Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
23 Tahun Berlalu, Ruud Gullit Masih Sakit Hati Mendadak Dipecat Chelsea
8 April 2021 16:46 WIB
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Datang sebagai pemain pada 1995 dan mengisi lini tengah Chelsea , Ruud Gullit lalu diangkat sebagai manajer sekaligus pemain pada tahun berikutnya setelah Glenn Hoddle meninggalkan kursi kepelatihan ‘The Blues’ untuk Timnas Inggris.
ADVERTISEMENT
Awal karier kepelatihan Gullit tampak menjanjikan ketika dirinya mampu menuntun Chelsea menang di Piala FA 1997, trofi besar pertama klub sejak 26 tahun sebelumnya.
Meski hanya mampu finis di peringkat keenam Liga Inggris pada musim tersebut, Gullit membuat peningkatan di musim berikutnya dengan bercokol di peringkat kedua klasemen sementara. Namun, lembaran sakit hati Gullit ternyata dimulai dari titik ini.
Secara mengejutkan, manajemen Chelsea malah memecat Ruud Gullit dari kursi kepelatihan. Singgasana milik eks kapten Timnas Belanda itu digantikan oleh Gianluca Vialli, seorang pemain yang pernah dibantunya untuk masuk dan menjadi bagian ‘The Blues’.
“Saya pikir saya akan menemukannya nanti, alasan mengapa saya dipecat. Saya tidak mengerti mengapa saat itu,'' kata Gullit kepada beIN SPORTS.
ADVERTISEMENT
Namun, Ruud Gullit tetap tidak terima dengan pemecatannya saat itu. Dia merasa bahwa pihak manajemen Chelsea melakukan keputusan yang keliru dan membuatnya merasa sakit hati.
“Mereka bilang saya dipecat karena terlalu lama menetap di Amsterdam dan terlalu banyak berpesta atau apalah. Saya tercengang, bahkan bukan itu yang sebenarnya terjadi. Saya seperti benar-benar ditusuk dari belakang dengan cara yang sulit dipercaya,” keluhnya tak terima.
Menurut Gullit, kala itu dia memang menghabiskan waktu untuk bolak-balik ke kampung halamannya di Belanda. Namun, di sana dia sama sekali tidak melakukan seperti apa yang dituduhkan pihak Chelsea kepadanya.
“Ibuku sakit, dia menderita kanker payudara. Saya sering pergi ke Belanda dan berada di sana hanya untuknya. Jika Anda melihat seorang ibu di rumah sakit, terutama karena kanker, itu sangat menyedihkan,” jelas pria kelahiran 1962 itu.
ADVERTISEMENT
“Jadi saya menghabiskan banyak waktu bersamanya di Belanda. Sungguh pengalaman yang luar biasa bisa berada di sana dan saya ingin dia [ibu] keluar secepat mungkin karena itu membuatnya depresi,” tambahnya.
Setelah dikudeta dari kursi kepelatihan Chelsea, kariernya sebagai pemain pun berakhir di musim yang sama. Nahasnya, dia dipecat sebelum leg kedua semifinal Piala Liga melawan Arsenal.
Tak butuh waktu lama setelah berakhirnya hubungan dengan Chelsea, reputasi tinggi Gullit mengantarkannya ke posisi yang pernah diisi Kenny Dalglish di Newcastle United. Dia pun mengemban amanah sebagai manajer ‘The Magpies’ pada 1998.
Mengusung filosofi ‘Sexy Football’, publik ‘The Magpies’ dibuat terbang tinggi dengan harapan bisa mengulang kesuksesan yang sama bahkan lebih atas apa yang pernah dicapai Gullit di Chelsea.
ADVERTISEMENT
Sayang, Gullit hanya sanggup bertahan setahun di kursi panas stadion James Park sebelum dia dipecat akibat berselisih dengan striker bintang klub tersebut, Alan Shearer.
“Alan yakin bahwa saya ingin menyingkirkannya dan itu tidak benar. Saya tahu bahwa Bobby [Robson] kemudian melakukannya. Dia ingin menyingkirkan Alan Shearer, oke? Tapi dia adalah pilihan rakyat. Anda tidak bisa melawan itu. Tidak mungkin. Dia adalah Tuhan mereka,” aku Ruud Gullit tentang perselisihannya dengan Alan Shearer.
Setelah itu karier kepelatihannya berlanjut bersama Feyenoord, LA Galaxy, dan merantau ke Rusia untuk melatih Terek Grozny. Sayang, Gullit tidak pernah bertahan lebih dari semusim bersama klub yang pernah dilatihnya tersebut.