Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Dampak Buruk Toxic Relationship
28 Februari 2022 16:25 WIB
Tulisan dari Indri Aulia Maya Finati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Toxic relationship yang sering kali terjadi pada hubungan yang tidak sehat dilihat dari sifat yang mengekang, adanya unsur keegoisan, kasar, berpengaruh negatif, tidak jadi diri sendiri. Hubungan toxic jika dilanjutkan akan menguras banyak waktu, tenaga, dan juga biaya yang mengakibatkan kita merasa ketakutan, stres, depresi, bahkan rasa trauma.
ADVERTISEMENT
Toxic relationship tidak hanya dalam hubungan asmara saja, tetapi juga dalam hal pertemanan, bahkan lingkungan keluarga. Namun kebanyakan mengarah pada hubungan asmara. Hampir semua orang pasti pernah memiliki hubungan yang nyatanya tidak baik terutama pada hubungan asmara.
Dimana hubungan yang dibangun berdasarkan "kecintaan tanpa didasari rasa percaya" Sulit untuk lepas dari toxic relationship, karena kadang kita berekspetasi pada harapan kita sendiri yang berdampak tidak baik buat kedua belah pihak. Yang harusnya setiap hal atau masalah bisa dipahami satu sama lain, mencari solusi lalu selesai. Toxic relationship beda sendiri, tidak mau paham satu sama lain, tidak cari solusi tetapi menggunakan ego masing-masing. Siapa yang paling kuat dia yang menang.
Dampak Buruk Toxic Relationship:
ADVERTISEMENT
Merasa diri selalu kurang dan akhirnya malah menyalahkan diri sendiri. Tidak merasa cukup untuk pasangan, padahal sebenarnya dia lah yang toxic buat kamu. Seharusnya pasangan saling men-support dan saling membantu.
Ketika sedang bertengkar dengan pasangan yang toxic, emosi jadi enggak stabil banget. Jadi marah, sedih, kesal semuanya campur aduk. Selain itu, kamu juga malah jadi melampiaskan ke orang yang jelas-jelas tidak ada salah.
Secara tidak langsung hal tersebut bikin kamu jadi ikutan toxic. Kamu memberikan vibes yang negatif buat orang-orang di sekitar. Mood kamu juga jadi tidak beraturan dan akhirnya bikin hari-hari jadi tidak menyenangkan.
3. Kehilangan Fokus
Perasaan marah, sedih, jengkel membuat kamu jadi kurang fokus pada pekerjaan kamu. Pikiran kamu buyar karena adanya perubahan suasana hati yang tidak menyenangkan dapat mengganggu pekerjaan kamu. Kamu pun akhirnya jadi bermalas-malasan dan tidak produktif lagi.
ADVERTISEMENT
Namun ketika salah satu pihaknya ingin keluar dari zona toxic relationshipnya, pasti akan ada pihak yang merasa ditinggalkan dan playing victim.
Playing victim adalah suatu tindakan seseorang yang membalikkan fakta dan merasa dirinya sebagai korban dan melakukan kesalahan yang dilakukannya kepada orang lain. Seseorang yang melakukan playing victim tidak menyadari tindakan yang dilakukannya telah merugikan orang lain.
Percayalah bahwa suatu hubungan yang buruk itu memang layak untuk ditinggalkan dan tidak ada yang perlu disesali dari hubungan yang buruk. Dan orang yang berbuat buruk itulah yang akan menyesali apa yang telah diperbuat dalam hubungannya. Tetap ada orang yang baik, tulus, dan setia yang akan menemani, baik pertemanan maupun pasangan. Hanya waktu yang belum mempertemukan dan waktu juga yang akan menjawab.
ADVERTISEMENT
Ketika pada saatnya seseorang telah mendapatkan apa yang sesuai dan yang terbaik pada dirinya, maka hubungan yang dijalin akan menjadi lebih bahagia dan positif. Hubungan yang sudah didapat dengan rasa bahagia, akan dijaga sebaik baiknya dan tidak akan di sia – sia kan.