Marko Simic dan 5 Penyerang Asing yang Sempat Jadi Andalan Persija

Sejak awal musim, Persija mengandalkan Marko Simic sebagai ujung tombak andalan klub. Dirinya tak mengecewakan, penyerang asal Kroasia tersebut mencetak sembilan gol dari tujuh laganya bersama Macan Kemayoran pada ajang Piala AFC.

Meski performa Simic sempat naik turun, bersama Macan Kemayoran di Liga 1 Indonesia musim 2018 ini, striker berusia 30 tahun ini sudah mencetak 13 gol dari 23 laga yang telah dijalani. Catatan tersebut praktis menempatkannya di peringkat lima top skorer sementara Liga 1 Indonesia.

Marko Simic dalam laga Persija Jakarta vs Perseru Serui (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)

Kini, sampai pekan ke-28, Persija Jakarta bertengger di posisi ketiga klasemen sementara Liga 1 Indonesia, mengoleksi 48 poin. Mereka masih menyisakan satu laga tunda kontra Persela Lamongan, yang akan dilakoni pada 20 November 2018, di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sampai saat itu, tentunya performa apik Simic akan tetap dibutuhkan.

Sebelum Simic, Persija juga sempat memercayakan lini depan mereka kepada penyerang asing. Beberapa memang gagal menunjukkan performa maksimal, tapi ada pula yang sukses hingga melekat di ingatan para Jakmania. Dari deretan striker asing Persija, berikut 5 nama pemain asing tersukses sebagai ‘taring’ Macan Kemayoran.

1. Roger Batoum

Roger Batoum kala membela Persija (foto: @12csl/twitter)

Persija mendatangkan penyerang asing asal Kamerun, Urbain Roger Batoum sebagai pengganti Bambang Pamungkas. Kala itu Bepe pindah ke klub Malaysia, Selangor FA.

Kiprah Batoum bersama Macan Kemayoran tidak mengecewakan. Kala itu, penyerang yang punya kecepatan fantastis itu sukses mencetak 20 gol dalam 25 laga yang dijalani. Sayangnya, Batoum harus menelan kekecewaan usai pada musim dia main, yaitu 2005, Persija kalah di final Liga dan Piala Indonesia.

2. Emanuel De Porras

Emanuel De Porras. (foto: Dok. Persija Jakarta)

Sukses mengantar PSIS ke final Liga Indonesia musim 2005, tentunya nama Emanuel De Porras sangat melekat buat Laskar Mahesa Jenar. Namun, sebelumnya striker asal Argentina ini pernah membela Persija Jakarta. Selama dua musim berseragam oranye, De Porras main 31 kali dan sukses mencetak 17 gol.

Didatangkan Macan Kemayoran dari klub Argentina, Club Ferro Carril Oeste, Emanuel De Porras merupakan salah satu striker asing pertama yang didatangkan klub ibukota tersebut. Sebelumnya, Persija lebih sering memakai jasa pemain asing sebagai ujung tombak. Walau begitu performa Cachi, sebutan akrabnya, jauh dari kata mengecewakan.

3. Pedro Javier

Pedro Javier. (foto: Dok. ISL 2014)

Memiliki segala atribut yang dibutuhkan sebagai striker tajam, Pedro Javier sempat menjadi andalan lini depan Persija Jakarta. Sentuhannya di depan gawang, kemampuan olah bolanya, serta pergerakan mencari posisi yang tepat kerap merepotkan lini bertahan klub lawan.

Bersama Persija, striker asal Paraguay itu main selama dua musim. Total Pedro Javier mencatatkan 42 penampilan dan mencetak 22 gol untuk Macan Kemayoran. Sayangnya, Pedro Javier pun tidak berhasil menyumbang gelar apapun terhadap sang klub asal ibukota.

4. Pacho Kenmogne

Mantan penyerang Persija, Emanuel 'Pacho' Kenmogne . Foto: (@1kenmogne8/twitter)

Meski datang ke Indonesia kala sudah berusia 33 tahun, Emmanuel “Pacho” Kenmogne menunjukan dirinya sebagai striker yang menjadi momok lini belakang lawan. Pemain berkebangsaan kamerun ini berseragam oranye Persija selama dua musim, yaitu 2013 dan 2016. Pada musim pertama, Pacho mencatat 13 gol dari 18 laganya bersama Persija.

Dirinya pun pindah pada musim berikutnya, kali ini membela Persebaya. Bersama Bajul Ijo, Pacho menjadi top skor dengan 25 gol dari 22 laga. Namun, kisahnya di Liga Indonesia telah berakhir 2016 lalu. Persija lah klub yang terakhir dibelanya. Bermain 15 kali, Pacho hanya mencetak enam gol.

5. Greg Nwokolo

Salah satu dari 'Trio ABG' Persija, Greg Nwokolo (foto: Dok. Persija Jakarta)

Jakmania tentu masih ingat kiprah Greg Nwokolo kala berseragam oranye. Pemain asal Nigeria tersebut menjadi salah satu dari tiga andalan lini depan Persija. Bersama Aliyudin dan Bambang Pamungkas, keduanya bersama Greg mendapat sebutan ‘Trio ABG’.

Greg membela Persija selama tiga musim, yaitu 2008, 2010, dan 2014. Namun, masa-masa keemasannya bersama Macan Kemayoran adalah musim 2008 dan 2010. Kala itu, Greg jadi mesin gol Persija. Total dari dua musim, bermain 57 kali, Greg sukses mencetak 29 gol. Sayangnya, striker asing yang dulu jadi jagoan klub ibukota tidak berhasil mempersembahkan gelar. (bob)