Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Toxic Parenting dan Cara Mengatasi Dampaknya
11 Januari 2025 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengatasi dampak toxic parenting memerlukan kesadaran dan usaha dari kedua belah pihak, baik orang tua maupun anak. Orang tua perlu belajar mengenali pola asuh yang merugikan dan berusaha memperbaikinya.
Memahami Toxic Parenting dan Mengatasi Dampaknya
Hal ini dapat melalui sikap otoriter, manipulatif, mengabaikan, atau menggunakan pendekatan yang merusak kepercayaan diri anak. Pola asuh ini biasanya terjadi secara konsisten dan berkepanjangan.
Orang tua yang toxic sering kali tidak menyadari bahwa perilakunya berdampak buruk. Misalnya, orang tua sering mengkritik anak secara berlebihan, membandingkan anak, atau mengontrol semua aspek kehidupan anak.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Toxic Parenting, Hamid Sakti (2023), sikap seperti ini dapat membuat anak merasa tidak dihargai, tidak dicintai, atau bahkan kehilangan identitas dirinya. Salah satu ciri utama toxic parenting yaitu penggunaan manipulasi emosional.
Contohnya, orang tua mungkin menggunakan rasa bersalah untuk mengontrol anak. Misalnya berkata, "Kalau kamu benar-benar sayang sama Ibu, kamu akan melakukan ini".
Selain itu, toxic parenting juga bisa muncul dalam bentuk pengabaian emosional. Di mana kebutuhan emosional anak diabaikan atau diremehkan.
Dampak toxic parenting terhadap anak sangat serius dan sering kali bertahan hingga dewasa. Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah, kesulitan membangun hubungan yang sehat.
Anak ini juga mengalami masalah kecemasan dan depresi. Anak juga dapat mengembangkan pola pikir yang negatif tentang dirinya sendiri, seperti merasa tidak pernah cukup baik atau selalu merasa takut gagal.
ADVERTISEMENT
Berikut upaya yang dapat mengatasi dampak tersebut.
Toxic parenting bukanlah akhir dari segalanya. Dengan kesadaran dan usaha bersama, hubungan antara orang tua dan anak dapat diperbaiki, menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung bagi semua anggota keluarga.
Toxic parenting adalah pola asuh yang merugikan perkembangan anak. Pola asuh penuh kasih sayang dan pengertian adalah kunci untuk menghindari dampak buruk ini dan membangun hubungan keluarga yang harmonis. (Msr)
ADVERTISEMENT