Quarter Life Crisis: Pengertian, Penyebab, dan Ciri-cirinya

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
Konten dari Pengguna
15 Maret 2023 10:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi stres di masa quarter life crisis. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stres di masa quarter life crisis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Quarter life crisis adalah sebuah fase di mana individu merasakan krisis secara emosional di usia 20-an. Di fase ini, seseorang akan merasa cemas tentang masa depannya dan mulai mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pilihan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku The Unique Challenges of Life In Your Twenties karya Robbns dan Wilner, penyebab quarter life crisis adalah ketidakmampuan individu dalam menemukan identitasnya sebelum memasuki fase kedewasaan. Akibatnya, ia merasa bingung dan gagal dalam membangun sebuah komitmen tersebut.
Quarter life crisis juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi seperti ekspektasi yang tidak sesuai harapan, karier dan dunia pekerjaan, hubungan percintaan, tekanan untuk memenuhi harapan orangtua, dan tidak pede dengan masa depan.
Quarter life crisis adalah fase normal yang bisa dirasakan oleh siapa saja. Agar lebih memahaminya, simaklah penjelasan lengkap tentang quarter life crisis dalam artikel berikut ini.

Apa yang Dimaksud dengan Quarter Life Crisis

Ilustrasi quarter life crisis. Foto: Dok. Freepik
Mengutip buku Haflway Between Somewhere and Nothing karya Allison Black, quarter life crisis adalah kondisi krisis emosional yang bisa dicirikan dengan perasaan tak berdaya, terisolasi, ragu-ragu akan kemampuan sendiri, dan takut akan sebuah kegagalan.
ADVERTISEMENT
Quarter life crisis dapat memicu perasaan takut dan cemas akan kehidupan di masa depan. Berapa aspek yang dapat menjadi masalah ketika memasuki masa quarter life crisis adalah karena sering tidak yakin dengan jalan hidup yang sedang dijalani.
Ia merasa tak puas dengan apa yang didapat dan dimiliki saat ini. Kemudian, timbul kerinduan pada kehidupan masa lalu, merasa tidak aman dengan kondisi keuangan, kesulitan dalam pengambilan keputusan, sering berandai lari dari kenyataan, dan lain-lain.
Terdapat 4 fase quarter life crisis yang biasa dialami seseorang, yakni sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

Apa Saja Ciri-ciri Seseorang yang Sedang Mengalami Quarter Life Crisis?

Ilustrasi quarter life crisis. Foto: Dok. Freepik
Ada tujuh aspek yang menjadi pertanda atau ciri-ciri seorang individu yang sedang mengalami quarter life crisis. Dikutip dari buku Berdamai dengan Quarter Life Crisis karya Jewellius Kistomi (2022), berikut penjelasannya:
Quarter life crisis banyak dialami oleh individu pada usia 20 tahunan. Para ahli mendefinisikannya sebagai periode pergolakan emosional dan perasaan insecure setelah perubahan besar dari masa remaja menuju fase dewasa.
Fenomena quarter life krisis dimulai pada rentang usia 21-28 tahun. Di usia tersebut, banyak orang yang merasa khawatir dengan kehidupan di masa depan, khususnya yang berkaitan dengan karier, relasi, dan kehidupan sosial.
ADVERTISEMENT

Penyebab Quarter Life Crisis

Ilustrasi quarter life crisis. Foto: Dok. Freepik
Faktor internal yang menyebabkan quarter life crisis adalah karena ketidakstabilan emosi yang dimiliki seseorang. Dalam fase ini, ia tidak mampu merespons segala persoalan yang dihadapinya dengan baik.
Akibatnya, orang yang mengalami quarter life crisis akan merasa terombang-ambing dalam hidupnya. Ia berada dalam situasi yang sangat memuakkan, di mana segala hal terasa tidak pasti dan tidak memiliki jalan keluar.
Kondisi ini dapat diperparah jika seseorang dipaksa untuk mengatur kondisi keuangan dan emosionalnya sendiri. Terlebih jika mereka harus berusaha membangun karier dan menyesuaikan diri dengan tuntutan pernikahan.
Selain faktor internal, ada juga faktor eksternal yang menyebabkan quarter life crisis. Berikut uraiannya yang bisa Anda simak:

1. Keluarga, pertemanan, dan hubungan percintaan

Selama hidup, manusia tidak terlepas dari komunikasi interpersonal dengan orang lain. Tiap individu selalu terhubung dengan keluarga, teman, dan pasangannya masing-masing. Terkadang hal ini dapat memicu mereka untuk merasakan ketidakstabilan emosi di masa quarter life crisis.
ADVERTISEMENT

2. Tantangan akademis

Adakalanya seseorang bertanya, apakah pendidikan yang diambilnya saat ini sudah tepat atau belum. Sehingga hal ini dapat memunculkan perasaan ragu dan takut ketika ingin mengambil keputusan.

3. Kehidupan pekerjaan

Ketika mulai dewasa, seseorang terkadang merasa belum siap untuk mandiri secara finansial. Kondisi ini bisa membuatnya merasa bimbang dengan pekerjaan yang digeluti dan tidak yakin dengan karier yang sedang dibangunnya.
(MSD)