarkan dua pendekatan yang bermanfaat dalam penelitian perubahan iklim melalui pemeriksaan dimensi sosial. Pertama, sosiologi dilengkapi untuk menganalisis penyebab, dampak, dan solusi terkait perubahan iklim, serta memahami dinamika sosial dari skala global hingga lokal. Hal ini memungkinkan sosiologi untuk berkontribusi dalam penelitian interdisipliner dan topik-topik spesifik yang terkait dengan proses sosial dan struktural. Kedua, sosiologi mampu melakukan kritik sosial dengan menantang sistem kepercayaan yang mendukung institusi dan praktik sosial ekonomi saat ini. Ini penting karena kritik terhadap ideologi dominan dapat mengungkap bagaimana sistem kepercayaan ini dibentuk dan bagaimana gagasan hegemonik mendukung kepentingan tertentu sekaligus membatasi pilihan kebijakan. Penelitian sosiologis menyoroti bahwa penyebab antropogenik perubahan iklim tidak bisa diselesaikan hanya dengan solusi teknis, tetapi juga harus mencakup pengaruh dari struktur sosial, politik, dan ekonomi yang memengaruhi perilaku manusia.
ADVERTISEMENT