Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kenali Ciri-Ciri Toxic Marriage yang Patut Diwaspadai
1 Januari 2025 16:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Toxic marriage merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan pernikahan yang tidak sehat. Toxic marriage ini perlu diwaspadai dan juga dihindari karena dapat berpengaruh pada kesehatan mental. Oleh karenanya, penting untuk memahami ciri-ciri toxic marriage.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, toxic marriage adalah hubungan pernikahan yang ditandai dengan pola-pola interaksi yang merugikan salah satu atau kedua belah pihak, baik secara fisik, emosional, maupun mental. Pernikahan yang toxic tidak hanya berdampak pada pasangan, tetapi juga dapat memengaruhi anak-anak dan lingkungan sekitar.
Ciri-Ciri Toxic Marriage
Mengutip buku Tegas Membangun Batas, Desy Wee (2021:83), hubungan yang tidak sehat atau hubungan toxic merupakan hubungan yang dibangun di atas konflik, persaingan, dan kebutuhan satu orang untuk mengontrol yang lain.
Toxic marriage sering kali melibatkan elemen seperti kontrol berlebihan, kurangnya komunikasi yang sehat, ketidakjujuran, dan kurangnya rasa hormat atau empati. Berikut beberapa ciri-ciri toxic marriage yang penting untuk diketahui.
1. Minim Komunikasi
Komunikasi yang tidak berjalan dengan baik sering kali menjadi akar dari banyak masalah dalam pernikahan. Ketika komunikasi lebih sering dipenuhi kritik, penghinaan, atau bahkan diam, hubungan menjadi sulit untuk berkembang. Minimnya komunikasi yang sehat dapat menimbulkan kesalahpahaman dan rasa keterasingan antara pasangan.
ADVERTISEMENT
2. Pasangan Terlalu Mendominasi
Dominasi yang berlebihan oleh salah satu pihak dapat membuat pasangan kehilangan ruang untuk mengekspresikan diri. Hubungan yang sehat membutuhkan keseimbangan, dan jika salah satu pihak selalu mengambil kendali penuh, hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan yang merugikan.
3. Kurangnya Dukungan
Pasangan yang tidak saling mendukung dapat menciptakan rasa hampa dan tidak dihargai. Dukungan emosional, mental, dan fisik dari pasangan sangat penting untuk menjaga keintiman dan stabilitas hubungan. Kurangnya dukungan sering kali membuat seseorang merasa terabaikan.
4. Cemburu Berlebihan
Cemburu yang berlebihan sering kali mencerminkan kurangnya kepercayaan dalam hubungan. Ketika perasaan ini muncul terlalu sering, hal itu dapat memicu konflik yang berkepanjangan. Ketidakamanan yang terus-menerus dapat merusak rasa nyaman dan harmoni dalam pernikahan.
5. Ketidakjujuran
Ketidakjujuran dapat merusak fondasi kepercayaan dalam hubungan. Berbohong, menyembunyikan kebenaran, atau kurangnya transparansi menciptakan rasa tidak aman dan membuat hubungan sulit untuk berjalan dengan harmonis. Hubungan yang sehat membutuhkan keterbukaan dan kejujuran dari kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
6. Selalu Dikontrol oleh Pasangan
Ketika seseorang merasa dikontrol oleh pasangan, ini dapat menghilangkan kebebasan dan otonomi pribadi. Hubungan yang sehat seharusnya memberikan ruang bagi masing-masing individu untuk tumbuh. Kontrol yang berlebihan sering kali membuat seseorang merasa tidak dihargai atau bahkan terperangkap.
7. Tidak Mendapat Kepercayaan
Ketidakpercayaan dalam hubungan sering kali menjadi sumber konflik yang signifikan. Ketika pasangan tidak memberikan kepercayaan, hal ini menciptakan lingkungan yang penuh dengan kecurigaan dan ketegangan. Kepercayaan adalah elemen penting untuk membangun hubungan yang kuat dan langgeng.
Penting untuk memahami bahwa pernikahan yang toxic dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional. Mengenali ciri-ciri toxic marriage ini penting untuk mengambil langkah yang tepat dalam memperbaiki atau mempertimbangkan hubungan. (BAI)
ADVERTISEMENT