Konten dari Pengguna

Sekolah Daring Menimbulkan Gangguan Kesehatan Akibat Radiasi Ponsel

Indri Alfi
Seorang mahasiswi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta angakatan 2020
30 November 2020 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indri Alfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hampir satu tahun pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 yang lebih meluas, maka pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan dengan menerapkan kegiatan belajar dari rumah. Kebijakan tersebut diterapkan sejak tanggal 16 Maret 2020. Lalu apa pengaruh negatifnya terhadap murid maupun guru yang mengajar. Salah satu efek negatif dari adanya kegiatan pembelajaran jarak jauh yaitu, berupa radiasi yang ditimbulkan dari media yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar tersebut seperti salah satunya yaitu ponsel. Radiasi yang dihasilkan dari ponsel, apabila diarahkan pada sesuatu dalam jangka waktu yang lama dan berulang-ulang setara dengan terpaparnya bahan kimia dengan dosis tinggi. Seperti yang ditulis oleh Idayati dalam Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, bahwa sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Unversity of Arizona yang menyatakan bahwa ponsel bisa dianggap menyebabkan tumor otak karena diyakini dapat mengantarkan gelombang elektromagnetik, tetapi hingga saat belum ada bukti yang pasti akan hal tersebut.
Contoh Kegiatan Belajar Secara Virtual Foto by Indri Alfi Yanti
zoom-in-whitePerbesar
Contoh Kegiatan Belajar Secara Virtual Foto by Indri Alfi Yanti

Gelombang Elektromagnetik pada Ponsel

ADVERTISEMENT
Dilansir dari Jurnal Universitas Andalas yang ditulis oleh Fauzan Adrul, gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang terbentuk dari pergesekan medan magnetik dan medan listrik. Pada ponsel juga terdapat frekuensi yang dipakai, frekuensi ini berpengaruh dengan panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari ponsel. Karena kegiatan pembelajaran daring menggunakan ponsel sehingga akan menimbulkan gelombang elektromagnetik, radiasi yang ditimbulkan akan berdampak pada tubuh manusia terlebih pada bagian kepala dan telinga. Seorang peneliti bernama Professor Leif Salford, mengungkapkan bahwa gelombang mikro yang dihasilkan dari ponsel dapat menyebabkan penyakit Alzheimer atau kepikunan lebih awal dari usia semestinya. Alzheimer adalah penyakit yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan berfikir serta kemampuan mengingat atau memori, atau mirip seperti orang tua yang pikun. Badan FCC (Federal Communication Comission) Amerika telah menguji tingkat radiasi yang dipancarkan beberapa ponsel. Kekuatan radiasi ponsel yang akan diterima otak disebut SAR (Specific Absorption Rate) diukur dalam satuan watt/kg. Sebenarnya semua ponsel yang beredar bisa dikategorikan masih aman karena berada dibawah SAR yaitu 1.6 watt/kg. Meskipun demikian, ada beberapa orang yang masih merasa pusing atau telinganya panas setelah menggunakan ponsel. Jadi, yang betul-betul aman adalah yang tingkat SAR dibawah 1 watt/kg. Untuk penggunaan penetapan nilai ambang batas aman masih perlu diteliti lebih jauh lagi, demi keselamatan pengguna ponsel dari gelombang mikro. Kita sebagai pemakai sudah seharusnya dapat memilih atau memisahkam mana ponsel yang memiliki kekuatan radiasi aman dan tidak aman. Hal ini untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup manusia di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT

Bahaya yang ditimbulkan oleh Ponsel

Berbagai macam bahaya atau dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan ponsel memang sangat kompleks. Meskipun pancaran gelombang elektromagnetik ponsel sangat kecil apabila diletakkan didekat kepala selama beberapa menit dengan menaikkan suhu sel-sel otak sekitar 0,1 derajat Celcius, tetepi jika dilakukan dalam jangka waktu yang panjang maka akan sangat berbahaya. Penelitian lain menunjukkan bahwasannya terdapat potensi gangguan kesehatan yang akan ditimbulkan akibat paparan radiasi elektromagnetik, gangguan tersebut dapat terjadi pada berbagai sistem tubuh antara lain: (1) sistem darah, (2) sistem reproduksi, (3) sistem saraf, (4) sistem kardiovaskular, (5) sistem endokrin, (6) psikologis, dan (7) hipersensitivitas. Manifestasi dari hipersensitivitas dikenal dengan istilah electrical sensitivity, yang menggambarkan gangguan pada fisiologis berupa tanda serta gejala neurologis maupun kepekaan terhadap medan elektromagnetik, dengan gejala-gejala yang khusus. Seperti yang dikatakan oleh Ni Wayan Sudatri dalam Jurnal yang berjudul Dampak Buruk Radiasi Ponsel mengatakan bahwa meningkatnya pemakaian ponsel di masyarakat tentunya akan menimbulkan dampak seperti di atas, karena dengan semakin tingginya intensitas penggunaan ponsel, maka semakin tinggi pula intensitas paparan radiasi gelombang yang akan diterima oleh tubuh. Adapun pengaruh lain yang dapat ditimbulkan oleh radiasi ponsel yang telah diteliti: (1) Dapat memanaskan otak dan kulit, (2) Resiko terkena Kanker, (3) Kerusakan sistem pertahanan tubuh dan DNA, (4) Kecacatan pada bayi, (5) Peningkatan tekanan darah sehingga dapat menimbulkan hipertensi, (6) Penyakit Alzheimer’s, Multiple sclerosis dan Pakinson’s, (7) Jantung dan batu ginjal, (8) Sakit kepala, pusing-pusing, bahkan sampai kehilangan konsentrasi.
ADVERTISEMENT
Maka dengan adanya pembelajaran jarak jauh ini di mana setiap anak kebanyakan menggunakan ponsel, laptop, maupun komputer mereka untuk kegiatan tersebut. Perlu adanya peran orang tua yang harus memantau kegiatan anak-anak tersebut. Peran orang tua bisa lebih kepada mengingatkan dengan memberikan waktu istirahat kepada anak-anaknya dari pemakaian ponsel. Jika telah selesai kegiatan pembelajaran lebih baik untuk para orang tua mengajak mereka berdiskusi, agar anak tidak kembali lagi kepada ponsel mereka untuk sekedar mencari hiburan setelah kegiatan belajar online mereka. Sehingga hal tersebut dapat meminimalisir penggunaan ponsel pada kita sebagai pelajar.