Operasi Menyelamatkan 16 WNI Anggota Jemaah Tablig dari Marawi

26 Mei 2017 20:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tentara Filipina berjibaku di Marawi (Foto: REUTERS/Romeo Ranoco )
Darurat militer diberlakukan pemerintah Filipina di provinsi Mindanao. Langkah itu dilakukan karena serangan kelompok Maute yang terafiliasi dengan ISIS.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari lalu, kelompok Maute ini berhasil menguasai Kota Marawi, 1.500 Km dari Kota Manila. Namun militer Filipina sudah bisa kembali menguasai Marawi. Ketegangan masih terjadi di Marawi dan kota-kota sekitarnya.
Polisi Filipina di Marawi (Foto: Reuters/Romeo Ranoco)
Dan diketahui ada 16 WNI anggota jemaah tablig yang tengah melakukan dakwah di Marawi.
"Konjen kita yang di Davao City terus monitor keadaan dan lakukan komunikasi dengan jemaah tablig yang ada di Marawi," jelas jubir Kemlu Arrmanatha Nasir dalam keterangannya yang diterima kumparan (kumparan.com), Jumat (26/5).
Warga Marawi, Filipina (Foto: REUTERS/Romeo Ranoco)
Daftar 16 WNI yang berada di Marawi dan kota sekitarnya yakni:
ADVERTISEMENT
1.Denny Purwasubekti
2.Handris
3.Slamet Riyadi Winoto
4.Hery Endang
5.Ahmad Wahyudi
6.Ahmad Saran
7.Wawan Sadira
8.Della Sunjaya
9.Andri Supriyanto
10.Wifiek Goenawan
Dan 6 lainnya berada di Kota Wilayah Municipality Sultan Naga Dimaporo, Propinsi Lanao del Norte, 3 jam dari Marawi:
11. Muhammad Natsir Tobo
12. Abdul Rauf Muluk
13. Muhammad Ramli
14. Maleng Daeng Ngempo
15. Saiful Muhammad Saleh
16. Asrul Abdong Kadere
Warga Marawi, Filipina (Foto: REUTERS/Romeo Ranoco)
WNI anggota jemaah tablig ini mengunjungi Marawi City adalah karena pusat jemaah tablig di Filipina adalah di Masjid AbuBakr As-Siddiq Barangay Basak Malutlut, Marawi City, Provinsi Lanao del Sur.
ADVERTISEMENT
Para WNI ini dipastikan tidak terkait dengan kelompok-kelompok separatis yang melawan militer Filipina. Para WNI ini juga membawa surat jalan dan memiliki izin dari kepolisian setempat.
Kondisi di Marawai sendiri, masih ada titik-titik yang dikuasi kelompok Maute. Militer Filipina terus menggempur mereka.
Kelompok Maute juga dikenal dengan sebutan Islamic State of Lanao. Kelompok Islam radikal ini didirikan oleh dua bersaudara Omar dan Abdulla Maute yang awalnya bernama Daulah Islamiya yang memiliki basis di daerah Butig di Provinsi Lanao Del Sur.
Polisi Filipina di Marawi (Foto: Reuters/Romeo Ranoco)
Omar dan Abdullah adalah keturunan dari Klan Suku Maranaw yang ternama di Butig. Mereka diketahui sering melakukan teror dan intimidasi terhadap orang-orang saat melakukan rekrutmen anak-anak muda di Butig serta wilayah sekitarnya. Paham mereka adalah propagandakan berdirinya Islamic State of Lanao, oleh karenanya Maute Group kerap dikenal juga dengan nama tersebut.
ADVERTISEMENT
Omar dan Abdullah sempat merantau dan belajar di Timur Tengah dan sekembalinya dari merantau mereka kerap mempropagandakan gerakan islamisasi serta menggunakan cara-cara seperti Taliban Justice System, contoh ekstremnya adalah pemenggalan kepala bagi orang-orang yang mereka anggap musuh. Kelompok ini juga sudah berbaiat kepada ISIS.
Polisi Filipina di Marawi (Foto: Reuters/Romeo Ranoco)