Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Contoh Victim Blaming dalam Kehidupan Sehari-hari
7 April 2024 23:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Victim blaming merupakan salah satu istilah yang ada di dalam ilmu psikologi yang merujuk pada korban kejahatan yang justru disalahkan. Ada banyak contoh victim blaming dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentunya harus dicegah karena bagaimanapun menyalahkan korban kejahatan akan memberikan beban mental tersendiri. Untuk lebih jelasnya, simak dalam pembahasan berikut ini.
Contoh Victim Blaming
Dikutip dari buku Victim Blaming InRape Culture karya Siti Nurbayani dkk., (2023) victim blaming merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menyebut keadaan di mana korban kejahatan yang justru disalahkan.
Alih-alih bersimpati dan menuntut pertanggungjawaban pelaku, masyarakat justru mengalihkan fokus pada perilaku korban yang dianggap "mengundang" masalah. Dampak dari victim blaming bisa sangat merugikan.
Korban yang sudah mengalami trauma akibat kejadian tersebut justru dibuat semakin terpuruk secara mental. Mereka bisa merasa bersalah, terisolasi, dan bahkan enggan melaporkan kejahatan yang dialami karena takut disalahkan kembali.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah beberapa contoh victim blaming dalam kehidupan sehari-hari yang harus menjadi perhatian seluruh masyarakat.
1. Korban Pelecehan Seksual
Korban pelecehan seksual kerap disudutkan dengan pertanyaan seperti, "Emangnya kamu pakai baju apa, sih?" atau "Kok sendirian malam-malam?".
Komentar ini seolah-olah menyatakan bahwa pakaian atau aktivitas korban menjadi alasan dilakukannya pelecehan seksual. Padahal, pelecehan seksual adalah kejahatan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelaku.
2. Korban Pencurian
Seseorang yang kehilangan barang karena kecurian kadang dikomentari, "Ya makanya barang jangan ditaruh sembarangan."
Komentar ini menyalahkan korban atas kelalaian mereka dalam menjaga barang, padahal pencurian tetap merupakan tindak kriminal yang dilakukan pelaku dengan kesengajaan.
3. Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
Korban KDRT tidak jarang dipersalahkan dengan komentar seperti, "Pasti kamu yang ngomel duluan sampai dia marah." atau "Kamu nggak pernah nurutin kemauannya, ya?".
ADVERTISEMENT
Komentar semacam ini menafikan peran pelaku sebagai pihak yang melakukan kekerasan dan justru menyalahkan korban atas kondisi rumah tangga mereka.
Baca juga: Gejala Philophobia dan Pengobatannya
Selain tiga hal tersebut, masih ada banyak contoh victim blaming dalam kehidupan sehari-hari yang harus diperhatikan dan dicegah oleh seluruh lapisan masyarakat. (WWN)