5 Analisis Usai MU Takluk 0-2 dari City di Liga Inggris

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
25 April 2019 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Laga Manchester United vs Manchester City. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Laga Manchester United vs Manchester City. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Derbi Manchester pada pekan ke-35 berakhir dengan kegagalan United menahan laju City menuju gelar juara Liga Inggris. Berlangsung di Old Trafford, Kamis (25/4) dini hari WIB, ‘setan merah’ kalah dengan skor meyakinkan 0-2 dari rival sekotanya tersebut. Adapun dua gol ‘The Cityzen’ didapat melalui Bernardo Silva dan Leroy Sane.
ADVERTISEMENT
Kemenangan membuat City naik ke puncak klasemen dengan total 89 poin, unggul satu angka dari saingan terberatnya Liverpool di posisi kedua. Sementara United makin terpuruk di posisi keenam dengan 64 poin, selisih tiga angka dari empat besar. Nantinya, laga menghadapi Chelsea yang juga memperebutkan empat besar bakal jadi penentu.
Usai laga, Marcus Rashford mengaku kecewa dengan performa timnya. Menurut penyerang berusia 21 tahun tersebut, United kini tengah tak bermain seperti seharusnya. “Kami kalah. Apa yang paling penting adalah laga ini, saya selalu mengatakan ini lebih dari sebuah laga,” ungkap Rashford dilansir dari situs resmi United.
Rashford sebelum bertanding lawan Barcelona. Foto: AFP/Oli Scarff
”Kami menunjukkan kepada diri sendiri, kepada manajer, dan fans, mereka tahu apa yang kami bisa, dan itulah hal yang paling mengecewakan karena kami tak melakukannya,” ucap Rashford. “Lupakan empat besar, lupakan Liga Champions musim depan. Kami harus bermain seperti Manchester United untuk kami sendiri,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ole Gunnar Solskjaer juga menyayangkan kekalahan timnya. Menurutnya, keunggulan bermain di kandang seharusnya menghasilkan poin penuh. Namun, Solskjaer tak lupa pula memuji timnya yang bekerja keras. “Kami mendapat reaksi, pada akhirnya, kami kalah dari tim yang lebih baik,” ucap Solskjaer dilansir dari situs resmi klub.
“Kamu bermain di kandang lawan tim hebat, tapi tetap saja, di kandang kamu ingin menang. Namun mereka menetapkan standar, beberapa musim belakangan mereka jadi tim terhebat di liga, dan itu jadi tantangan buat kami untuk menuju level itu. Kami jelas belum di sana dan semua bisa melihat, tapi itulah tugas saya, memastikan kami berkembang dan mendekati level mereka,” ucap manajer asal Norwegia tersebut.
Guardiola meneropong tribune penonton usai timnya menaklukkan Manchester United. Foto: Reuters/Carl Recine
Sementara dari kubu City, Pep Guardiola, menyebut saat ini timnya harus kalem dan menatap laga pekan depan menghadapi Burnley. Menurutnya, persaingan dengan Liverpool yang selisih satu poin akan berat di tiga sisa laga terakhir.
ADVERTISEMENT
“Biasanya, kemenangan seperti ini sangat kami nikmati, tapi sekarang kami harus tenang,” ungkap Pep. “Kami masih perlu menang pada sisa laga, mulai dari minggu nanti di Turf Moor,” lanjut pelatih asal Spanyol tersebut dilansir dari situs klub.
Berangkat dari sana, ada setidaknya lima analisis usai laga Derbi Manchester yang berakhir 0-2 untuk kemenangan City. Berikut analisis tersebut.
Perayaan gol Sane ke gawang Manchester United. Foto: Reuters/Carl Recine
Buntu di babak pertama, Pep kemudian memasukkan Leroy Sane di menit ke-50 babak kedua. Menggantikan Fernandinho yang cedera, Sane semakin menghidupkan permainan menyerang City. Winger asal Jerman tersebut bahkan sukses memastikan kemenangan City, usai sepakan kerasnya pada menit ke-66 berbuah gol.
