Sopir Angkot di Bogor Terpukul Pendapatannya karena Ojek Online

21 Maret 2017 12:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Audiensi Wali Kota Bogor dengan sopir angkot (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Audiensi Wali Kota Bogor dengan sopir angkot (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Junaedi, sopir Angkot Bubulak-Bogor Kota ikut bersama rekan-rekannya menemui Wali Kota Bogor Bima Arya. Junaedi mengadukan pendapatan mereka yang terpukul karena keberadaan ojek online.
ADVERTISEMENT
"Jadi pendapatan satu hari benar-benar drastis menurun," kata Junaedi di balai kota Bogor, Selasa (21/3).
Dia berharap, ada aturan mengenai tarif ojek online. Jadi semua sama urusan tarif sehingga berlaku adil.
Wali Kota Bogor Bima Arya menerima arahan. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Bogor Bima Arya menerima arahan. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
"Kalau Angkot kan pada jelas jumlahnya. Kalau motor enggak tahu," urai dia.
Tak hanya ojek online, keberadaan taksi online yang memesan lewat aplikasi juga dikeluhkan.
"Kalau bisa Grab Car kalau masalah dekat, gimana solusinya kalau dekat, masa dari stasiun ke Kebon Raya diambil," ujar dia.
Junaedi memperjuangkan nasibnya. Dia meminta agar ada keadilan bagi mereka para sopir Angkot.
"Kalau masalah demo, kalau kota kan kena imbasnya karena di kabupaten melarang supaya enggak narik karena ada kerusuhan kemarin," tegas dia.
ADVERTISEMENT