Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Negeri Cina
23 Januari 2017 16:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
Tulisan dari Indria Salim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aku sedih. Seseorang yang kusayangi sudah menamatkan berbagai tahapan sinau di bangku-bangku ladang ilmu, namun setiap kuberi informasi, tidak dilanjutkan dengan rasa kepo yang membuatnya berinisiatif melakukan eksplorasi mandiri.
ADVERTISEMENT
Aku ini manusia abad Siti Nurbaya, atau siapa tahu malah inkarnasi kawula zaman Patih Gajah Mada. Namun aku bertahan karena beruntung mampu menjaga secuil rasa kepo itu dalam diri. Entah apa aku jadinya, bila raga ini semakin renta dan aku tidak berbuat apa-apa, kecuali merangkai kata.
Anak-anakku, pernahkah kalian mendengar seorang bijak berkata, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina?”
Lupakan Cina bila kau tidak suka. Namun intinya, luaskan pandanganmu tentang dunia, jagad semesta dan seisinya. Bertualanglah, setidaknya melalui jagad kata bermakna. Menyelamlah ke dalam samudera pesona budaya bangsa, lalu peradaban manusia nyata.
Anak-anakku kekasih Ibu Pertiwi, bangunlah, ‘Nak. Nusantara lebih luas dari layar gawaimu. Nusantara sungguh kaya raya. Nusantara membuat bangsa seluruh dunia ingin menguasainya, memilikinya bukan tersebab kopi dan lada semata.
ADVERTISEMENT
Bangunlah, ‘Nak. Tidur membawamu ke alam mimpi. Mimpi pun, tak akan kaudapatkan bila hidupmu hanya makan, minum, jalan-jalan ke Mall beraroma wangi dan penuh gemerlap cahaya sesaat. Mimpimu akan menjadi kekuatanmu, bila kau keraskan niatmu mewujudkannya.
Kini saatnya membangun mimpi terindah, terkhayali
Lalu berjalanlah mulai dari selangkah, lalu selangkah lagi, dan selangkah lagi
Berjalanlah, terus menuju tepian mimpi
Mimpi itu semakin indah bila mewujud kini. |@IndriaSalim|
23 Januari 2017