Konten dari Pengguna

5 Alasan Anak Terakhir Selalu Salah yang Jarang Diketahui

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
24 Oktober 2023 21:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kenapa anak terakhir selalu salah. Foto: Petra/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kenapa anak terakhir selalu salah. Foto: Petra/Pixabay
ADVERTISEMENT
Menjadi anak terakhir atau anak bungsu tak selamanya menyenangkan. Sebagian justru merasa tertekan karena senantiasa dibandingkan juga diremehkan. Ini pun menjadi penyebab dan alasan kenapa anak terakhir selalu salah.
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab pertanyaan kenapa anak terakhir selalu salah selengkapnya, simak ulasan di bawah ini.

Kenapa Anak Terakhir Selalu Salah? Ini Penjelasannya

Ilustrasi kenapa anak terakhir selalu salah. Foto: DanaTentis/Pixabay
Melansir situs lib.ui.ac.id, anak bungsu adalah anak yang lahir terakhir dalam keluarga dan kerap diperlakukan sebagai anak kecil yang selalu butuh perlindungan. Tak heran bila karakter manja menjadi ciri khas yang ditunjukkan kebanyakan anak bungsu.
Kendati demikian, ada pula anak bungsu yang tidak memperoleh perhatian serta kasih sayang seperti sang kakak. Perbedaan perlakuan orang tua yang seperti ini, juga dapat memengaruhi karakter si bungsu. Ia bisa tumbuh menjadi sosok penakut dan penuh tekanan.
Lalu, kenapa anak terakhir selalu salah? Berikut beberapa alasan atau penyebabnya.

1. Sering Dimanja

Kebanyakan anak terakhir sering melakukan kesalahan karena kerap dimanja dan senantiasa bergantung kepada orang lain. Umumnya mereka juga membutuhkan bantuan untuk melakukan berbagai hal dengan benar.
ADVERTISEMENT

2. Selalu Dibandingkan

Tidak semua anak bungsu dimanja oleh orang tua. Sebagian justru kerap dibanding-bandingkan dengan saudara lainnya. Sikap selalu membandingkan ini, membuat anak mengalami tekanan dan cenderung takut salah ketika hendak melakukan sesuatu.

3. Menanggung Beban Berat

Anak bungsu yang menanggung beban ekspektasi dari keluarga, tidak akan bisa menikmati kehidupannya. Di sini orang tua dan saudara menuntut anak terakhir untuk bisa meraih keberhasilan seperti sang kakak bahkan lebih. Karena segalanya dilakukan dengan terpaksa, tak heran jika si bungsu selalu melakukan kesalahan.

4. Kerap Diremehkan

Sikap meremehkan atau menganggap anak bungsu kurang mandiri dan selalu salah, justru menjadi beban bagi anak terakhir. Padahal sejatinya, anak bungsu masih sangat memerlukan dukungan dari anggota keluarga lainnya.

5. Tidak Memiliki Kebebasan

Sebagian orang tua memperlakukan anak bungsu dengan sangat hati-hati. Karena itu, mereka jadi tak memiliki kebebasan mencoba sesuatu yang baru.
ADVERTISEMENT
Kesempatan mereka sangat terbatas untuk mengeksplorasi berbagai hal. Karena pengalaman minim inilah, anak bungsu bisa saja selalu salah dalam melakukan hal-hal yang sebelumnya belum pernah dicoba.
Itulah penjelasan kenapa anak terakhir selalu salah yang perlu diketahui. Anak bungsu tak selamanya lekat dengan citra manja. Sebagian justru sebaliknya. Merasa minder dan tertekan akibat tuntutan orang tua serta anggota keluarga lainnya. (DN)