Konten dari Pengguna

Mengenal Bahan Bakar Bus yang Paling Umum di Indonesia

7 Mei 2024 16:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bus. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Bus. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bus merupakan salah satu kendaraan yang memerlukan bahan bakar sebagai sumber energinya. Di Indonesia, bahan bakar bus yang bisa digunakan, di antaranya meliputi solar, bensin, dan listrik.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, bus dengan bahan bakar solar masih lebih banyak digunakan di Indonesia. Alasannya karena penggunaan solar sebagai bahan bakar bus dianggap lebih hemat.
Selain itu, bus sendiri merupakan kendaraan dengan mesin diesel yang kerap menggunakan bahan bakar solar. Simak uraian di bawah ini untuk lebih mengenal bahan bakar solar.

Mengenal Bahan Bakar Solar

Ilustrasi mengisi bahan bakar solar. Foto: Pexels
Dikutip dari Britanica, bahan bakar diesel (solar) adalah cairan mudah terbakar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Solar biasanya diperoleh dari proses molekul hidrokarbon kompleks.
Pada mesin diesel, bahan bakar solar dinyalakan bukan oleh percikan api, seperti pada mesin bensin, tetapi oleh panas udara yang dikompresi di dalam silinder, dengan bahan bakar diinjeksikan secara semprotan ke udara panas yang terkompresi.
ADVERTISEMENT
Bahan bakar solar melepaskan lebih banyak energi pada pembakaran dibandingkan bensin, walau dengan volume yang sama, sehingga mesin diesel umumnya menghasilkan penghematan bahan bakar yang lebih baik dibandingkan mesin bensin.
Selain itu, produksi bahan bakar solar memerlukan langkah penyulingan yang lebih sedikit dibandingkan bensin, sehingga harga ecerannya lebih rendah dibandingkan dengan bensin.

Jenis-jenis Bahan Bakar Solar

Ilustrasi mengisi bahan bakar solar. Foto: Pexels
Jenis bahan bakar solar terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu minyak solar, diesel sintesis, dan biodiesel. Berikut masing-masing penjelasannya menurut U.S. Energy Information Admiration (EIA):

1. Minyak Solar

Minyak solar atau juga disebut petrodiesel adalah jenis bahan bakar diesel yang paling umum. Ini dihasilkan dari distilasi fraksional minyak mentah antara 200 dan 350 °C (392 dan 662 °F) pada tekanan atmosfer. Bahan bakar ini dapat menghasilkan campuran rantai karbon yang biasanya mengandung antara 9 dan 25 atom karbon per molekul.
ADVERTISEMENT

2. Diesel Sintesis

Diesel sintetis dapat diproduksi dari bahan karbon apapun, termasuk biomassa, biogas, gas alam, batu bara, dan lain sebagainya. Bahan mentah tersebut digasifikasi menjadi gas sintesis, yang setelah pemurnian diubah melalui proses Fischer – Tropsch menjadi diesel sintetis.
Proses ini biasanya disebut sebagai biomassa-ke-cair (BTL), gas-ke-cair (GTL) atau batubara-ke-cair (CTL), tergantung pada bahan baku yang digunakan. Diesel sintetis parafinik umumnya memiliki kandungan sulfur mendekati nol dan kandungan aromatik yang sangat rendah.

3. Biodiesel

Biodiesel diperoleh dari minyak nabati atau lemak hewani (bio lipid) yang sebagian besar merupakan asam lemak metil ester (FAME), dan ditransesterifikasi dengan metanol.
Bahan bakar ini dapat diproduksi dari berbagai jenis minyak, yang paling umum adalah minyak lobak (rapeseed methyl ester, RME) di Eropa dan minyak kedelai (soy metil ester, SME) di AS.
ADVERTISEMENT
Metanol juga dapat diganti dengan etanol untuk proses transesterifikasi yang menghasilkan produksi etil ester. Proses transesterifikasi menggunakan katalis, seperti natrium atau kalium hidroksida, untuk mengubah minyak nabati dan metanol menjadi biodiesel.
Biodiesel dapat digunakan secara murni pada mesin yang disetujui oleh pabrikan, namun lebih sering digunakan sebagai campuran dengan solar, BXX dimana XX adalah kandungan biodiesel dalam persen.
(NDA)