Strategi Moneyball yang Bikin Brentford Belum Terkalahkan di Premier League

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2021 17:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Selebrasi pemain Brentford Christian Norgaard usai mencetak gol ke gawang Arsenal pada pertandingan Premier League di Stadion Brentford Community, London, Inggris.
 Foto: Peter Cziborra/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain Brentford Christian Norgaard usai mencetak gol ke gawang Arsenal pada pertandingan Premier League di Stadion Brentford Community, London, Inggris. Foto: Peter Cziborra/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pada Premier League 2021/22, ada tiga tim yang promosi dari level kedua Liga Inggris yakni Norwich City, Watford, dan Brentford. Nama klub yang disebut terakhir sukses paling menyita perhatian.
ADVERTISEMENT
Brentford memiliki strategi yang tak biasa. Namanya "moneyball".
Pada mulanya, strategi moneyball itu diadaptasi oleh Brentford ketika pemilik barunya, yaitu Matthew Benham, yang dulunya merupakan pejudi andal memberikan suntikan dana pinjaman sebesar 700 ribu dolar kepada suporter "The Bees" untuk membeli saham klub di tahun 2006 karena diambang pailit.
Benham mulai menunjukkan keseriusannya untuk mengambil alih Brentford dengan membeli total sahamnya di 2014. Perlu diketahui bahwa Benham bukanlah sesosok pejudi yang hanya mengedepankan peluang saja.
Dikutip dari The Sports Room, Matthew Benham merupakan lulusan kampus ternama, Universitas Oxford, dengan mengambil konsentrasi bidang fisika. Benham juga pernah bergabung dengan perusahaan judi yakni Premier Bet dan mendirikan miliknya sendiri bernama Smartodds pada 2004.
Pendukung Brentford saat melawan Arsenal pada pertandingan Premier League di Stadion Brentford Community, London, Inggris. Foto: David Klein/REUTERS
Berkat pengalaman tersebut, Benham pun menginisiasi konsep moneyball yang banyak menggunakan data statistik, sama seperti saat ia terjun ke dunia perjudian.
ADVERTISEMENT
Secara sederhana, moneyball dapat diartikan sebagai sebuah konsep untuk memilih para pemain yang ingin dibeli dengan memadukan data statistik seperti expected goals (xG), expected assists (xA), smart passes, hingga post-shot expected Goals (PSxG), dan juga berpatokan pada segi finansial.
Dalam praktiknya, "The Bees" banyak membeli pemain-pemain berkualitas yang berlaga di liga kecil, lalu mengembangkan potensinya, dan dijual dengan harga mahal.
Beberapa pemain yang menjadi produk moneyball Brentford antara lain Neal Maupay, Said Benrahma, dan Ollie Watkins. Setelah menggunakan strategi tersebut, kini total valuasi klub yang bermarkas di Brentford Community Stadium sebesar 300 juta euro (sekitar Rp 5 triliun).
Dengan skema tersebut, musim ini tim asuhan Thomas Frank berhasil promosi ke liga utama dan berada di peringkat 10 tanpa kekalahan sekalipun dalam tiga laga pertama.
ADVERTISEMENT