Kontras dengan Lukaku yang dihadirkan Solskjaer usai United tertinggal 0-2. Diharapkan membawa perubahan, penyerang asal Belgia tersebut justru tak mampu berbuat banyak. Bahkan, kehadiran Lukaku membuatnya jadi salah satu pemain terburuk dengan kehilangan bola lima kali, dan hanya melepas 57 persen umpan akurat.
ADVERTISEMENT
Ole Gunnar Solskjaer meninggalkan lapangan Old Trafford dengan kecewa. Foto: REUTERS/Phil Noble
Turun dengan formasi 5-3-2, Solskjaer membuat keputusan yang cukup luar biasa dengan memainkan Matteo Darmian yang tak tampil sejak Desember lalu sebagai bek tengah. Fred dan Andreas Pereira pun dipilih sebagai trio lini tengah bersama Paul Pogba. Ashley Young yang tampil buruk tetap dimainkan di sisi kanan, sementara Luke Shaw di kiri.
Walau bermain dengan energi yang luar biasa, Fred dan Pogba gagal memberi kontribusi yang luar biasa. Nemanja Matic makin menunjukkan dirinya sudah habis, sementara duo lini depan yang berisi Jesse Lingard dan Marcus Rashford pun gagal tampil impresif dan gagal memberi ancaman kepada lawan. Jelas Solskjaer mesti memperbaiki pilihan pemain pada laga selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kapten Manchester City, Vincent Kompany. (Foto: REUTERS/Peter Nicholls)
Beda dengan Solskjaer, keputusan Pep memainkan Vincent Kompany berbuah manis. Walau sedikit goyah di awal pertandingan, bek asal Belgia tersebut bisa menjaga pertahanan dengan solid. Ketenangan dan pengalaman jadi kunci utama buat Kompany mengawal Marcus Rashford yang eksplosif.
Tidak mengendurkan pertahanan setelah mendapat kartu kuning usai melanggar Rashford, Kompany tetap memimpin pertahanan dengan baik bersama dengan Aymeric Laporte. Statistik bertahan pun menyebut Kompany bermain hebat. Dirinya sukses membayar kepercayaan Pep sebagai kapten City.
De Gea pada sebuah laga di kompetisi Eropa. (Foto: Robert Atanasovski/AFP)
Belakangan David de Gea tampil mengecewakan dengan membuat beberapa blunder. Menghadapi City, De Gea memang tak bisa berbicara banyak ketika kebobolan dari Bernardo Silva, tapi kiper asal Spanyol tersebut kembali mengulangi kesalahan dengan gagalnya mengantisipasi tendangan Sane.
ADVERTISEMENT
Buat kiper sekaliber De Gea, tentu mengherankan bila blunder-blunder kian tercipta. Alhasil, rumor pun beredar mengenai ketidakbetahan kiper berusia 28 tahun tersebut. Disebut sebagai pilar paling penting klub, De Gea pun disebut harus segera memperbaiki performanya itu.
Bernardo Silva, senjata rahasia City. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
Setelah performa kurang memuaskan kala menghadapi Tottenham Hotspur, David Silva kembali jadi salah satu sosok kunci dalam penyerangan City dan menciptakan peluang. Sebaliknya dengan Bernardo, dirinya bermain kurang impresif, setidaknya pada babak pertama. Usai turun minum, Bernardo yang bermain lebih bebas juga jadi sosok kunci.
Walau akurasi umpannya tak begitu bagus, Bernardo sukses lima kali melakukan dribel. Dirinya pun sukses mencetak gol pembuka buat City yang kemudian bisa menambah keunggulan. Datangnya Sane membuat Bernardo bermain lebih ke dalam, bersama David dan Gundogan.
ADVERTISEMENT
Walau David tak mencetak gol dan assist, dirinya menciptakan 88 persen umpan akurat sepanjang laga, empat di antaranya merupakan umpan kunci. Bersama Bernardo, David kemudian sukses mengacak-ngacak lini tengah lawan. (bob)
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.