Penyebab Toxic Positivity dan Cara Mengatasinya

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
13 Maret 2024 20:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi toxic positivity. Sumber foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi toxic positivity. Sumber foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyebab toxic positivity menjadi salah satu hal yang penting untuk diketahui oleh manusia. Sebab, dengan ini setiap orang bisa menghindari dan menemukan solusi untuk mengatasi toxic positivity.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman VeryWell Mind, toxic positivity sendiri adalah kondisi di mana seseorang merasa harus tetap berpikir positif dan optimis, walaupun sedang berada di situasi terburuk. Jadi, manusia akan menolak segala emosi yang masuk demi menjaga kepositifan.
Untuk mengetahui apa saja penyebab toxic positivity dan cara mengatasinya, simak pembahasan berikut ini.

Penyebab Toxic Positivity dan Cara Mengatasinya

Ilustraasi toxic positivity. Sumber foto: Unsplash
Setiap manusia pasti pernah tertimpah sebuah masalah. Namun, cara individu merespon dan menghadapi masalah ini tentu saja berbeda-beda. Namun di beberapa kasus, ada individu yang menghadapi segala permasalahan buruk dengan pemikiran dan perilaku positif.
Kondisi inilah yang disebut sebagai toxic positivity, yakni kebiasaan untuk tetap bahagia walaupun sedang dihadapi oleh masa sulit. Akibatnya, pengidapnya selalu memendam emosi buruk, seperti marah.
ADVERTISEMENT
Toxic positivity bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Sering Bersikap Gegabah

Salah satu penyebab toxic positivity adalah selalu bersikap gegabah ketika mengambil keputusan. Karena selalu terburu-buru untuk melihat segala sesuatu dari sisi positif, individu akan lebih mudah mengambil sebuah kesimpulan tanpa memikirkan konsekuensinya.

2. Selalu Bergantung Pada Orang Lain

Selalu bergantung pada orang lain juga bisa menjadi faktor penyebab toxic positivity. Ketika individu selalu bergantung pada pujian atau persetujuan dari orang lain, maka mereka akan kesulitan untuk menilai sesuatu yang belum tentu baik.

3. Kurang Prinsip

Selain itu, kurangnya prinsip juga dapat menjadi penyebab toxic positivity. Orang yang tidak memiliki prinsip biasanya lebih memilih jalan yang mudah, tanpa mempertimbangkan nilai atau kebenarannya.

4. Gemar Mengikuti Arus

Penyebab toxic positivity selanjutnya adalah gemar mengikuti arus, dan menilai sikap positif sebagai tolak ukur untuk bahagia. Akibatnya, mereka akan selalu berusaha menjaga sikap dan pola pikir positif, walaupun kondisi mereka sedang tidak baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Itulah dia beberapa penyebab toxic positivity yang paling sering terjadi. Demi menghindari kebiasaan ini, individu perlu menanamkan pemikiran bahwa tidak apa-apa marah dan sedih sesekali.
Selain itu, individu juga bisa menerima dan mengelola segala emosi yang dirasakan agar tidak menyesal di kemudian hari. (RN)