Perusahaan di Era Demam Jualan Online Harus Siap Menjadi Hybrid Organization

Feedr Academy
Feedr Academy
Konten dari Pengguna
21 Januari 2018 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Feedr Academy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
5 Tahun terakhir, kita dibanjiri oleh hadirnya euphoria e-commerce alias demam jualan online di tanah air. Ya, Indonesia telah menjadi tempat yang sexy bagi para pelaku e-commerce dunia. Berbagai e-commerce besar pun bermunculan, ada Tokopedia dan Bukalapak, Lazada dan Zalora, Tokobagus (yang kemudian berubah nama jadi OLX), matahari mall, serta sekarang masuklah dan Shopee. E-commerce sebagai motor juga telah menciptakan munculnya perusahaan startup yang mendukung ekosistem e-commerce, seperti fintech, logistics for e-commerce, AI atau Kecerdasan Buatan, Big Data, Cloud Computing, hingga iOT.
ADVERTISEMENT
Selamat datang di era Revolusi industri 4.0 dimana semua orang akan berbisnis menggunakan teknologi digital, berupa automatisasi dan robotics.
Melihat kondisi di atas, tidak heran banyak orang salah kaprah berpikir bahwa transformasi digital hanyalah sekedar mengubah bisnis dari jualan offline menjadi jualan online, akibatnya orang beramai-ramai membuka toko online. Euphoria e-commerce ini tidaklah cukup, karena tentu tidak semua bisa berubah menjadi toko online. Justru yang perlu dilakukan adalah membangun perusahaan dengan hybrid model organization.
Bicara soal hybrid model dalam perusahaan, tidaklah lengkap jika kita tidak berbicara mengenai Hadi Kuncoro. Mungkin tidak semua orang pernah mendengar pria yang akrab dipanggil HK ini, tapi anda tentu pernah mendengar hasil dari sepak terjangnya. Hadi adalah salah satu cofounder dari Zalora Indonesia, yang saat ini telah menjelma menjadi salah satu raksasa e-commerce di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Singkatnya lihat video di bawah ini mengenai hybrid model organization.
Apa itu hybrid model organization di mata Hadi Kuncoro? Hybrid model adalah kultur perusahaan yang dibangun untuk meng-hybrid organisasi yang berbasis korporasi dengan startup teknologi. Mengapa hybrid model ini diperlukan? Ini adalah untuk mencegah masuknya pesaing baru yang akan bisa mengguncang bisnis kita serta membuat kita memahami kebutuhan pelanggan, terutama dari generasi millenial. Hybrid model ini memastikan bahwa sebuah perusahaan korporasi tetap menjalankan proses good governance sebagai korporat namun juga dapat bergerak lincah seperti layaknya startup teknologi.
Tentu pendapat ini bukan pendapat yang diucapkan sembarangan, karena dengan pengalaman kerja lebih dari 20 tahun, Hadi telah memegang peran manajemen puncak di berbagai perusahaan e-commerce, seperti sebagai direktur operasional di Zalora Indonesia, CEO aCommerce Indonesia, Co-founder Saqina.com, COO First Logistik dan Operasional Director Oriflame Indonesia, dan Senior management di beberapa perusahaan FMCG multinational seperti Beiersdorf dan Nestle Waters-Coca Cola. Dengan pengalaman itu tidak heran jika Hadi direkrut menjadi salah satu staff ahli kemenko perekonomian, yang bertugas menganalisa kebijakan pemerintah ke depan mengenai digital ekonomi indonesia di masa depan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengalamannya, menurut Hadi Kuncoro, ada 3 langkah yang dilakukan oleh setiap perusahaan di era digital sekarang ini :
Lalu seperti apa sih start-up, smart-up, hingga scale-up itu?
Tenang aja, nantikan aja info selanjutnya yaaaa.
Tenang saja, karena rasa penasaran ini akan terjawab di Seminar How to survive and Success in Digital Era, yang diadakan oleh Feedr Academy pada tanggal 25 Januari 2018 di Aston Kuningan at The Suites Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sebagai co-founder dari Feedr.id yang merupakan induk dari Feedr Academy, Hadi Kuncoro akan bercerita lebih detail mengenai langkah A hingga Z solusi cara melakukan transformasi digital.
Sebagai peserta seminar anda akan mendapatkan beberapa hal dibawah ini:
Mau tau lebih lanjut? Silakan klik https://feedr.id/event Atau hubungi HP/whatsapp Saskia di 081286006212