Puisi, Kalimat Baper, dan Tanpa Nama di Karangan Bunga untuk Ahok

27 April 2017 18:05 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penjual bunga di Rawa Belong kebanjiran pesanan. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
Ribuan karangan bunga datang ke balai kota DKI. Ada satu ciri yang seragam dalam aneka karangan bunga untuk Ahok-Djarot itu. Puisi, kalimat baper (bawa perasaan) dan juga tanpa nama.
ADVERTISEMENT
Ciri yang sama itu memunculkan banyak tudingan miring. Tengok saja di whatsapp group dan media sosial, berkembang isu kalau bunga itu dipesan sebenarnya untuk kemenangan Ahok. Kemudian yang memesan hanya satu orang.
kumparan (kumparan.com) mencoba mengonfirmasi isu-isu itu. Siang tadi, Kamis (27/4) kumparan menyambangi kawasan pusat penjual karangan bunga di Rawa Belong. Selesai liputan dari DPR, sekitar pukul 14.00 WIB, kumparan memesan ojek online.
Menunggu sekitar 15 menit, driver ojek online mengontak siap menjemput. Cus, perjalanan ke Rawa Belong dimulai bersama babang ojek. Tidak sampai 30 menit, sudah sampai di Rawa Belong dengan aneka pedagang bunga berjejer.
Setelah selesai urusan pembayaran dan mengembalikan helm, kumparan bergerak melakukan investigasi kecil-kecilan. Yang pertama ditemui Taufik (44) pemilik dari Alfinza Florest.
ADVERTISEMENT
Setelah memperkenalkan diri berbasa-basi, kumparan menanyakan soal pesanan bunga untuk Ahok. Dengan antusias Taufik bercerita kalau sejak beberapa hari lalu omzet penjualan karangan bunganya naik 20 persen dari hari biasa.
Penjual bunga di Rawa Belong kebanjiran pesanan. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
"Ini karena Ahok lengser," kata dia dengan tawa.
Taufik menjelaskan, beberapa orang datang sendiri ke tempatnya menanyakan harga karangan bunga. Mereka kemudian memesan bunga untuk Ahok dan mengirimkannya.
"Ada juga yang mesan lewat telepon," jelas Taufik.
Taufik memastikan orang yang memesan berbeda-beda. Demikian juga dengan yang memesan lewat telepon, nomor dan suaranya juga berbeda-beda. Setiap orang memesan satu. Tidak ada satu orang memesan banyak.
Taufik sendiri tidak peduli dengan anggapan kalau yang memesan ini ada yang mengomando, sambil menunjukkan nomor-nomor telepon pemesan, dia menyebut pemesan berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
"Buat saya mah yang penting laris," urai dia.
Selesai dengan Taufik, kumparan mencoba menanyakan penjual karangan bunga yang lain. Namanya Nur (33) pemilik toko Romantic Florist. Cerita yang sama didapatkan dari Nur, mulai dari omzet yang naik sampai pemesan.
"Orangnya beda-beda lah, masa sama," kata dia.
Nur malah keheranan dengan adanya isu komando satu orang memesan bunga itu. Setahu dia yang memesan bunga ke tokonya baik yang datang langsung atau juga lewat HP berbeda-beda orang.
"Banyak yah kebanyakan dari pribadi," jelas dia.
Tapi ada satu yang Nur bikin penasaran. Umumnya si pemesan ini seperti bercanda dalam tulisan di karangan bunga untuk Ahok, lain daripada yang lain.
"Kata-katanya bukan nama. Kayak puisi-puisi gitu saja, bukan nama orang. Mereka jarang makai nama, memang mintanya enggak usah pake nama," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau hari ini saya sudah ngirim 6, kalau yang pertama tuh saya bisa 10 dikirim langsung ke Balai Kota, " ujarnya mengakhiri pembicaraan.
Rezeki Nur dan Taufik juga dinikmati para pedagang Rawa Belong yang lain. Mereka berharap pesanan akan terus datang.
Penjual bunga di Rawa Belong kebanjiran pesanan. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)