3 Kesalahan Fatal yang Dilakukan Unai Emery Sebagai Pelatih Arsenal

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2019 14:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelatih Arsenal, Unai Emery. Foto: Reuters/John Sibley
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Arsenal, Unai Emery. Foto: Reuters/John Sibley
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah sempat mengakhiri babak pertama dengan keunggulan atas tuan rumah, Arsenal kemudian tersusul oleh Liverpool dan kalah lewat adu penalti di babak 16 besar Piala Liga Inggris. Menyusul kekalahan tersebut, kiprah Emery di Arsenal semakin dipertanyakan.
ADVERTISEMENT
Bermain di Stadion Anfield, (31/10/2019) dini hari WIB, ‘The Reds’ dan ‘The Gunners’ bermain imbang 5-5 di waktu normal. Sampai laga nyaris berakhir, Arsenal sejatinya sempat unggul lewat gol Lucas Torreira (19'), Gabriel Martinelli ( 26', 36'), Ainsley Maitland-Niles (54'), dan Joe Willock (70').
Namun, Divock Origi kemudian melengkapi brace-nya di menit 94 dan menyelamatkan Liverpool dari kekalahan, menyamakan skor yang dicetak tim tamu setelah sebelumnya baru mencetak empat angka lewat gol bunuh diri Shkodran Mustafi (6'), penalti James Milner (43'), gol Alex Oxlade-Chamberlain (58'), dan gol pertama Origi (62’).
Hasil tersebut kemudian membuat Arsenal terdepak dari salah satu kompetisi yang bisa dimenangi, menyisakan Liga Europa, Piala FA, dan Liga Inggris. Kompetisi yang terakhir disebutkan bahkan hampir mustahil, mengingat saat ini klub asal London Utara tersebut masih tidak konsisten.
ADVERTISEMENT
Musim lalu, kala baru ditunjuk sebagai pelatih, tak banyak harapan yang disematkan kepada Emery. Sebagai suksesor Arsene Wenger, musim lalu target pelatih asal Spanyol tersebut hanya sekadar beradaptasi bersama tim. Emery bahkan melampaui ekspektasi, setelah hampir mempersembahkan Liga Europa di musim perdananya.
Adapun di musim keduanya ini, barulah Emery mulai menuai kritik. Belanja besar di bursa transfer dengan mendatangkan Nicolas Pepe, David Luiz, Kieran Tierney, dan Gabriel Martinelli, Arsenal sejatinya diharapkan bisa memperebutkan posisi di empat besar.
Namun, sejauh ini ternyata permainan squad Emery tak berkembang, terutama di Liga Inggris. Meski saat ini berada di posisi lima, belum ada satupun dari empat kemenangan didapat Arsenal secara meyakinkan. Permainan buruk pun mulai membuat suporter mendesak Emery untuk dipecat.
ADVERTISEMENT
Performa buruk tentu bukan tanpa alasan. Musim keduanya ini, Emery membuat beberapa keputusan kontroversial yang kemudian berbuah kesalahan fatal. Berangkat dari sana, berikut setidaknya tiga kesalahan tersebut.

1. Menunjuk Granit Xhaka sebagai kapten

Kapten Arsenal, Granit Xhaka, dicemooh suporter timnya sendiri. Foto: REUTERS/David Klein
Ketika Unai mengumumkan Granit Xhaka sebagai kapten Arsenal, Emery pun menuai kritikan pedas. Xhaka dinilai bukan sosok yang layak ditunjuk untuk memimpin tim asal London Utara tersebut. Pasalnya, sejak didatangkan empat tahun silam, gelandang asal Swiss tersebut belum bisa membuktikan kualitas sesuai harapan.
Xhaka dinilai jadi pemain yang mengacaukan tempo permainan Arsenal. Gelandang berusia 27 tahun tersebut juga jadi pemain yang paling sering kehilangan bola. Bahkan, Xhaka juga merupakan pemain paling banyak melakukan kesalahan berujung pada gol lawan. Penampilan Xhaka tiap pekannya pun bisa dibilang tidak konsisten.
ADVERTISEMENT
Meski saat ini merupakan kapten Timnas Swiss, juga dipilih rekannya untuk jadi kapten, kontribusi minim membuat Xhaka terbukti bukan sosok pemimpin ideal buat Arsenal.
Puncaknya di laga kontra Crystal Palace, Xhaka melakukan gestur kontroversial yang membuatnya semakin dibenci fans. Karena itu, menetapkan Xhaka sebagai kapten merupakan salah satu kesalahan terbesar Unai Emery.

2. Gagal memaksimalkan Lucas Torreira

Lucas Torreira dalam sesi latihan Arsenal. Foto: Reuters/John Sibley
Kala didatangkan dari Sampdoria, Lucas Torreira langsung melejit lantaran penampilan impresifnya di lini tengah Arsenal. Dirinya pun kala itu mulai dibandingkan dengan gelandang legendaris ‘The Gunners’, Patrick Vieira dan Gilberto Silva.
Musim lalu, daya ledak Torreira membuat dirinya jadi mimpi buruk pertahanan lawan. Kala bertahan pun Torreira solid, gigih dalam ketika berusaha merebut bola dari penguasaan lawan. Tak ayal bila musim ini dirinya diharapkan bisa jadi kunci permainan tim, tapi kemudian harapan tersebut sirna.
ADVERTISEMENT
Emery secara mengejutkan memasang Torreira sebagai gelandang serang. Hal tersebut pun membuat gelandang berusia 24 tahun itu kesulitan, lantaran dituntut untuk bisa lebih produktif lagi.
Hasilnya, Emery mulai mencadangkan Torreira dan hanya memakainya di kompetisi yang tidak diprioritaskan. Adapun kegagalan untuk memaksimalkan Torreira kemudian jadi salah satu sorotan kinerja buruk Emery saat ini.

3. Tak memainkan Mesut Oezil

Mesut Oezil tampil sebagai kapten Arsenal. Foto: Reuters/John Sibley
Musim ini salah satu masalah Arsenal yaitu minimnya kreativitas di lini tengah. Namun, Emery justru kekeh untuk tidak menurunkan Mesut Oezil. Bagi pelatih asal Spanyol tersebut, Oezil dinilai tak cocok dengan taktiknya, lantaran bukan gelandang pekerja keras yang bisa membantu pertahanan.
Namun, perlahan keputusan Emery jadi bumerang. Beberapa kali di laga Arsenal, lini tengah kesulitan untuk mengalirkan bola ke sepertiga terakhir. Alhasil, peluang pun minim tercipta untuk tim asal London Utara tersebut. Permainan yang kian pragmatis pun membuat suporter mulai mengkritik keputusan tersebut.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari performa yang kian menurun di beberapa musim terakhir, Mesut Oezil tetap merupakan gelandang paling kreatif kepunyaan Arsenal saat ini. Memainkannya tepat di belakang Nicolas Pepe, Alexandre Lacazette, dan Pierre-Emerick Aubameyang jadi sesuatu yang diidamkan fans, tapi tak diwujudkan Emery.
Keputusan tersebut dinilai jadi salah satu kesalahan terbesar Emery. Barulah saat terpuruk, pelatih asal Spanyol tersebut mulai kembali memainkan Oezil. Dimulai ketika timnya kalah dari Liverpool, Oezil punya peran penting dengan mencatatkan asis kepada gol Maitland-Niles. (bob)