Konten dari Pengguna

Eks Juara Tinju Satu Dekade Ini Bangkrut Usai Bantu Biaya Perang Dunia II

24 Maret 2021 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petinju asal AS, Joe Louis tercatat pernah 25 kali mempertahankan gelar juara dunia  miliknya. Foto: AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Petinju asal AS, Joe Louis tercatat pernah 25 kali mempertahankan gelar juara dunia miliknya. Foto: AP Photo
ADVERTISEMENT
Seperti banyak atlet pada umumnya, petinju juga bisa kehilangan semua uangnya dengan sangat cepat. Biasanya mereka bangkrut karena gaya hidup yang boros, tapi berbeda dengan Joe Louis, yang bangkrut karena terlalu dermawan.
ADVERTISEMENT
Lahir di AS pada Mei 1914, Joe Louis mulai bertinju secara kompetitif pada 1931. Tiga tahun berselang, dirinya mulai memasuki karier profesional di dunia tinju. Sebanyak 70 pertandingan yang pernah dilakoninya, dia hanya menelan 3 kekalahan saja.
Petinju berjuluk ‘Brown Bomber’ itu telah menjadi juara dunia kelas berat sejak 1937 hingga 1949. Selama lebih dari satu dekade, Joe Louis tercatat telah 25 kali mempertahankan sabuk juara dunia miliknya.
Joe Louis (kiri) saat bertinju di atas ring. Foto: Charles Knoblock/AP Phot
Diwartakan Sportscasting, Louis telah menghasilkan lebih dari USD 5 juta dari karier tinjunya. Meski tidak diketahui seberapa besar nilainya jika menggunakan kurs hari ini, tetapi jumlah tersebut adalah uang yang sangat banyak pada saat itu.
Sayang, legenda tinju tersebut harus berurusan dengan International Revenue Service (IRS), sebuah lembaga federal yang mengurusi pajak dan keuangan di AS. Dari sinilah petaka keuangan Joe Louis dimulai.
ADVERTISEMENT
IRS menetapkan bahwa Louis harus membayar sebesar USD 1 juta (sekitar Rp14 miliar) dalam bentuk pajak dan denda. Sayang, Louis ternyata telah menghabiskan dan memberikan sebagian besar uang yang dimilikinya untuk kegiatan amal.
Louis melakukan banyak hal baik untuk dunia dengan kekayaan yang dimilikinya. Setelah Louis menghasilkan banyak uang, dia banyak membantu orang lain, termasuk membeli seragam untuk beberapa perwira kulit hitam yang pernah menjadi tentara.
Tak sampai di sana, Louis juga banyak membantu selama Perang Dunia II. Dirinya pernah cuti dari atas panggung tinju untuk mengikuti kegiatan militer di AS. Louis juga menyumbangkan lebih dari USD 1,2 juta (sekitar Rp17 miliar) untuk mendukung tentara dan angkatan laut AS.
Aturan IRS pada saat itu membuat semua pengeluarannya masuk ke dalam tanggungan pajak yang wajib dibayarkan. Sayang, kewajiban tersebut tidak ditunaikan oleh beberapa orang kepercayaan Louis.
ADVERTISEMENT
"Seorang petugas pajak memeriksa keuangan saya dan menemukan saya telah meminjam uang dari perusahaan saya sendiri dan belum membayar pajak atas uang yang saya pinjam. Saya tidak tahu, dia mungkin juga sedang berbicara menggunakan bahasa Yunani dengan saya. Yang saya tahu adalah saya tidak punya uang," tulis Joe Louis dalam autobiografinya yang berjudul 'Joe Louis: My Life', dilansir dari Bleacher Report.
Joe Louis sempat banting setir jadi pegulat karena terlilit utang. Foto: Warren W. Winterbottom/AP Photo
Menghadapi realita bahwa dirinya sedang terlilit utang, Louis tak mau tinggal diam. Dia berjuang keras untuk melunasi utang yang dimilikinya itu. Bahkan, setelah pensiun dari tinju, dia masih harus bekerja agar dapat menghasilkan uang. Dia mengambil kesempatan apapun yang dia bisa untuk membayar seluruh utangnya.
Dia kemudian membintangi beberapa iklan, seperti rokok dan firma hukum. Meski tidak sesuai dengan idealismenya, dia tetap menjalankan hal tersebut. Sayang, tak satu pun jalan yang diambilnya saat itu yang cukup untuk melunasi utang-utangnya.
ADVERTISEMENT
Para penggemar bahkan mulai mengirimkannya uang. Meski pada akhirnya Louis mengirim semua uang itu kembali, tetapi itu jelas mempengaruhinya.
Joe Louis saat di ruang ganti. Foto: HWG/AP Photo
"Anak-anak mengirimkan saya dolar dari sedikit uang yang mereka tabung. Seorang anak kecil bahkan mengirimkan saya uang," kenangnya dalam autobiografinya.
Merasa sedih, stres, dan takut berakhir di penjara, Louis kemudian menandatangani kesepakatan untuk menjadi seorang pegulat. Keterampilan tinjunya memang telah menurun, tetapi dia masih bisa menggunakan popularitasnya untuk menarik perhatian banyak orang.
Tidak peduli bagaimana pers akan memberitakannya. Tidak peduli cacian apa yang akan menantinya. Yang pasti, ada banyak uang yang bisa diambil oleh Louis dari panggung gulat.
"Ketika mereka memberi saya tagihan yang bisa saya bayar, saya ingin melakukannya," jelas Joe Louis mengapa menerima tawaran menjadi seorang pegulat.
Joe Louis. Foto: Bettmann/Getty Images
"Semua orang tidak setuju dengan apa yang telah saya lakukan, tetapi saya yakin lebih banyak orang yang setuju dengan saya daripada mereka yang tidak,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Louis juga pernah bekerja sebagai penyambut tamu di kasino di Las Vegas. Beruntung baginya, kasino tersebut dimiliki oleh teman baik Louis di militer. Dia bernama Ash Resnick. Bahkan, Resnick tak segan memberikan Louis sebuah rumah untuk ditempati.
Jack Dempsey, Frank Sinatra, dan Joe Louis (kiri ke kanan). Foto: Twitter/@sigg20
Bala bantuan juga diterima oleh Joe Louis saat dirinya menderita sakit jantung. Saat sakit, teman Louis sekaligus penyanyi terkenal, Frank Sinatra, membayar semua tagihan medisnya.
Legenda tinju AS itu mengembuskan napas terakhirnya pada April 1981 di usianya yang ke-66. Dalam duka, banyak teman-temannya yang membantu, termasuk petinju asal Jerman, Max Schmeling, yang pernah mengalahkan Louis. Schmeling diketahui membantu pembayaran biaya pemakaman Louis.