Kepala BNPT Laporkan Penembakan 6 Terduga Teroris di Tuban ke Presiden

10 April 2017 12:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius  (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Aliyus menghadap Presiden Jokowi. Suhardi memberikan penjelasan mengenai insiden penembakan Polantas di Tuban, Jawa Timur dan tewasnya enam terduga teroris.
ADVERTISEMENT
"Saya dipanggil bapak presiden untuk melaporkan perkembangan masalah penanggulangan terorisme dan radikalisme di Indonesia dan juga terkait masalah aktual kejadian kemarin di Jawa Timur," jelas Suhardi di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/4).
Dari kasus di Tuban, lanjut Suhardi, menjadi bukti kalau sel-sel kelompok terduga teroris itu masih ada.
"Sekarang masih dalam pengembangan, jadi kami memang tidak terlalu terbuka dulu jadi masih pengembangan. bukan ini saja artinya beberapa penangkapan sebelum yang di Tuban itu beberapa hari sebelumnya ada tiga orang yang diamankan dan itu terkait dengan kejadian yang di Banten dan sebagainya. artinya. Kita berterima kasih kepada teman-teman di Densus 88 sudah sangat aktif untuk itu," beber dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Suhardi, lebih jauh pihaknya memaparkan perkembangan dan situasi aktual termasuk apa yang sudah dilakukan selama ini, di samping penindakan atau hard approach.
"Kita kembangkan juga ada juga soft approach yang kita laksanakan supaya balance berimbang jadi penanganan masalah terorisme tidak hanya dalam aspek penindakan saja tapi kita mengedepankan masalah-masalah di bulu yang menjadi variabel daripada terjadinya terorisme itu sendiri termasuk juga masalah pembinaan mantan mantan napi teroris," urai dia
Suhardi juga memaparkan kalau para pelaku teror di Tuban mendapatkan senjata api dari wilayah Filipina Selatan.
"Kan itu berkaitan dengan masalah Filipina. itu juga kita dalami dan yang lainnya masih kita ini jaringan itu menunjukkan bahwa sel-sel itu masih ada masih berjalan artinya kewaspadaan kita bagaimana kita memberikan pemahaman kepada masyarakat agar hati-hati dalam menerima informasi dari luar karena semuanya masih melalui sosial media," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Dari identifikasi kartu identitas milik pelaku yang meninggal dunia:
1.Nama : Adi Handoko
Kec.Tersono, Kab. Batang
2. Nama : Satria Aditama
Alamat :
Kec. Ngaliyan - Semarang
3. Nama :Yudhistira Rostriprayogi
Kec. Gemuh, Kab. Kendal
4. Nama : Endar Prasetyo
Kec.Tersono, Kab. Batang
Untuk 2 pelaku lain yang meninggal dunia, belum dapat teridentikasi. Dari hasil pengecekan db terhadap nomor hp milik pelaku, yang digunakan Irsyad.