Mengenal Toxic Femininity, Asumsi, dan Cara Menyikapinya

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
17 September 2023 12:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi toxic femininity. Sumber: Polina Kovaleva/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi toxic femininity. Sumber: Polina Kovaleva/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Toxic femininity artinya suatu tuntutan sosial yang ditujukan terhadap perempuan. Hal ini bisa membuat perempuan merasa tertekan karena dirinya dituntut untuk mampu melakukan sesuatu.
ADVERTISEMENT
Putri dan Sofia dalam Benarkah Feminitas Toksik Ada? Bagaimana Implikasinya terhadap Resiliensi Perempuan Korban Kekerasan? menjelaskan jika toxic femininity adalah suatu bentuk tuntutan yang membuat perempuan merasa tidak nyaman.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu toxic femininity, mari baca artikel berikut ini.

Apa Itu Toxic Femininity?

Ilustrasi toxic femininity. Sumber: Tima Miroshnichenko/pexels.com
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, toxic femininity artinya suatu bentuk tuntutan, standarisasi, atau diskriminasi masyarakat sosial yang ditujukan terhadap perempuan.
Bentuk toxic femininity sendiri bisa berupa kemampuan, sifat, perilaku, dan kemauan perempuan untuk menjadi serba bisa sehingga perempuan justru merasa tertekan.
Misalnya adalah stigma bahwa perempuan harus bisa memasak. Hal ini justru akan membuat tantangan dan tekanan sendiri. Pasalnya, tidak semua perempuan memiliki keahlian dalam memasak.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut masih banyak melekat di benak masyarakat Indonesia. Di sisi lain, gema kesetaraan gender pun masih terdengar sampai sekarang yang berusaha untuk menghilangkan setiap bentuk diskriminasi.

Asumsi Toxic Femininity

Ada banyak bentuk stereotip terhadap perempuan yang masih menempel di benak masyarakat sampai saat ini. Adapun beberapa bentuk asumsi atau stigma toxic femininity adalah.

Cara Menyikapi Toxic Femininity

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyikapi toxic femininity. Adapun beberapa cara menyikapi toxic femininity adalah.

1. Menjadi Diri Sendiri

Salah satu cara menyikapi toxic femininity adalah menjadi diri sendiri. Pasalnya, menuruti perkataan orang lain hanya membuat seseorang merasa tertekan.
ADVERTISEMENT
Dengan menjadi diri sendiri, seorang perempuan akan lebih percaya diri dan membuat dirinya merasa nyaman.

2. Tidak Memandang Orang Lain Berdasarkan Stereotip

Cara menyikapi toxic femininity lainnya adalah tidak memandang orang lain berdasarkan stereotip yang ada. Pasalnya, hal itu justru dapat merendahkan seorang perempuan.
Di sisi lain, hal itu juga bisa menyinggung perasaan perempuan. Maka dari itu, dibandingkan memandang seseorang berdasarkan stereotip, sebaiknya lihat seseorang secara apa adanya.
Demikian sederet informasi seputar apa itu toxic femininity, asumsi, dan cara menyikapinya. [ENF]